eighth

257 7 1
                                    

"bisakah kau membantuku membuat chorong dekat dengan woohyun" pinta naeun. "mwo !!" kejut sungyeol dia tak habis pikir dengan permintaan naeun. "yak !! neo michesseo !! shireo !!" seru sungyeol. naeun hanya bisa memasang wajah memohon. "neo !! apa alasan permintaanmu ini agar kau bisa bersama dengan sunggyu ?" tanya sungyeol. "mwo !! anniyeyo" geleng naeun. "lalu kenapa kau melakukan ini ?!" seru sungyeol sontak membuat naeun terkejut. "bukankah kau tahu kalau sunggyu hyung menyukai chorong ?! dan kau ingin aku mendekatkan woohyun hyung dengan chorong ?! yak !! kau benar-benar gila." ucap sungyeol seraya mengambil langkah untuk meninggalkan naeun, "na arra !!" naeun berhasil mencegah sungyeol pergi. "kau tahu ?! jika kau tahu kenapa kau memintaku untuk melakukan itu ?!" ucap sungyeol tak menatap naeun. "karena aku punya alasan." jawab naeun seraya melepas genggaman tangannya pada sungyeol. "apapun alasanmu, aku tidak mau melakukan itu. kau mengerti ?" sungyeol melangkah kembali meninggalkan naeun. "hah.." desah naeun seraya menatap punggung sungyeol.

didalam ruangan latihan dance

myungsoo sedang melakukan pemanasan untuk latihan dance, pikirannya membayangkan ketika sungyeol memegang tangan naeun. "hah.." desahnya. "kemana hoya ?" tanya dongwoo yang sudah berdiri disampingnya. "hah,, molla.." jawab myungsoo. "molla ? bukannya tadi kau berangkat dengannya ? dan dimana woohyun ?" tanya dongwoo. "haiss.. molla !! kenapa kau menanyakannya padaku !!" seru myungsoo kemudian meninggalkan ruangan. "yak eodigayo !!" seru dongwoo. ketika keluar myungsoo berpapasan dengan sungyeol yang hendak masuk ruangan, "kau mau kemana ?" tanya sungyeol. "hmm.." myungsoo tak menjawabnya dan terus berjalan keluar. "kenapa dia ?" bingungnya. "kemana woohyun hyung dan howon hyung ?" tanya sungyeol setelah masuk kedalam ruangan. sungjong hanya menggelengkan kepalanya, "tadi aku mencoba menanyakannya ke myungsoo tapi dia bilang dia tidak tahu. hah.." ucap dongwoo. "woohyunie ada pertandingan sepakbola jadi dia tidak bisa ikut latihan." kata sunggyu. "lalu kemana howon ?" tanya dongwoo. "aku tidak tahu.. coba kau hubungi dia." suruh sunggyu.

howon pov

kulangkahkan kaki ku menyusuri lantai gedung agensi. "kau pernah mengatakan padaku jika kau akan melakukan apapun asalkan membuatku bahagia." ucap eunji membuat hoya sontak menatapnya. eunji pun menatap hoya, "kau masih ingat dengan ucapanmu ?" tanya eunji. "aku tidak pernah melupakan itu, apapun akan aku lakukan asalkan kau bahagia." jawab hoya. eunji menatap lekat manik mata hoya, "mianhae sunbae, bisakah kau membuat woohyun oppa menjadi milikku ?"  ucapannya masih terngiang difikiranku. "heh.." kusunggingkan senyum kesalku mengingat itu. drdrdrdtt nada dering panggilan terdengar, ku angkat panggilan tersebut. "ne, hyung.." jawabku, "..." "iya aku sudah berada di agensi, aku akan segera keruangan." ucapku kemudian mengakhiri panggilan dari dongwoo hyung dan melanjutkan langkahku menuju ruang latihan.

lapangan sepakbola

woohyun sedang menali tali sepatu bolanya, "ah,, woohyun-ah.." panggil salah satu pemain satu timnya tak lain adalah aktor jung ilwoo. "ah,, sunbaenim.." balas woohyun. "bagaimana kabarmu ?" tanyanya. "baik, bagaimana denganmu ?" sembari menyelesaikan kegiatannya dan menatap senior yang kini sudah ada didepannya. "baik, aku dengar kau sebentar lagi kau akan sibuk dengan konser boybandmu ?" jawabnya seraya bertanya kembali. "iya,  tinggal 5 hari lagi." jawab woohyun. "ah, itu sudah sangat dekat sekali, kau pasti akan menampilkan yang terbaik bukan." ucapnya. "tentu, itu pasti." angguk woohyun dengan bersemangat. "kapan kau akan merilis album solomu ?" tanya ilwoo, pertanyaan ini membuat woohyun berdiam sejenak. "album solo ?" ulang woohyun. "he.em" angguk ilwoo. "aku sungguh menantikan album solomu, aku sangat menyukai suaramu." lanjutnya. "hmm,, aku belum bisa memastikannya kapan akan keluar, tapi aku sedang menggarap beberapa lagu untuk soloku nanti. doakan aku bisa mengeluarkannya secepat mungkin." jelas woohyun. ilwoo pun menepuk bahu woohyun. "aku akan menantinya, kajja kita pemanasan." ajaknya.

chorong pov

ketika melihat naeun, aku pun langsung berlari menghampirinya. "naeun-ah.." teriakku. naeun menatapku, "bagaimana ?" tanyaku, kulihat wajah naeun seperti sedang kebingungan. "hmm,, sungyeol pasti tidak mau kan ?" tanyaku kembali. "mianhae, chorong-ah.." sahutnya. "gwenchana.." ucapku. "iya, hari ini, woohyun sedang melakukan pertandingan sepakbolanya jadi dia tidak bisa ikut latihan." ucap perbincangan seseorang membuat ku memalingkan pandanganku menuju sosok tersebut, aku pun langsung menuju orang tersebut tak lain lagi adalah manajer infinite. "sunbaenim.." panggilku. "oh,," kejutnya menatapku lalu membungkukkan badannya. "maaf, tadi aku dengar, woohyun sedang melakukan pertandingan sepakbola." tanyaku. "oh,, iya.." angguknya. "eodi ?" tanyaku kembali.

author pov

sorak sorai gemuruh penonton begitu meriah, kupandang lapangan hijau yang kini sudah memulai pertandingan. mata chorong tertuju pada sosok namja dengan kostum bolanya berangka 9. "chorong-ah.. ayo duduk sini." seru naeun. chorong pun mengikutinya dan tak lepas dari pandangannya menuju woohyun. pertandingan sudah mulai berangsur ke babak dua, "huah, skornya masih sama 1-0, ku pikir tim woohyun akan menang." ucap naeun yang tak disahut oleh chorong, dia pun menatap chorong yang sedang fokus memandang woohyun. "hmm,, kau memang benar-benar sudah jatuh hati padanya." lirih naeun. "woohyunie..." seru chorong. naeun terkejut dengan teriakan chorong, "wae ?" tanya naeun, kemudian menatap pandangan chorong, woohyun mengalami cedera setelah menabrak tiang gawang. "oh,," kejut naeun lalu memandang chorong yang kini sudah jalan menuju kebawah. "yak !! eodiga !! park chorong !!" seru naeun mengejar chorong.

"aaa..." keluh woohyun yang berada dibackstage lapangan, "park chorong !!" panggil naeun. "kau tidak papa ?" tanya chorong yang kini sudah berhasil berada disamping woohyun. "nona park chorong ?" kejut salah satu pemain. "bagaimana kau bisa berada disini ?" tanya pelatih tim woohyun. "kenapa dia masih berada disini ? kita seharusnya segera membawanya ke rumah sakit." seru chorong. woohyun menatap chorong heran dengan tingkahnya. "oh... gwenchana ?" tanya pelatih ke woohyun. "aaa.. aku rasa bahuku." keluh woohyun. "bantu dia ke rumah sakit." suruh pelatih kepada staff lain dan manajer woohyun.

di rumah sakit

manajer woohyun keluar dari ruangan pemeriksaan, "bagaimana keadaannya ?" tanya chorong membuat manajer woohyun heran dengan sikap chorong. "aahh,, dokter menyarankannya untuk menjalani rawat inap, dan bahunya terluka cukup parah." jawab manajer woohyun. didalam ruangan woohyun membayangkan sikap chorong padanya saat dibacktage lapangan dan tatapan chorong saat menatapnya. "hah... ada apa dengan sikapnya." heranku. kuingatkan kembali tatapan chorong yang masih tak asing baginya. suara pintu terbuka, membuat woohyun mengalihkan pandangannya menuju pintu. "kau baik-baik saja sekarang ?" tanya chorong. "oh,, iya.." angguk woohyun terasa canggung. "apa masih sakit ?" tanya chorong kembali setelah duduk dikursi samping ranjang. "ah,, sedikit.." jawab woohyun. hening .... "terima kasih atas bantuannya." sahut woohyun. "sama.sama.." balas chorong menatap woohyun dengan lekat, woohyun yang merasa ditatap merasa canggung. "hmm,, sunggyu oppa pernah bercerita tentangmu padaku." ucap chorong, membuat woohyun menatapnya. "sunggyu hyung ?" kejutnya. "hmm.." angguknya seraya mengambil buah apel yang akan dia kupas. "sunggyu oppa sungguh tahu banyak tentangmu, jadi kau berteman baik dengannya ?" tanya chorong. "oh,, iya.." angguknya. "apa kau sudah tahu aku anak dari tuan park ?" tanya chorong kembali. "ah,, maaf, aku baru mengetahuinya saat kita bertemu di kantor agensi." jawab woohyun. "gwenchana, maafkan aku atas kejadian di ruang audio." ucap chorong. "gwenchana, justru aku sangat berterima kasih padamu karena sudah menolongku waktu itu." sahut woohyun.

diluar ruangan

naeun menyapa salah satu staff tim bola woohyun yang kini sudah berada didepannya, "dimana manajer woohyun ?" tanyanya. "dia sedang pergi mengurus masalah perawatan woohyun." jawab naeun, "ah,, ini tas woohyun, aku minta tolong padamu, berikan tas ini pada manajernya kalau sudah sampai disini." pesannya. "baik.." angguk naeun. "hmm terima kasih, aku pergi." pamitnya. "iya, hati-hati dijalan." sahut naeun. tiba-tiba ada anak kecil yang menabraknya dan membuat tas woohyun jatuh, "oh, kau tidak papa ?" tanya naeun pada anak kecil tersebut yang dijawab dengan anggukkan. "maafkan kami.." sahut sosok ibu menggapai anaknya. "tidak papa bi." sahut naeun, ibu dan anak kecil itu pun pergi meninggalkan naeun. ku tatap tas milik woohyun dengan barang yang berserakan. "oh..." kejutnya lalu menghampiri barang-barang woohyun dan memasukkannya kembali kedalam tas. naeun menatap salah satu benda yaitu saku tangan yang kemudian diambilnya, betapa terkejutnya dia ketika melihat ukiran tulisan snow white pada saku tangan itu. "saku tangan ini.." kejutnya kemudian mengingat pembicaraan chorong, "aku memberikannya saku tangan berhargaku, saku tangan itu pemberian ibuku karena aku sangat menyukai cerita dongeng snow white jadi dia membuat kannya untukku." ucap chorong. "lalu apa khasnya dari saku tangan itu ?" tanya naeun. "itu bukan saku tangan biasa, ada ukiran bertuliskan snow white disitu dan inisial namaku, PC." jawab chorong. naeun pun beralih ke salah satu sisi saku tangan dan dia pun menemukan tulisan inisial PC, betapa terkejutnya naeun melihat saku tangan yang digenggamnya itu.

bersambung ....




You're My Snow WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang