I miss your tan skin, your sweet smile
So good for me, so right.- back to december~taylor swift.
Shiela POV
Gue, gak peduli..
Gue sama sekali gak peduli.
Mau gue cacat kek, mau gue buta, mau gue tuli, mau gue geger otak, mau gue sekarat, ataupun mati sekalipun
Gue gak akan peduli lagi.
Semua itu cuma hal basi yang setiap orang bilang ke gue, cuma supaya gue masih bersyukur kalo gue hidup. Dan harus terima kenyataan kalo dia pergi.
Dan setiap kali mereka ngehibur gue dengan berbagai kata kata, "untung aja bla bla bla", gue cuma jawab mereka dengan teriakan gue.
"GUE LEBIH BAIK MATI, KETIMBANG HIDUP SEHAT TAPI TANPA ADA RHESA!!"
Gue benci.
Gue benci nerima kenyataan kalau Rhesa ngebiarin gue hidup, sedangkan dia ngorbanin nyawa dia. Demi gue.
Gue benci. Gue benci sama diri gue yang nurut aja, waktu dia nyuruh gue lompat, sedangkan dia masih megang stir mobil. Gue lebih baik mati. Gue bener bener gak bisa hidup tanpa dia. Nggak bisa. Walaupun gue sama dia kerjaannya beranten mulu, jauh di lubuk hati gue, gue sayang dan cinta sama dia. Gue gak mau kehilangan dia.
Kenapa sih Sa, lo milih mati sendiri tanpa gue? Lo pikir dengan gue hidup, gue seneng? Nggak rhesa, nggak sama sekali. Lebih baik gue nemenin lo di sana. Di tempat lo berada.
Gue makin emosi, tiap kali polisi dateng buat ngasih kabar kalo Rhesa belum di temuin. Padahal ini udah genap 2 bulan setelah kecelakaan itu. Dan gue, masih di rawat di rumag sakit karna kaki tangan gue patah. Dan luka dalem tubuh gue belum pulih.
Persetan sama semuanya.. Gue cuma mau Rhesa.
Rhesa ada di samping gue..
Author POV
Kirana lagi lagi hanya bisa menghela nafasnya lelah. Ia sakit, sakit melihat putri nya kini hanya terbaring lemah menatap langit langit dengan tatapan kosong nya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun dari bibirnya.
Ia meringis tiap kali putri nya itu menggumamkan nama Rhesa. Yang disambung teriakan agar Rhesa kembali padanya. Namun ia rasa hal itu lebih baik dibandingkan ketika Shiela diam seperti saat ini.
Ia benar benar seperti robot. Ia seperti boneka. Ia benar benar terlihat seperti boneka manekin.
Raganya memang masih disini. Raganya memang masih hidup. Tetapi jiwanya entah kemana. Jiwanya mati. Ia hanyalah sebuah raga yang hidup tanpa jiwa.
Tatapan Shiela selalu kosong. Tak ada sorot apapun disana. Sorot senang ataupun sedih kini tak menghiasi mata indahnya. Kini hampa.
Kirana tau betul, kalau putrinya sangatlah terpukul karna kepergian Rhesa. Bahkan 2 bulan sudah berlalu. Berlalu sangat cepat bagi gadis itu.
2 bulan lalu, sejak ia sadar dari koma-nya. Sejak ia bertanya pada Kirana dan Adhi tentang keberadaan Rhesa, hingga akhirnta mengingat yang terjadi, Shiela hancur. Hancur sehancur hancurnya. Ia depresi, dan hanya bisa berteriak nama Rhesa, persis seperti orang gila. Bahkan sudah 3 kali ia kembali ke masa koma nya dalam waktu 2 bulan ini.
Kirana tau, Shiela sangatlah terpukul karna kepergian Rhesa. Terlebih karna Rhesa yang hanya menyelamatkan Shiela tanpa memerdulikan hidupnya.
Dan kini, Shiela hanya terduduk di kursi roda sembari menatap hamparan bunga dihadapannya. Kirana sengaja membawanya kemari, ke taman belakang rumah sakit ini. Tujuannya hanyalah agar Shiela bisa tenang, untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dizzy alphabet, makes crazy couple
Teen Fiction"jodoh lo berdua" 1 kalimat, 3 kata, 13 huruf. Mungkin hanya kata yang simple, tapi sangat berpengaruh pada cowok dan cewek satu ini. 'Rhesa Manuel Irzena' 'Shiela Nayve Junica' Bayangkan saja, kedua makhluk yang tak pernah akur ini, terus menerus...