Flashback disini akan dibuat tidak terlalu teratur, karena sumpah.. waktu itu kehapus and aku nggak mungkin bisa nulis sama yang kayak kemaren jadi agak ngawur alurnya *jujurbanget Iya dunks..
Dari sudut pandang Author.---
Tik..tok..tik..tok
Kembali ke masa mereka SMP.
Elsa?
Tok..tok..tok..
Do you wanna build a snowman?
Come on lets go and play
I never see you anymore
Come out the door
If you like a gone away..Nada itu berasal dari ponsel Iqbaal. Ia sudah tau nada dering itu ditujukan siapa. Dia.. siapa lagi kalau bukan (Namakamu).
Dengan ogah-ogahan, Iqbaal mengangkat telponnya. Berpura-pura sok ceria nantinya.
"Halo, ada apa (Nam..)?" Tanya Iqbaal dengan ogah.
"Mm.. halo, aku tau ini mengganggu, tapi bisakah kita bertemu hari ini?" Tanya (Namakamu) dari sebrang dengan nada ragu.
"Gak. Gu.. eh aku lagi ngantuk tadi bunda suruh belanja ke pasar," jawab Iqbaal pura-pura.
"Oh kalau gak bisa yaudah, aku tutup ya telponnya? Bye.." terdengar nada kecewa, tapi tak masalah bagi gadis ceria (Namakamu).
"Bye.."
Tut..tut..
Hebat sekali kamu Baal. Pintar menipu! Mau jadi apa kamu?
Padahal kenyataannya dia ingin menguntit Bella sang pujaan hatinya yang selalu ia banggakan. Mungkin satu jam lagi Bella akan bertemu seseorang, dia harus melihatnya.
---
"Huft.." mau dikata apa lagi.
(Namakamu) kecewa. Iqbaal selalu memuji Bella. Sebenarnya Bella adalah rivalnya sejak kecil. Sifat Bella tidak tampak didepan, kasat mata. Itupun ditutupi dengan tingkah sok manisnya dan dia pintar beracting, jangan salah.
"Kok gue sakit ya? Padahal gak luka?"
"Sakit tapi gak berdarah, apa ini?"
(Namakamu) bingung dengan dirinya. Sudah berkali-kali ia menasihati Iqbaal agar tak menyukai gadis ular seperti Bella. Namun, seperti lelaki itu tak meresapinya.
"Kenapa Iqbaal berubah?"
Sudahlah.. dia bingung harus diapakan hubungan ini jika tidak ada kepercayaan. Ia tak percaya Iqbaal, sebab Iqbaal sering menyakiti hatinya secara tidak langsung.
Dia harus menjemput seseorang di bandara.
At Bandara Soekarno-Hatta
Maaf lupa namanya.
(Namakamu) mencari rute dari Medan-Jakarta. Dia membawa papan yang bertuliskan nama seseorang. Entahlah salah atau tidak.
Sebenarnya ia dipaksa abang sepupunya, Bastian. Jika tidak salah seseorang yang ditunggunya bernama 'Adri(?)'
Entahlah kakak sepupunya Bastian itu berbicara tidak jelas ditelpon. (Namakamu) jadi tidak fokus siapa nama orang yang dijemputnya. Jadi dia mengambil nama tokoh yang sering disebut di wattpad 'Adrian atau Rian' tokoh favorite nya. Tapi sepertinya 'Adri' deh orang yang dicarinya dibandara.
Ini dia sedikit cuplikan telepon antara Bastian si keras kepala dan (Namakamu) yang sama saja.
"Woi bocah, lo disuruh jemput seseorang dibandara, lagian lo udah pulang kan? Perintah mama lo, sekarang juga."
"Enak aja lo panggil gue bocah. Kenapa gak lo aja coba? Atau yang lain?" (Namakamu) kesal. Sudah kesal sama Iqbaal malah ditambahin lagi, jadi berlipat-lipat deh kekesalannya.
"Lah? Terus apa? Gue lagi sibuk ngurusin adek gue si Roma, sama nganterin dia ke mall. Repot jadinya," kata Bastian.
"Gue gak mau! Titik!!" Ucap (Namakamu) telak.
"Oh.. jadi lo gak mau? Barang kesukaan lo gue sita, namanya Aldi jangan salah orang" kata Bastian memberi ancaman yang membuat (Namakamu) berfikir keras.
"Oh.. okey fine, gue jemput si Aldi itu."
Ya segitu lah.. terus dia menelpon Iqbaal tapi lelaki itu berpura-pura sibuk. Gara-gara kesal, ia jadi lupa siapa namanya. Ia pun menjemput seseorang itu sendirian.
(Namakamu) mengangkat papan nama yang sudah dibuatnya tadi. Dan membacanya ulang nama yang tertera di kertas itu lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Mudah-mudahan gak salah.." gumam (Namakamu).
(Namakamu) terus memegang kertas itu hingga tangannya pegal. Seiring dengan penumpang yang keluar dari pintu transparan tersebut makin minim. Satu per satu sampai tempat itu kembali sepi. Tidak ada satu pun yang menghampirinya.
Kenapa ya? Apa memang tulisannya salah atau jelek? Atau juga memang Bastian bohong padanya?
Sudahlah.. (Namakamu) capek, pasti Bastian berbohong. Dasar sepupu tak punya perasaan.
---
Iqbaal. Tiada hari tanpa stalking Bella. Orang yang sudah lama ia sukai.
Ia tahu. Bella hari ini akan bertemu kekasihnya yang bernama Bryan.
"Bryan, kayaknya kita nggak bisa ngelanjutin lagi.. soalnya aku udah suka sama Arkan. Maaf ya?" Ucap Bella dengan sok menyesal.
"Halah!! B*cth, gue gak peduli lo mau putusin gue kek, malah gue seneng lo putusin. Hahah.. muka lo sampah! Kita liat siapa yang dapet bekas? Lo atau gue?" Kata Bryan berlalu dari hadapan Bella. Bella menangis tepatnya berpura-pura.
Iqbaal tak kuasa. Dia menghampiri Bella. Karena Iqbaal adalah temannya. Teman dari kelas 7 SMP.
"Udah Bell, dia emang gak pantes buat lo."
"Makasih ya baal, lo masih ada disamping gue." Kata Bella drama. 'Giliran elo dan (Namakamu) yang hancur, tunggu tanggal mainnya..'
---
Setelah pulang, (Namakamu) duduk di sofa ruang tamunya. Hari ini dia sangat kesal dengan abang sepupunya itu.
(Namakamu) dengan kesalnya meremas kertas yang tadi dan melemparkannya sembarangan. Dengan muka cemberut alanya. Ia ngambek pada Bastian.
Bastian yang baru saja datang terkena kertas itu langsung mengambilnya. "Lo apaan sih (Nam..)? Si Aldi udah nungguin elo daritadi.."
"Apanya coba? Orang aku udah pegel ngangkat kertasnya orang yang bernama Al-- What?!"
Bersambung..
814 words. Udah panjang pake banget. Lagi nyari inspirasi terbaru hihi😊
Anindya AR♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...