Haee.. comeback lagi? Ada yang kangen? Mulmednya di putar ya? Aku jatuh hati pas dengerinnya, siapa tahu kalian juga😁
~Happy Reading~
Aldi berjalan dengan cepat, ia akan menuju rumah Bastian dan mengajaknya main ps bersama. Tawaran menggiurkan karena sudah lama mereka tidak main bersama.
Setibanya disana ia langsung saja memencet bel rumah Bastian, tak lama kemudian Bastian membukakan pintu. Tanpa ijin, Aldi langsung saja masuk membuat sang pemilik rumah hanya melongo di depan pintu.
'Ini yang punya rumah siapa? Yang masuk duluan siapa,' batin Bastian. Kemudian ia menutup pintu dan menyusul Aldi ke ruang tengah.
"Oh iya Bas, mana (Namakamu)?" Tanya Aldi, matanya seperti sedang mencari-cari seseorang.
"Ya di rumahnya lah! Masa di rumah gue terus, yang ada dia bosen disini kelamaan. Kenapa lo cariin dia?" Kata Bastian sambil duduk di samping Aldi. Ia menaik-turunkan alisnya.
"Emangnya kenapa kalo gue nanya, gak salahkan?" Ucap Aldi.
"Iya juga sih tapi.."
"Lo mikirin apaan? Jangan mikir yang bukan-bukan ya, Bastian Bintang.."
000
Setelah selesai bermain dari rumah Bastian, Aldi langsung saja mengunjungi taman kota. Sangat jarang sekali tempat ini agak sepi, biasanya banyak orang akan kemari.
Aldi mengedarkan pandangannya, mencari tempat yang pas untuk beristirahat. Beristirahat dari papan tulis, buku, dan tulisan yang berasal dari sekolah.
Nah! Sepertinya di bawah pohon itu pas untuk Aldi yang ingin sejuk-sejuk. Segera ia melangkahkan kakinya menuju kesana. Sesampainya disana, ia mendudukan dirinya di bawah pohon sambil bersandar.
"Aldi.."
Saat matanya ingin terpejam, terdengar suara orang memanggilnya. Tapi sepertinya perempuan, kayak kenal. Aldi pun segera membuka matanya.
Dan ternyata benar, dia (Namakamu). Gadis yang selalu mampir ke setiap kali Aldi tertidur. Dengan membawa senyuman yang sungguh manis. Tapi kenapa hanya di mimpi saja?
Kenyataannya gadis itu hanya memandangnya datar setelah Aldi membuka mata. Dasar cewek aneh!
"Kenapa tidur disini?" Tanya (Namakamu), suaranya sangat datar. Bahkan tidak ketara jika tadi gadis itu sebenarnya bertanya.
"Lo nanya? Ya.. sumpek aja di rumah, mau cari udara segar.." kata Aldi.
"Semua orang sama aja alasannya," gumam (Namakamu) nyaris tak terdengar.
"Emangnya kenapa gak di rumah?" Tanya gadis itu lagi.
"Maksud elo?"
"Ya apa bedanya?"
"Ya jelas bedalah, di rumah itu kayak lo ngerasa di penjara. Kalo elo keluar, lo kayak ngerasa bebas."
(Namakamu) manggut-manggut saja. Karena kalau debat dengan Aldi malas juga kan? Tambah menghancurkan mood buruknya.
Hening.
"Lo suka kesini?" Tanya gadis itu 'lagi'.
Aldi berusaha sabar. Lalu ia dengan lembut menjawab, "Iya, setiap gue ada masalah pasti kesini. Lo ngapain kesini?"
"Gue cuma jalan-jalan doang, tadinya gue pikir disini ramai jadi mungkin asik aja kesini. Taunya sama aja," ucap (Namakamu).
Aldi terkekeh, "Jelaslah mana ada yang mau ke taman pas hari-hari sibuknya bekerja."
"Hmm.. iya.. hari-hari sibuknya bekerja," gumam (Namakamu) kecil.
"Loh, (Nam..)? Kenapa lo nangis?" Tanya Aldi khawatir. Ia panik setengah mati rasanya, melihat tiba-tiba saja (Namakamu) mengeluarkan cairan bening dari matanya.
"Eng..enggak, gue gak apa-apa kok!" Bantah (Namakamu) sambil terus menepis air matanya yang terus keluar.
Aldi langsung membawa (Namakamu) ke dalam dekapannya. Seketika itupun tangis gadis itu pecah.
"Hiks..hiks.."
Aldi hanya membiarkan (Namakamu) menangis di dekapannya. Membiarkan gadis itu menyalurkan rasa kesedihannya padanya.
Setelah Aldi rasa (Namakamu) sudah agak mereda tangisannya ia mengusap kepala gadis itu dengan lembut. Kemudian ia melepaskan pelukannya, menepis air mata yang jatuh dari mata (Namakamu).
"Lo boleh cerita kalo lo mau, tapi lo gak usah maksain cerita sama gue sebelum lo siap ceritain," kata Aldi sambil tersenyum tipis, senyum ketulusan.
"Aldi, thanks.." ucap (Namakamu) menatap Aldi sambil tersenyum.
Walaupun punya sifat rese yang berlebihan di dalam diri pria itu, Aldi. Pria itu memiliki kebaikan juga, wajar saja setiap novel dan kisah lainnya mengatakan setiap orang pasti punya kebaikan. Dan itu memang benar.. (Namakamu) telah membuktikannya.
"Gue akan selalu ada buat lo, (Nam..)" batin Aldi membalas senyuman (Namakamu).
"Maaf gue gak bisa cerita saat ini, Ald.. terlalu rumit untuk di ceritakan."
Seseorang menatap keduanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia adalah Iqbaal.
"Kok jadi malah gue cemburu sih? (Namakamu) bukan siapa-siapa gue lagi, tapi bolehkah gue masih memperjuangkan dia untuk gue miliki?" Gumam Iqbaal, sebelum akhirnya ia pergi dari tempat itu.
Bersambung..
The Coldest Boys (CJR) akan tamat mungkin chapter 40+, tapi mungkin bisa lebih, sesuai moodku. Tapi aku gak akan pernah ninggalin cerita nggantung. Problemnya ya aku masih sembunyiin, aku kan diam-diam menghanyutkan orangnya😂😂
Buat readers setia UH/ Uncertain Heart juga tolong di votment ya.. mungkin kali ini masalahnya itu muncul perlahan-lahan (idih bahasa gue). 327 in Fanfiction (12-12-2016) thanks banget. See you!
Young Sister JB,
Anine♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...