Masih flashback jaman mereka SMP ya.. mungkin flashback selesai chapter 4 atau 5. Tapi bukan berarti chapter selanjutnya gak ada flashback. Masalah genre ini ribet deh kayaknya.
Gak punya foto Ari Irham, jadi mohon maklum ya? Nggak nge-fans sama dia, tapi bukan hatersnya juga. Ada sih, cuma satu doang. Masalah foto bisa besok ya? Habis dari les private b.ingg nih, semoga gak hancur..
'~Happy reading~'
"Oh Tuhan.. tolonglah hambamu yang--"
"Lo baca apa sih Dara?" Tanya seorang gadis pada orang yang bernama Dara itu.
"Ini loh, gue lagi baca puisi. Emang lo gak liat (Nam..)?" Kata Dara dengan kesal, nama panjangnya Adara Safia. Teman dari (Namakamu) yang paling kocak.
"Masa bacanya kek gitu," sahut Iqbaal yang barusaja datang. Ia langsung merangkul bahu (Namakamu).
"Gue tau lo berdua udah jadian, tapi please deh jangan umbar-umbar ke gue. GUE MAH APA ATUH, CUMA DI FRIENDZONE-IN SAMA BABAS?" Katanya mendramatis.
"Gue juga tau kali lo gila, makanya Bastian friendzone-in lo" jawab Iqbaal sok polos.
Membuat Dara pengen sekali menjitak kepala Iqbaal. Tapi gara-gara (Namakamu) adalah sahabatnya, ia tak jadi melakukannya. Ia sayang sama (Namakamu), wajarlah.. Iqbaal juga lebih muda sebulan darinya. Serasa kalau dia mengurus dua bocah yang agak beda sifatnya, Iqbaal yang membuatnya marah dan (Namakamu) yang membuatnya senang. Pantas saja mereka bersatu-_-
"Huft.. untung lo itu pacar (Namakamu), kalo enggak? Udah gue tabok sama jitak kepala lo sampe benjol-benjol," kata Dara sambil berkacak pinggang.
"Pantes aja Bastian gak suka, lo galak.. rubah gih sifat lo" saran Iqbaal.
Dara merenung, memikirkan apa yang diucapkan Iqbaal.
"Ih.. Iqbaal jangan bikin Dara berubah dong, biarin aja kayak gitu, aku yakin Adara pasti bisa dapetin yang lebih baik. Aku yakin itu!" Kata (Namakamu) dengan menyemangati Adara.
"Thanks (Nam..), lo emang sobat gue yang paling mengerti" ucap Dara sambil memeluk (Namakamu). 'Semoga lo sama Iqbaal nggak putus ya (Nam..), agar gue bisa terus liat lo ceria kayak gini..' sambungnya dalam hati.
"Itulah gunanya sahabat,"
Bagi Adara, (Namakamu) segala-galanya. Begitupun sebaliknya.
---
"Okay, class kita kedatangan teman baru. Silakan perkenalkan dirimu, nak!"
"Nama gue Irham Nuran Harir, biasanya orang nyingkatnya Ari Irham, lo bisa panggil gue Ari" kata seseorang lelaki yang baru saja mengenalkan dirinya.
"Okay, Ari kamu duduk sama.. ah ya, Bayu. Bayu angkat tanganmu" perintah bu guru yang namanya Citra itu.
Bayu mengangkat tangannya.
"Baik bu."
"Okay, mari kita lanjutkan membuka bab selanjutnya tentang..."
Tet... tet..
"Okay, class kita sambung besok lagi saat pelajarannya ya? Saya akhiri wassalamualaikum,"
"Wa'alaikum salam."
Yang beragama berbeda tidak menjawab. Hanya yang Islam.
Ari mengedarkan pandangannya saat ia melihat kearah depannya, ada seorang gadis yang daritadi menarik perhatiannya. Dengan masih ragu, tapi dia melangkah ke bangku gadis itu berada.
"Nama lo siapa?" Tanya Ari.
"Gue (Namakamu), oh iya disamping gue kenalin ini Adara. Sahabat baik gue, lo murid baru tadikan? Ari bukan?" Kata dan tanya gadis bernama (Namakamu) itu.
"Iya.. btw, lo--" belum sempat Ari menyelesaikan kalimatnya, ada seorang lelaki yang berperawakan tinggi, putih, dan kurus memutuskannya.
"Hai sayang, kamu nggak lupa kan sama yang tadi?" Kata lelaki yang tak Ari tau siapa namanya.
"Gak lah.. yaudah yuk pergi aja sekarang, oh iya Baal ini murid baru dikelasku. Namanya Ari, ri ini Iqbaal pacar gue" ucap (Namakamu) mengenalkan Iqbaal pada Ari.
"Hai, gue Iqbaal, pacar (Namakamu)." Kata Iqbaal sambil mengulurkan tangannya.
"Gue Ari, salken ya?" Sambut Ari membalas jabatan tangan.
"Udah nih, kita duluan ya ri, dar.. sampai jumpa.." kata (Namakamu) menghilang bersama Iqbaal di balik pintu kelasnya.
"Itu tadi pacarnya (Namakamu), ya Dar?" Tanya Ari pada Dara yang barusaja meresletingkan tasnya.
"Ho'oh ganteng ya? Ya dong.. sahabat gue yang punya, btw kenapa nanya? Bukannya udah dikasih tau tadi?"
"Udah berapa hari? Bulan? Jadiannya?" Tanya Ari sekali lagi.
"Emang kenapa sih? Baru dua bulan, kenapa?" Jawab dan tanya Dara dengan heran.
"Dia kelas mana?"
"Kelas sini sih, cuma dia anggota osis katanya dipanggil. Lo belom jawab pertanyaan gue tadi, kenapa emangnya?" Tanya Adara.
"Lo harus janji satu hal," kata Ari agak ragu.
"Iya, apaan?" Tanya Adara.
Ari membisikan kepada Adara. Terlihat saat Adara mendengarnya terkejut dan langsung pucat. "Lo jangan bilang siapa-siapa," lalu Ari mengeluarkan hpnya dari dsaku celananya dan menunjukkan sesuatu pada Adara.
Adara langsung gelisah. Ia menutup mulutnya dengan satu tangannya, dan satu tangan lain berusaha memegang hp Ari.
"Ini beneran?" Kata Adara tak percaya.
"Yaelah.. kalo enggak beneran, ngapain gue boong, lagian mana bisa gue ngedit atau semacemnya. Lo gak percaya? Awalnya gue juga, lo mau bukti? Ikut gue malem ini, gue jemput lo jam agak sore mana alamat lo?
"Yaudah nih gue catetin, demi orang yang gue sayang gue rela jadi penguntit!" Kata Adara.
---
At canteen.
"Sayang, hari ini aku gak bisa ngajak jalan. Gapapa ya?" Kata Iqbaal sambil menggenggam tangan (Namakamu) diatas meja.
"Iya, emang kamu mau kemana?" Tanya (Namakamu).
"Aku mau.. ah ya? Anterin teteh aku beli sesuatu buat ultah temennya gitu.." kata Iqbaal sedikit gelagapan.
"Yaudah kalo gitu," kata (Namakamu) sambil tersenyum.
-000-
"Tuh, lo liat kan caranya bicara?" Kata seorang cowok pada seorang cewek disampingnya.
"Iya, juga ya!"
---
Bel pulang berbunyi. Iqbaal telah bilang pada (Namakamu) bahwa ia tak bisa mengantarnya pulang karena tetehnya sedang mencarikan hadiah untuk ultah temannya.
(Namakamu) telah lama menunggu jemputannya. Tapi tak kunjung datang, hingga Dara menghampirinya.
"(Nam..), lo gak mau bareng gue nih?" Tanya Adara pada (Namakamu) yang gelisah.
"Eum.. gak usah Dar, gue bisa pulang sendiri kok!" Tolak (Namakamu) dengan halus. Dia merasa tak enak kepada Dara, sahabat sekaligus kakak curhatnya itu.
"Udah.. ikut aja. Gak cuma gue, ada Ari juga!"
"Lah kok ada Ari?"
"Iya.. dia nebeng naik mobil gue, soalnya supirnya lagi benerin mobilnya di bengkel. Jadi gitu deh.." kata Adara memberi penjelasan.
Awalnya (Namakamu) agak ragu menerima tawaran Adara. Soalnya Adara tak pernah memaksanya, ini jadi agak sedikit memaksa. Dengan ragu, (Namakamu) menganggukkan kepalanya.
Bersambung..
Maafkan daku yang pendek-pendek nulisnya.. kuota sekarat! Ada yang mau beliin? *CandaYa
Happy soniq day.. rindu Ale...💋❤ siapa rindu angkat ketek? Ups.. angkat tangan maksudnya. 1000 words..Follow ig :
@anindyaa.rahma
@anindyaaulra (baru buat minggu lalu)Salam masa depan Iqbaal,
Anindya AR♡Diterbitkan : Minggu, 28 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...