Didalam kamar, sunggyu yang tidak bisa tidur mendengar suara gemuruh didapur pun segera bangun dari tidurnya dan menuju dapur. Ketika membuka pintu kamar, dipandangnya sungyeol dan myungsoo yang juga keluar dari kamar. "Suara apa hyung ?" Tanya sungyeol. "Aku rasa suara itu berasal dari dapur." Jawab sunggyu. Sunggyu, myungsoo dan sungyeol pun melangkahkan kakinya menuju dapur betapa terkejutnya mereka ketika mendapati tubuh lemas yang tergeletak dilantai. "Woohyun hyung..." kejut myungsoo langsung menghampiri tubuh woohyun yang terkulai lemas. "Woohyun hyung,,, bangunlah.." ucap myungsoo mencoba membangunkan woohyun. Sunggyu segera menelpon manajernya. "Haiss.. jeongmal." Kesalnya ketika tak mendapati sahutan dari yang ditelponnya. "Hyung, bagaimana ?" cemas sungyeol.
***
Myungsoo dengan telaten merawat woohyun, dia mengganti kompresan yang menempel di dahi woohyun. "Dia juga demam." Ucap myungsoo. "ah, hyung. Apa obat pereda woohyun didalam ? Kau tahu dimana woohyun hyung menyimpannya ?" Tanya myungsoo. "Apa cedera bahunya kembali kambuh ?" Tanya sunggyu. "Ne," angguk myungsoo. "Mianhae.." lirih woohyun sontak membuat sunggyu, sungyeol dan myungsoo menatapnya, dilihatnya mata woohyun masih terpejam, yah dia sedang mengigau. "Mianhae.." igaunya kembali. Myungsoo pun menggerakkan tangannya mengecek suhu panas didahi woohyun. "Haiss.. jeongmal, kenapa badannya panas sekali." Kejut myungsoo. "hyung, lebih baik kita bawa dia ke rumah sakit." Ucap sungyeol. "Tapi aku belum bisa menghubungi manajer nim." kata sunggyu. "jadi kita menunggu nanti pagi." kata myungsoo. "Aku akan mengambil obatnya." ucap sunggyu lalu bergegas menuju kamarnya mengambil beberapa obat milik woohyun dan obat penurun panas yang dia sediakan dilacinya, setelah mengambilnya sunggyu langsung memberikan ke myungsoo. "Hmm.. mianhaeyo hyung.." lagi, woohyun mengigau lagi membuat sunggyu menatap woohyun. Myungsoo dan sungyeol menatap sunggyu, "ah, woohyun hyung, minum obatnya dulu yah." Lirih myungsoo. "Myungsoo-ah, lebih baik minum obat penurun panasnya dulu." Sahut sungyeol. "Ah, ne hyung." Angguk myungsoo lalu menyuapi obat penurun panas kedalam mulut woohyun.
***
Sinar mentari yang memantulkan cahaya menuju ke celah jendela membuat manik mata woohyun merasa silau, dibukanya matanya. Diambilnya kain kompres yang masih berada di dahinya dan dengan perlahan memapah tubuhnya untuk merubah posisi duduk. "Myungsoo, sungyeol,..." kejutnya menatap myungsoo dan sungyeol yang masih tertidur tak jauh darinya. "Sunggyu hyung.." imbuhnya yang mendapati sunggyu berada disamping kirinya. Klekk,, suara pintu terbuka berasal dari kamar hoya. "Oo,, kenapa kalian tidur disini ?" Heran hoya, diapun menatap beberapa obat, air panas pada baskom, dan woohyun yang memegang kain kompres. "Apa kau sakit ?" Tanya hoya yang lalu menghampiri woohyun. "Aaaa..." teriak sungyeol yang tiba.tiba terbangun. "Yak !! Kenapa kau menginjak tanganku." Kesalnya. Suaranya berhasil membangunkan myungsoo dan sunggyu. "Ah, mianhae aku tidak lihat." Sahut hoya. "Haiss jeongmal.." kesal sungyeol. "Uh, waegure ?" Tanya sungjong yang baru keluar dari kamar. Sunggyu bangun dari posisinya lalu beranjak menuju ke kamarnya. Woohyun menatap kepergian sunggyu. "Hyung, apa demammu sudah turun ?" Tanya myungsoo lalu mengecek dahinya. "Ah,.syukurlah demammu sudah agak turun." Lega myungsoo. "Kau sakit hyung ?" Tanya sungjong menghampiri woohyun. "Gwenchana.." ucap woohyun dengan mengukir senyumnya, dia tidak ingin membuat para member khawatir. "Mau pergi ke rumah sakit ?" Tanya hoya. "Anni... gwenchana" jawab woohyun. Tatapannya menuju pintu kamar sunggyu.
***
"Nonna.. ada tamu untukmu." Ucap bibi lyn pembantu rumah tangga keluarganya. "nugu ?" Tanya chorong yang langsung berhenti dari aktifitasnya dari meja belajarnya. "Nonna jung eunji." Jawab bibi lyn. "Eunji ?" Kejutnya lalu segera pergi menemuinya di ruang tamu. "Eunji-ya.." panggil chorong yang turun dari tangga. "Chorong-ah.." balas eunji. "Kenapa kau tiba.tiba kemari ?" Tanya chorong yang kini sudah berada di hadapan eunji. "Aku dengar kau pergi ke amerika." imbuhnya. "Ne, aku memang pergi ke amerika dan sekarang aku juga sudah off dalam dunia entertain." Jelas eunji. "apa yang membawamu kemari ?" Tanya chorong kembali. "Bisakah kita bicara diluar." Pinta eunji. "Ne ? Aaahh,, ok baiklah. Tunggu aku sebentar yah. Aku juga harus memanggil naeun, karena aku tidak akan bisa pergi kalau tidak dengannya." ucap chorong. "Baiklah aku akan menunggu kalian." Angguk eunji. "Kau duduklah sebentar yah." silah chorong. "Mmm.. jangan terlalu lama yah." Pinta eunji. "Ok.." angguk chorong bergegas menuju kamarnya dan memanggil naeun di kamar tidur naeun.
***
"Konser akan diadakan dua minggu lagi, kalian sudah berlatih keras untuk dance kalian. Hyunseung hyung akan menjelaskan jadwal panggung konser that summer kalian." Jelas jungyeop, CEO kami. "Aku harap tidak selama konser nanti tidak terjadi apa.apa." imbuhnya. Jungyeop pindah posisi disamping sunggyu, dan membiarkan hyunseung menjelaskan jadwal panggung mereka. "tidak ada masalah kan ?" Tanya jungyeop pada sunggyu, membuat sunggyu mengalihkan pandangannya menuju Ceo mereka. "Tidak ada." Jawab sunggyu lalu kembali fokus ke hyunseung. "Aku lihat lihat kau jarang bersama dengan woohyun akhir.akhir ini. apa terjadi sesuatu diantara kalian ? apa kalian bertengkar lagi seperti dulu kalian saat trainee ?" Tanyanya menginterogasi. "Anni, sajangnim. Tidak terjadi apa.apa diantara kami." Jawab sunggyu. "Jinjja ? ok, aku percaya padamu." angguk jungyeop.
***
"Naeun-ah.." panggil chorong setelah membuka pintu kamar naeun. "eoh,, dimana dia ?" Bingungnya ketika tak mendapati naeun didalam kamar. chorong pun mengambil ponselnya mencoba untuk menghubungi bodyguardnya itu. "Haiss.." kesal chorong ketika mendapati jawaban panggilannya dari naeun. Lalu beranjak menuju ke bawah menghampiri eunji. "Kajja eunji-ya.." ajak chorong menghampiri eunji yang sudah berdiri menyambutnya. "Dimana naeun ?" Tanya eunji. "Aku tidak tahu dia kemana, aku tidak melihatnya dikamar." Jawab chorong. "Lalu bagaimana ? Kita tidak pergi ?" Tanya eunji. "Mianhae eunji-ya, bisakah kita bicara dikamar ku saja." ucap chorong. "Baiklah kalau begitu." Angguk eunji. "Gomawoe eunji-ya." Sahut chorong. "Kajja.." lalu menggandeng tangan eunji menuju ke kamarnya. "Sudah lama bukan kau tidak berkunjung ke rumahku." Ucap chorong. "Ne, sudah lama sekali." kata eunji. Sesampai dikamar chorong, eunji langsung duduk disebuah sofa yang terletak berada didepan ranjang tidur chorong. Tok.tok.tok, "nonna ini minumannya." Sahut bibi lyn yang berada diluar pintu kamarnya. Chorong segera membukakannya dan mengambil nampan minuman dan cemilan ringan bawaan bibi. "khamshamnida bibi lyn" sahut chorong, lalu menutup pintu kamarnya kembali dan berjalan menuju meja. "Kau mau bicara apa ?" Tanya chorong seraya menaruh minuman dan cemilan utu diatas meja depan sofa mereka duduk. "Apa laki.laki yang pernah kau ceritakan dulu padaku adalah nam woohyun ?" Tanya eunji. "ne.. ternyata dialah orangnya." jawab chorong. "Aku tidak percaya kami akan bertemu kembali satu sama lain. Tapi bagaimana kau tahu tentang itu ?" Lanjutnya. "Aku melihat kalian saat di lotte world, waktu itu aku bersama dengan howon oppa disana" jelas eunji. "Hoya ? Kau bersama dengannya ? Apa hoya melihat kami juga ?" Cemas chorong. "Aku rasa iya, sebelum aku melihatmu, hoya oppa terlebih dahulu melihat kalian. Tapi aku mencoba untuk mengalihkannya." Ucap eunji. "Chorong-ah.." panggilnya lalu memegang telapak tangan chorong. "Kau yakin semua ini akan baik.baik saja, aku sangat mengenal woohyun, karena dulu aku pernah mencintainya, jujur aku takut jika dia akan bertengkar kembali dengan sunggyu oppa." Ungkap eunji. "Bertengkar dengan sunggyu oppa ?" Kejutnya. "Ne, dulu ketika mereka dalam masa trainne, mereka sempat bertengkar dan itu sangat berlangsung cukup lama." Jelas eunji membuat chorong terdiam.
***
Soo naeun, pandangannya tak mau dialihkan pada objek matanya saat ini. "Appa... bagaimana kabarmu sekarang ?" Gumamnya. "Appa..." serunya ketika melihat sang ayah yang berada di kedainya lunglai lemas. "Ahjushi, apa kau baik.baik saja ?" Tanya pelanggannya. "Gwenchana." Lirih ayah naeun, dia tak sanggup lagi menahannya lalu terkulai lemas tak sadarkan diri. "Appa..." seru naeun yang sudah berada didepan pintu kedai dan langsung menghampiri tubuh ayahnya. "Appa.." panggilnya mencoba membangunkan ayahnya.
***
Selesai diskusi para member pun menuju ke dorm kembali. "Hyung.." panggil myungsoo kepada manajer woohyun. "Eoh, wae ?" Tanya manajer woohyun. "Bisakah kau mengantarku dan woohyun menuju ke rumah sakit." pinta myungsoo. "Waegure ?" Tanya manajer woohyun lalu menghampiri woohyun yang masih duduk diruangan tadi. "Yak !! Apa yang terjadi padamu ?" cemas manajer woohyun. "Gwenchana hyungnim." Lirih woohyun. "Anni, kita pergi ke rumah sakit. Kajja.." ajak manajer woohyun. "Aku ikut." Sela myungsoo. "Kau pulang ke dorm saja." Ucap manajer woohyun. "shireo ! Jika aku tidak memberitahumu tadi tentang kondisi woohyun hyung, kau pasti tidak akan tahu kan." kata myungsoo. "Ok baiklah." Angguk manajer woohyun.
***
Sesampai di rumah sakit, naeun masih mondar.mondir tak karuan menanti kondisi ayahnya. "dokter,." Panggilnya setelah melihat seorang dokter keluar dari ruang IGD. "Bagaimana keadaan ayah saya ?" Tanya naeun. "Jadi kau keluarganya." Ucap dokter. "Ne.." angguk naeun. "Aku selalu menanyakan keberadaan keluarganya padanya, tapi dia tidak pernah menjawabnya. Pak soo, sudah lama mengidap gagal ginjal kronis, usianya tak lama lagi, aku sudah selalu mengatakan padanya tentang kondisinya. Tapi dia selalu bersikeras memintaku obat pereda sakit" jelas dokter. "saya permisi dulu, kami akan berusaha semaksimal mungkin." Pamit dokter itu meninggalkan naeun yang mematung, air matanya menetes satu persatu. "Appa.." lirihnya, "hikss.. appa.." isaknya, tubuhnya terkulai lemas sehingga berakhir dengan posisi jongkok. "Hikss.. appa.. hiks..." isak tangis naeun.
***
"Hyung, aku akan pergi beli minuman dulu yah." Pamit myungsoo pada manajer woohyun. mereka masih menunggu pemeriksaan woohyun diluar. "eoh, ne.." angguk manajer woohyun. Myungsoo pun melangkahkan kakinya menuju ke depan rumah sakit yang terdapat minuman kaleng koin tersejajar disana. Bugg.. lengannya tak sengaja menabrak sosok yeoja. "Jeungshmnida.." sahutnya dengan suara serak. "Ahh,, ne." Angguk myungsoo kemudian menatap yeoja itu, dipandangnya punggung badan yeoja yang ditabraknya merasa tak asing dengan yeoja itu myungsoo pun langsung menghampiri yeoja tersebut. "Naeun-ah.." panggilnya lalu memegang bahu yeoja itu agar menatapnya. Yah betul dia adalah naeun. "Yak waegure ? Kenapa matamu sembab seperti ini ? Apa kau menangis ?" Tanya myungsoo. "Myungsoo-ah.." panggil naeun, dia pun segera memeluk myungsoo dan menangis kembali dibahu myungsoo. "Hikss.." tangisnya. Myungsoo hanya bisa terdiam dan membiarkan naeun meluapkan kesedihannya, myungsoo pun menutup topinya erat.erat agar sekeliling orang yang lewat di dalam rumah sakit tak mengenalnya. "Gwenchana.. semua akan baik.baik saja." Ucap myungsoo mencoba menenangkan naeun. "Hikss.." isak naeun dalam pelukan myungsoo.
***
"Hyung, aku pergi sebentar ke cafe infinite." Pamit sungyeol pada sunggyu. "Yak.. cepatlah." Angguk sunggyu. "Dimana myungsoo dan woohyun ?" Tanya dongwoo yang bingung ketidak adanya myungsoo dan woohyun. "Mereka pergi ke rumah sakit." Jawab hoya. "Mwo ? Rumah sakit ? Memangnya siapa yang sakit ?" Tanya dongwoo. "makanya hyung kalau tidur jangan terlalu nyenyak." Sindir sungjong. "Hahahaha.." tawa dongwoo mendengar sindiran sungjong. "Memangnya apa yang terjadi ?" Tanyanya kembali fokus pada pembicaraan. "Bahu woohyun mengalami kambuh, jadi myungsoo mengantar woohyun ke rumah sakit." Jelas hoya. "Kenapa tidak menyusulnya ?" Tanya dongwoo. Sungjong pun langsung mendaratkan buah jeruk pada mulut dongwoo dan memperlihatkan bahasa isyaratnya ke dongwoo untuk diam. Dongwoo pun terdiam mengunyah buah jeruk pemberian sungjong.
***
Sungyeol tiba di cafe infinite, "aaa..kamjagya.." kejutnya yang sebentar lagi dia akan terjatuh karena tersandung sebuah alat pel lantai. "Yak !!" Seru sungyeol pada sosok yang memegang alat pel tersebut. "Mwo !!" Seru bomi membalas seruan sungyeol. "Haiss.. jeongmal !! Kenapa kau selalu membuatku sial !" Gerutunya. "Mworago ?" ucap bomi. "Sial !! Haiss cih.." kesal bomi. Sungyeol pun menghentakkan kakinya ke alat pel yang dipegang bomi. "Yak !! Apa yang kau lakukan !!" Seru bomi. "Hey !! Yoon bomi !! Kenapa kau berteriak pada pengunjung." Ucap ketua koordinir kafe infinite tersebut. "Aannimmnida sajangnim. Jeungshmnida." Sahut bomi. sungyeol pun merasa senang dengan itu dan dia pun melanjutkan langkahnya memesan minuman. "Haiss.." kesal bomi. Dia pun menatap mobil member infinite, "sedari tadi aku belum melihat oppa jalan menuju ke mobil." bingungnya. Sungyeol menatap pandangan bomi yang tertuju ke mobil fan nya. "Hey I.M.O.B !!" Panggil sungyeol berhasil mengalihkan pandangan bomi kepadanya. "Wae ?!" Jutek bomi. "Kau mencari woohyun hyung ?" Tanya sungyeol lalu mengambil pesenannya dan menuju ke bomi. "ne, kemana woohyun oppa ? Aku tidak melihatnya dari tadi." Tanya bomi. "Mau aku kasih tahu ?" Ucap sungyeol. "Yak tentu saja, palli katakan padaku." Pinta bomi. "Mollaseo." Jawab sungyeol. "Mwo ?!" Kejut bomi. "Yak !! Jangan bermain main denganku." Kesalnya. "Jangan bermain.main denganmu ? Tapi kau sendiri selalu menggangguku, haiss" balas sungyeol. "hmm.. apa woohyun oppa baik.baik saja ? Aku sangat khawatir padanya." tanya bomi nada bicaranya berubah menjadi serius. "Gwenchana.. kau tidak perlu khawatir. kembalilah berkerja." Ucap sungyeol sembari mengusap poni bomi dan melangkah pergi keluar cafe. Bomi mematung memegangi poninya, "apa tadi dia mengusap rambutku." Gumamnya, senyuman manis pun terukir pada bibirnya. "Hais... yoon bomi sadarlah." Gerutunya.
***
"Bagaimana apa yang dokter katakan padamu ?" Tanya manajer woohyun ketika mendapati woohyun keluar dari ruangan pemeriksaan. "Gwenchana," jawab woohyun. "Baik.baik saja gimana ? Lihatlah bahumu di sangga lagi, itu berarti cedera bahumu tidak dalam kondisi baik." Ucap manajer woohyun. "Dimana myungsoo ?" Tanya woohyun ketika tak mendapati keberadaan myungsoo disamping manajernya. "aku tidak tahu, tadi dia pergi pamit membeli minuman. Tapi sampai sekarang dia belum kembali." Jelas manajer woohyun. Woohyun pun mengambil ponselnya menelpon myungsoo. Beralih ke myungsoo yang sedang menemani naeun di taman rumah sakit. Drdrdrtt ponselnya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk dan dia pun segera menjawabnya. "Ah, ne hyung." Ucap myungsoo. "Kau sudah selesai ?" Tanyanya. (....) "ah, mianhae, aku rasa aku akan menyusul, kau pulanglah dulu dengan manajer hyung." kata myungsoo. "...." "Ok, arraseo.." angguk myungsoo. Beralih ke woohyun, "dimana dia ?" Tanya manajer woohyun. "Dia akan menyusul pulang. Ayo kita pulang hyung.." ajak woohyun lalu melangkahkan kakinya. "Yak,, chakkaman.." seru manajernya.
***
Myungsoo menatap naeun yang masih berair mata. "Uljima.." sahut myungsoo. "Hikss.. bagaimana aku bisa berhenti menangis." Ucap naeun. "hikss.. aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku sangat menyesal tak berani menemuinya, aku tidak pernah menanyakan padanya kenapa dia meninggalkanku di keluarga tuan park. Hikss.. kenapa dia menyembunyikan semuanya padaku." ungkap naeun. "pak soo, dia selalu sangat menyayangimu. Dia tak pernah tak memikirkanmu." Sahut myungsoo. "bagaimana kau tahu ?" Heran naeun. "Pak soo memintaku untuk selalu berada didekatmu, aku memanglah pelanggan setianya saat itu, pak soo menghampiriku, dia bilang dia memiliku seorang putri yang cantik bernama soo naeun, dan dia ingin selalu melihatmu tersenyum." Jelas myungsoo. flashback ketika myungsoo dan naeun selalu bersama, pada saat itulah pak soo selalu berada dibalik keberadaan mereka, memandang wajah puterinya yang tersenyum. "Bagaimana kondisi ayahmu ? Apa sesuatu terjadi padanya ?" Tanya myungsoo. "hikss.. kondisinya sedang tidak baik. Appa, dia mengalami kritis." Sengguk naeun, myungsoo pun kembali memeluk naeun yang kembali menangis. "Uljima.. semua pasti akan baik.baik saja." Sahut myungsoo.
***
Didalam perjalanan woohyun nemandangi saku tangan spesialnya, disentuhnya ukiran snow white. "Hah.." desahnya. "Hyung.. " panggil woohyun. "Ne.." balas manajer woohyun. "Bisakah kau mengantarku sebentar ?" Pinta woohyun. "Mwo ? Anni, kau harus istirahat di dorm." Tolak manajernya. "Jebalyo, hyung.." mohon woohyun. "Ok, kau mau pergi kemana ?" Tanya manajernya. "Hangang park.." jawab woohyun, dia pun mengirim pesan pada chorong untuk bertemu disana. selepas kepergian eunji, chorong mengingat kembali perbincangannya dengan eunji, ditatapnya bola kristal salju pemberian woohyun dulu yang masih dia simpan. "Oppa, apa yang akan terjadi dengan kita nanti ? Apa kah kita akan berpisah lagi ?" Ucapnya, drdrt pesan masuk kedalam ponselnya, dia pun segera membukanya. Temui aku di hangang park isi pesan dari woohyun, chorong pun segera bergegas menuju tempat yang ditujukan oleh woohyun. Beberapa saat kemudian chorong pun tiba di hangang park, "oppa.." panggil chorong lalu menghampiri tempat dimana woohyun duduk. "Oppa, gwenchana..?" cemas chorong setelah duduk disamping woohyun dan melihat bahu woohyun yang kembali di sangga. "Gwencahana.." jawab woohyun. "Kenapa kau memintaku kemari ?" tanya chorong. Woohyun pun mengeluarkan saku tangan pemberian chorong dan menyerahkannya pada chorong. "oppa waeyo ?" Bingung chorong. "Ini milikmu bukan, aku akan mengembalikannya padamu." Ucap woohyun. "Tapi itu sudah menjadi milikmu oppa. Apa terjadi sesuatu ?" Tanya chorong. "Chorong-ah, mianhae. Aku tidak bisa lagi mencintaimu." Sahutnya, membuat air mata chorong berhasil menetes. "Oppa.." lirih chorong. "Aku tidak mencintaimu lagi, itu yang aku rasakan sekarang. Aku tidak bisa terus membohongi diriku sendiri dan membohongimu" Ucap woohyun. "Gotjimal.." kata chorong. "mari untuk tidak saling bertemu lagi, aku ingin fokus dengan dunia entertain ku. Mianhae." Ungkap woohyun. "Apa semua ini karena sunggyu oppa ?" Tanya chorong, woohyun hanya bisa terdiam dan mengalihkan pandangannya. "Jika karena itu, aku akan menghargai kebohonganmu." Ucap chorong. "Anni.. aku tidak berbohong dengan perasaanku. aku memang tidak pernah mencintaimu, jadi kumohon padamu menjauhlah dariku !" Cetus woohyun lalu melangkah pergi meninggalkan chorong sendiri. "Oppa...!" Seru chorong lalu mengejar woohyun dan berhasil memeluknya dari belakang. "Kumohon jangan tinggalkan aku lagi, bukankah kita baru bertemu kembali." isaknya. Air mata woohyun ikut menetes, dia pun dengan berat hati melepas genggaman pelukan chorong dan kembali menuju ke mobilnya. "Oppa.." seru chorong. "Hikks.." tangis chorong menatap kepergian mobil woohyun. Didalam mobil, woohyun juga tak kuasa menahan air matanya. Manajernya hanya bisa menatapnya.
***
gelap, itulah nuansa malam dikamar chorong. Ditatapnya cahaya gemerlap.gemerlip pada bola saljunya, air matanya terus menetes mengingat pembicaraan woohyun. "Gotjimal.. kau pasti berbohong kan oppa. Hikss.." sengguknya.
***
Sudah tiga hari sejak pertemuan perpisahannya dengan chorong, woohyun menjadi sangat pendiam, tak ada suara beringsik dan heboh yang selalu dia nyaringkan. Sungyeol menatap woohyun cemas, "hyung.. gwenchanayo ?" Tanya sungyeol menghampiri woohyun yang duduk sendiri di sofa yang terdapat di ruangan latihan vokal. "Hmm.. gwenchana." jawab woohyun, "kajja, kita latihan lagi. Huh.." lanjutnya lalu berdiri dari duduknya. Dia pun menatap sunggyu yang sudah berdiri tak jauh darinya. "Hmm.." helanya. Di kediaman keluarga park, naeun menatap chorong yang tiga hari ini tidak bersemangat. "Kau kenapa ?" Tanya naeun. "apa karena woohyun ?" Imbuhnya. "chorong-ah.." panggil naeun yang tak disahut oleh chorong. "Apa yang terjadi dengan mereka." Bingungnya. naeun pun mengurungkan niatnya untuk bertanya dengan sungyeol, karena dia pasti sibuk untuk konsernya. Naeun pun beranjak dari kamar chorong menuju ke rumah sakit, untuk menemui ayahnya yang masih belum siuman. Sesampai di rumah sakit, naeun pun dengan telaten merawat ayahnya, dibenerkannya posisi selimut ayahnya. "Appa, cepatlah bangun, apa kau tidak ingin melihat putrimu." Ucap naeun.
***
ke esokkan harinya, adalah hari terakhir latihan dance koreografi member infinite. Woohyun membenarkan alat bantu tangan di telapak tangannya untuk bisa menyeimbangkan bahunya. "Annyeonghaseyo..." seru chorong membuat manik mata semua member tertuju padanya. "Apa aku mengganggu kalian ?" Tanyanya. "Aahh,, anni.." jawab hoya menatap woohyun dan sunggyu. "Oppa.." panggil chorong menuju woohyun. "Apa kau baik.baik saja ?" Tanyanya sembari memegang telapak tangan woohyun. Woohyun pun dengan segera menghempas genggaman chorong alhasil membuat chorong sedikit memundurkan badannya. "Gwenchana.." ucap woohyun. "Oppa.." lirih chorong. Woohyun pun langsung menarik tangan chorong menuju keluar ruangan. Sunggyu yang melihat itu langsung menyusul mereka. Para member hanya bisa menatap mereka. "Pergilah !!" Cetus woohyun. "Oppa.." lirih chorong. "Aku bilang pergi !!!" Seru woohyun. "Kenapa kau tidak mengerti dengan pembicaraanku waktu itu !! Apa itu kurang cukup bagimu !! Aku tidak mencintaimu !!" ucap woohyun. Air mata chorong kembali menetes, "aku tidak percaya denagn ucapanmu." kata chorong. "Kau tidak percaya !! Apa yang harus aku lakukan agar membuat mu percaya !!" Cetus woohyun. "Sudah ku bilang aku tidak mencintaimu !! Pergilah !! bukankah aku memintamu untuk tidak menemuiku lagi !!" Serunya. Mendengar bentakan woohyun membuat pertahanan chorong runtuh, dia pun berlari meninggalkan woohyun. "Nam woohyun !!" panggil sunggyu. "Apa yang kau lakukan ?" Tanya sunggyu, seraya memegang kerah baju woohyun. Manik mata Woohyun menatap sunggyu, air matanya pun keluar, "kenapa kau kasar padanya !!" marah Sunggyu masih memegang erat kerah baju woohyun.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Snow White
RomanceCast: Nam woohyun (Infinite) park chorong (A pink) Kim sunggu (Infinite) Another cast : Jung eunji (A pink) Kim myungsoo (Infinite) Son naeun (A pink) Lee sungyeol (Infinite) Lee Howon (Infinite) Jang dongwoo (infinite) Lee sungjong (infinite) Yoo...