Ada yang gasuka sama peran (Namakamu)? Dia kayak peran cowok yang gak mikirin perasaan orang lain. Tapi aku kadang gitu😂. Di jamin chapter ini bikin kalian baper, gak jamin sih XD.
"Aku merasa hidup saat mendengar sebuah kalimat manis dari mulutmu."
---
Setelah selesai dari jalan-jalan itu, (Namakamu) langsung membaringkan tubuhnya di atas kasurnya dengan keadaan terlentang. Sungguh hari yang melelahkan.
Kalian bertanya tentang kenapa (Namakamu) memaafkan?
Karena memaafkan itu indah dan juga ia merasa sudah dewasa.
"You know, kita sebagai orang yang bertambah umurnya seharusnya lebih dewasa nanggepinnya," kalimat dalam novel yang baru saja ia baca itu yang membuatnya sadar.
Kenapa sih dendam-dendaman atau saling benci? Itu tidak akan bisa menyelesaikan masalah, malah masalah akan tambah berdatangan.
(Namakamu) membenci dirinya yang dahulu terlalu kekanak-kanakan.
Judul novelnya gue lupa. Soalnya korea-korea gitu. Some kalo gak salah judulnya. Ada di Wattpad, tapi gak tau udah di hapus atau nggak. Beneran deh isinya bagus, plus bikin baper.
"Ck," decak (Namakamu).
Walaupun (Namakamu) berusaha untuk terus berpikir dewasa, tapi dirinya masih remaja yang terkadang punya rasa benci pada Iqbaal. Bukankah tiada makhluk yang paling sempurna?
Mungkin karena kelelahan, mata (Namakamu) perlahan mulai menutup. Hingga ia pun tertidur dengan baju yang belum diganti.
***
Kring.. kring..
Iqbaal terlonjak kaget dari tempat tidurnya, semalam ia selalu memikirkan apa yang dirinya sama (Namakamu) lakukan kemarin. Yah.. walaupun hanya berbaikan saja, dan bukan balikan. Tapi hati Iqbaal menghangat ketika dirinya dan (Namakamu) seperti itu.
Matanya terbelalak saat melihat jam sudah pukul 06.45, segera ia berlari menghambil handuk dan berlari ngacir ke kamar mandi.
Setelah rapi dengan seragam sekolahnya, Iqbaal mengambil kunci mobilnya dan segera mengendarainya ke sekolah. Karena sepuluh menit lagi bel sekolah akan berdering.
Citt..
Iqbaal mengerem tepat di depan sekolah. Ia masih punya beberapa menit untuk ke kelas. Memarkirkan mobilnya lalu berjalan terburu-buru ke kelas hingga tak menyadari bahwa di depannya ada seseorang.
Brukk..
"Maaf gak sengaja," ucap Iqbaal buru-buru tanpa membantu orang yang ia tabrak.
Sementara orang yang ia tabrak tadi mengomel-ngomel sendiri sepanjang jalannya. Dia..
----
Ari berjalan-jalan menyusuri tiap koridor, namun sial ia harus tertabrak seseorang. Dan.. coba tebak, siapa yang menabraknya?
Iqbaal Dhiafakhri. Anehnya lagi jalannya terkesan buru-buru dan tidak sama sekali membantunya.
"Dasar! Udah bikin pipi gue bonyok, sudut bibir gue berdarah, tuh bocah nabrak gue lagi.. awas aja dia." Celoteh Ari sambil meraba pipinya yang dahulu terkena pukulan Iqbaal. Memang tidak membekas lagi, tetapi pipinya sudah ditonjok.
Lalu ia meraba sudut bibir kirinya yang dahulu pernah ditonjok Iqbaal dengan sangat kuat.
"Gue salah apa sih? Bukankah cowok kalo nembak cewek sudah itu menciumnya? Apa gue salah? Lagian dia kan cuma mantan," gumam Ari sambil menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...