4 years later..
"Saaaa ihh mana sepatu gueee"
"Itu kan ada dirak sepatu."
"Ihh.. Itu kan sneakers. Gue butuhnya heels"
Rhesa yang sedang asik menonton TV, sontak menolehkan kepala nya ke arah Shiela yang masij panik mencari highheels miliknya.
"Sejak kapan lo pake heels?bukannya biasanya lo pake sneakers ke kantor? Dan emangnya lo pernah beli heels?"tanya nya dengan wajah horor.
Shiela yang mendengarnya, berubah pias. Datar menatap Rhesa dengan tatapan polosnya, "oh iya ya, gue kan gak pernah beli heels"
"AAAA TAPI HARI INI GUE ADA PROYEK SAMA PERUSAHAAN GEDE RHESAAA MASA GUE KESANA PAKE SNEAKERSS SIHHHHH?!!!!"
Rhesa meringis sembari menutupi kedua telinganya. Memangnya salah siapa juga? Jelas jelas salah Shiela juga tak pernah mau dibelikan heels oleh Rhesa. Bahkan hadiah ulang tahun pernikahan mereka saja, ketika Rhesa memberinya Highheels yang harganya tergolong mahal, dia tolak mentah mentah.
"Jadi?"
"YA ANTERIN GUE BELI LAH GOBLOK"
"Ck.. Bentar, diem disitu"
Atas dasar rasa SAYANG nya terhadap Shiela, Rhesa memaksakan kakinya yang benar benar mager ini menuju kamar. Membuka lemari bagian bawah. Dan mengambil sebuah kotak sepatu dari sana.
Rhesa tak pernah membuangnya. Ia tau, dengan Shiela menolaknya bukan berarti dia tidak membutuhkannya. Meskipun bos nya saat ini masih memperbolehkan Shiela memakai sneakers saat ke kantor karena Shiela termasuk pegawai yang paling bisa diandalkan. Namun suatu saat pasti ia juga akan membutuhkannya bukan?
Rhesa melempar kotak itu, hingga mendarat tepat ditangan Shiela. Masih ingat, mereka dulunya sama sama kapten basket?
Shiela membukanya, lalu menjerit histeris, "AAAAAA.... MAKASIHHH RHESA SAYANGKUHH CINTAKUHHH LO PERHATIAN BANGET SAMA GUE MASIH NYIMPEN HEELS INI..!!"
Sekali lagi Rhesa meringis memegangi kedua telinganya, "punya bini, kok jadi alay gini yak?"gumamnya.
"Gue berangkat dulu yak" ucap Shiela sembari menghampiri Rhesa, lalu mengecup bibirnya sekilas. Hal itu memang sudah biasa semenjak Rhesa kembali.
Yah, semenjak Rhesa kembali setelah 2 tahun lamanya menghilang.
"Hati hati!!" teriak Rhesa yang lalu kembali bermalas malasan.
Setahun yang lalu, Rhesa dan Shiela sama sama wisuda dengan hasil yang memuaskan. Shiela yang memang memiliki nilai yang besar, mendapatkan undangan lamaran pekerjaan diberbagai perusahaan untuk seorang Arsitek tentunya.
Hingga sekarang, ia menikmati pekerjaannya yang merupakan cita citanya sejak kecil.
Dan jangan kira dengan Rhesa bermalas malasan seperti ini, dia tidak bekerja. Ia juga memiliki pertanggung jawaban untuk keluarganya. Ya walaupun masih belum bertambah. Masih Rhesa dan Shiela saja.
Dia bekerja sebagai guru les privat matematika dari salah satu bimbel terkenal. Dan kerjaannya juga tidak perlu dikantoran. Ia hanya perlu membantu Siswa yang bertanya padanya melalui online. Atau jika memang siswa itu benar benar tidak mengerti, barulah Rhesa bergerak. Itupun tidak menyusahkan. Namun penghasilannya dalam sebulan bisa mencapai puluhan juta.
Belum lagi, perusahaan yang papanya berikan kepadanya. Ia memang harus mengurusi semuanya. Namun karena sifat pemalas dan mageran nya, ya sama. Selama ia bisa menyelesaikannya diluat kantor, kenapa tidak? Toh, perusahaaannya saja masih berjalan baik meskipun dia jarang datang ke kantor.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dizzy alphabet, makes crazy couple
Teen Fiction"jodoh lo berdua" 1 kalimat, 3 kata, 13 huruf. Mungkin hanya kata yang simple, tapi sangat berpengaruh pada cowok dan cewek satu ini. 'Rhesa Manuel Irzena' 'Shiela Nayve Junica' Bayangkan saja, kedua makhluk yang tak pernah akur ini, terus menerus...