third

307 10 0
                                    

author pov

hari ke 7 masa liburan, member infinite diminta untuk mendatangi kantor agensi untuk membahas masalah konser yang akan mereka jalani dua minggu ke depan. terlihat kini mereka sedang berdiskusi dengan staf penanggung jawab konser di salah satu ruangan. cukup lama memang mereka membahas masalah konser. woohyun memandang sunggyu yang kini sedang mengalami frustasi, mungkin karena debat antara dirinya dan salah satu penanggung jawab.

"hyung .." panggil woohyun berusaha untuk bisa mencairkan suasana hati sunggyu. "wae !!" serunya yang terlihat masih marah. "ahh, woohyun-ah, kau bisa membantuku ?" pinta sunggyu. "aku akan membantu, apa yang perlu aku bantu ?" tanya woohyun. "sepertinya aku meninggalkan berkas itu di ruang audio. bisakah kau mengambilnya untukku ?" ucapnya meminta bantuan woohyun. "ruang audio ?" tanya woohyun meyakinkan sunggyu. "iya.." angguk sunggyu. "kau memintaku pergi sendirian kesana ?" tanya woohyun kembali meyakinkan sunggyu. "iya, disana kan ada orang. pergilah sendiri." ucap sunggyu. "jika kau takut kau bisa kesana dengan sungjong." imbuh sunggyu. "anniya,, aku akan mengambilnya sendiri. tunggu sebentar yah..." pamit woohyun bergegas menuju ruang audio.

woohyun pov

kulihat pintu ruang studio yang kini ada didepanku, "hmm,, chogiyo !!" seruku memanggil salah satu karyawan agensinya. "apa didalam ada orang ?" tanyaku sembari menunjuk pintu audio. "biasanya didalam ada orang, coba saja masuk kedalam." jawabnya. "ahh,, terima kasih." sahutku yang disertai anggukan karyawan tadi. aku pun memberanikan diri masuk kedalam ruang audio. gelap, itulah kondisi ruangan yang aku masuki sekarang. keringat ku mulai keluar dari tubuhku, aku mencoba mencari-cari tombol lampu, setelah kutemukan tombol itu segera aku menekannya tetapi lampu tak kunjung menyala sehingga membuatku harus berulang kali menekan. "ahh,, kenapa tidak mau menyala.." gumamku. suara pintu terkunci terdengar dari telingaku, aku langsung bergegas menuju pintu dan berusaha untuk membukanya. "chogiyo !! tolong buka pintunya chogiyo !!!" seruku.

naeun pov

"kemana sih ini anak ?" gerutuku mencari chorong yang tak kunjung muncul. brukk.. tak sengaja ku menabrak seseorang, "jeungshimnida.." sahutku. "iya.. tidak papa." jawabnya, suara itu tak asing bagiku. kulihat sosok yang aku tabrak kini didepanku. namja itu juga melihatku, "kau !!" serentak kami bersama terkejut. "sedang apa kau disini ?" tanyaku. "ahh,, aku ada urusan disini, kau sendiri ?" tanyanya membalikkan pertanyaanku. "aku sedang mencari temanku disini." jawabku. "temanmu ? siapa ? siapa tahu saja aku mengenalnya." tanyanya mencoba untuk membantuku. "hmm,, aku rasa kau tidak akan mengenalnya." jawabku kemudian membungkukkan badanku untuk pamit pergi. kulihat sisi kananku yang terdapat sebuah poster boyband. kupandangi dengan mataku wajah namja yang tidak asing bagiku, "dia ...?" kejutku seraya menatap punggung namja itu yang kini sudah mulai berjalan menjauh. "seorang idol ?" lagi-lagi aku terkejut, bagaimana bisa aku tidak mengenalnya.

author pov

didalam ruang diskusi, sunggyu masih celingukan menanti woohyun datang, ditatapnya pintu masuk ruangan dan muncullah myungsoo. "haiss.." gerutunya ketika yang ia lihat bukan woohyun. "kenapa hyung ?" tanya hoya. "aku meminta woohyun untuk mengambil berkas surat perjanjian konser." jawab sunggyu. "oh,, yang kau debatkan tadi dengan yuna nunna." tebak hoya. "iya.." angguknya.

chorong pov

"chogiyo !!!" suara teriakan namja itu terus mengganggku, "yak !! sudah berapa kali kau terus berteriak seperti itu, kau sangat mengganggu ku. aku sama sekali tidak bisa konsentrasi." seruku kepada sosok yang tak bisa kulihat jelas didepanku. "mianhae.." sahutnya begitu lirih. kunyalakan cahaya diponselku dan menuju kearahnya, "chogi.." kejutku ketika melihatnya terduduk lemas, akupun langsung menghampirinya. "gwenchanayo ?" tanyaku sembari memegang bahunya "ohh, kau pelanggan ..." betapa terkejutnya aku ketika mendapati tubuhnya jatuh dalam dekapanku. aku merasa jantungku berdegup kencang entah kenapa, aku seperti mengenalnya.

author pov

naeun dan security sekarang sudah berada dipintu ruang audio. mereka pun bergegas untuk membukanya, "chorong-ah.." panggil naeun dia terkejut melihat sosok namja yang kini dalam pelukan chorong. "naeun-ah.. gomawo" sahut chorong yang meminta bantuan ke naeun untuk menolongnya di ruang audio dan menceritakan padanya bahwa dia terkunci. "oohh,, woohyun-shi !!" kejut security yang kini bersama naeun, "ahh,, apa anda bisa membawanya ke klinik ?" tanya chorong meminta pertolongan security. "aku akan meminta bantuan nona.." sahutnya langsung bergegas pergi. chorong memandang mata woohyun yang masih terpejam.

at ruangan diskusi, "maaf permisi .." ucap security sontak membuat semua yang berada diruangan itu beralih menatapnya. "woohyun-shi, dia pingsan didalam ruangan audio. sekarang staff kami sudah membawanya ke klinik." ucap securtity tersebut yang langsung membuat sunggyu bangun dari duduknya dan bergegas menuju ke klinik diikuti dengan para member yang lain.

chorong pov

aku masih melihat wajahnya yang sangat indah dan membuatku merasa nyaman. "chorong-ah.." panggil naeun membuatku langsung menatapnya. "wae ?" tanyaku. "kau menyukainya ?" tanyanya membuatku sontak terkejut. "mwo !!" kejutku seraya menatapnya aneh. suara gemuruh langkah membuat aku dan naeun beralih menatap pintu, kulihat sunggyu dan para member lainnya sudah tiba di ruang klinik sekarang. "sunggyu oppa..." kejutku. "chorong !!" dia lebih terkejut ketika melihatku. dia pun bergegas menghampiri woohyun yang masih terpejam, "woohyun-ah.." panggilnya berharap woohyun bangun. dia pun menatapku, "kenapa kau bisa bersamanya ?" tanyanya. "ah,, dia masuk kedalam ruang studio lama dan aku berada disitu, tadinya aku sendirian didalam, aku mendengarnya teriak dan tiba-tiba dia pingsan. apa dia takut dengan gelap ? karena posisinya lampu diruangan itu belum diperbaiki, dan aku juga tidak tahu kalau pintunya juga terkunci. mungkin dia berteriak saat dia tahu pintu sudah terkunci." jelasku, "dia memiliki claustrophobia." ucap dongwoo, membuatku beralih menatap namja yang mungkin usianya tak terpaut jauh dari sunggyu hyung. "claustrophobia ?" kejutku ketika mendengarnya. "dia tidak bisa berada diruangan gelap dan sempit." jelas sunggyu. aku pun menatap wajahnya, aku sangat tahu jenis phobia ini, karena phobia ini sama seperti yang dimiliki pangeran kecilku yang sudah lama aku rindukan. "mungkinkah dia ?" batinku.

bersambung ....


You're My Snow WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang