23. Hujan dan Perasaan

2.7K 204 6
                                    

Khusus (Namakamu), Iqbaal and Author pov. Ku harap kalian senang dengan part ini😄😄 mulmed cover iqbaal - love yourself Justin Bieber. Gatao sih ini romantis atau gak😂 bagiku udah romance.

----

Iqbaal Pov.

Aku melihat (Namakamu) yang sedang hujan-hujanan, dengan dress biru laut yang menutupi lututnya.

Aku berjalan melihatnya, biarpun tubuhku sendiri kehujanan aku tidak perduli. Aku membawa baju di dalam mobilku. Aku memang seperti orang yang sedang menguntit.

Mobilku sengaja di parkirkan agak jauh dan tidak terlihat bila dilihat dari rumahnya. Aku mengendarai mobil sendiri, entahlah aku tidak ingin memakai supir. Untung saja aku pernah diajari mengendarai mobil.

Sepertinya gadis itu masih tidak menyadari keberadaanku yang mulai maju demi sedikit ke arahnya dengan menyelinap. Di balik pohon yang di tanam di dalam rumahnya ini aku bisa melihatnya.

"Ukhuk.. ukhuk.."

(Namakamu) batuk dan masih saja hujan-hujanan? Aku tidak tahan lagi, segera aku menyeretnya masuk ke dalam rumahnya. Tetapi dia malah memelototiku seakan bertanya 'Kenapa bisa lo ada disini?'

"Lo masuk dulu baru gue jawab kenapa gue kesini," ucapku sambil terus menariknya. Tetapi dia ngotot disitu.

"Gak mau." Ucapnya singkat.

Mau tak mau aku memeluknya dari belakang, melingkarkan tangan di pinggangnya. Menaruh daguku di atas pundaknya lalu menariknya.

Memang terlihat romantis. Bahkan aku bisa merasakan kalau jantungnya berdetak kencang. Dan memang tubuhnya tidak menolak aku seret dengan keadaan seperti itu.

Tubuhnya menerima, tetapi mulutnya pasti akan meledak ketika aku selesai memasukkannya. Sampai di dalam ruang tamu aku baru melepaskan pelukan itu.

Aku juga merasakan sensasi yang luar biasa. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Nafasku juga mulai tidak beraturan.

Dia masih terdiam.

"Kenapa kamu diam (Namakamu)?" Tanyaku sedikit menggodanya.

(Namakamu) merona, juga mengulum senyumnya. Aku bisa tahu itu.. "Jawab pertanyaan tadi."

Ugh.. masih cuek saja dirinya ini, padahal tadi sudah aku romantisin.

"Karena aku masih mencintaimu."

(Namakamu) Pov.

Aku saat melihat hujan pasti akan langsung basah-basahan di bawahnya. Tapi kali ini beda.. ada sensasi sendiri yang luar biasa kurasakan.

Iqbaal menarikku lalu memelukku atau yang bisa disebut memaksaku masuk ke rumah. Tapi aku bisa apa? Mulutku saja kalah dengan seluruh anggota tubuhku yang menerimanya.

Makanya aku menatap Iqbaal tajam seakan-akan ingin menerkamnya hidup-hidup. Dan juga seolah bertanya 'kenapa lo kesini?'

Aku tidak tahu kenapa dia bisa mengartikan pandanganku. Tetapi rasanya pasti beda sedikit.

"Lo masuk dulu baru gue jawab kenapa gue kesini," ucapnya sambil terus menarikku. Tetapi aku tetap ngotot disitu.

"Gak mau." Ucapku singkat.

Tiba-tiba saja dia memelukku dari belakang, melingkarkan tangan di pinggangku. Menaruh dagunya di atas pundakku lalu menarikku.

Memang terlihat romantis. Bahkan aku bisa merasakan kalau jantungku dan dia berdetak dua kali lebih cepat. Dan memang tubuhku tidak menolak saat dia menyeret dengan keadaan seperti itu.

Dasar mulut bodoh! Ayo dong ngomong kalau kamu gak suka.. argh.. kenapa gak bisa ya? Seakan-akan aku luluh dengan hal romance kayak gitu. Oh aku benci diriku.

Deru napasnya menyapu leherku. Aku sedikit geli akan hal itu. Tetapi napasnya sangat hangat.

Kupikir dia akan melepaskan pelukannya ketika sudah di depan teras, tetapi dia terus memelukku sampai ruang tamu.

"Kenapa kamu diam (Namakamu)?" Tanyanya sedikit menggodaku. Aku tahu itu Iqbaal Dhiafakhri.. dan berhenti menggodaku sebelum kamu aku cincang!

Tapi bukannya marah aku malah merona, juga mengulum senyum. Iqbaal bisa tahu kalau begitu.. aku harus membahas hal lain. "Jawab pertanyaan tadi."

"Karena aku masih mencintaimu."

Apakah cowok itu benar-benar masih punya perasaan kepadaku? Bukannya dia sudah ada Bella?

Lamunanku buyar seketika saat Iqbaal menepuk pundakku. "Lo nggak usah pikirin Bella, gue udah putus sama dia karena dia khianatin gue. Sama kayak lo yang gue khianatin, lo gak usah jawab perkataan gue tadi. Yang penting gue udah bilang gue masih cinta sama elo."

Kemudian Iqbaal keluar dari rumahku. Tak lupa menutup pintu. Sementara aku hanya terdiam terpaku di ruangan dengan pandangan kosong.

"Aku juga masih mencintaimu, Baal.. tapi apa aku bisa?"

Author Pov.

(Namakamu) segera berlari ke kamarnya dengan menutup pintu. Ia meraung menangis meratapi kehidupannya yang kelam.

Angan-angan punya kehidupan bahagia tidak pernah terwujud dari dulu sampai sekarang. Oh Tuhan kasihanilah dia, dia ampir tidak mampu jika kamu nemberinya cobaan yang lebih berat. Cukup ini saja..

"Sebenarnya aku ingin said I love you too, but this my fated. And I only can give."

"Oh this is my relationshit!"

"Kenapa Tuhan ciptain hati kalo buat disakitin, kenapa Tuhan kasih aku orang yang salah? Kenapa juga aku harus punya hati.. hiks.. aku benci diriku! Yang selalu terlihat lemah!"

"Non.."

(Namakamu) segera mengelap air matanya yang tadi menerobos dinding pertahanannya. Dan menyamarkan suaranya agar tidak bergetar.

"Kenapa bi?"

Dengan susah payah untung suaranya tidak mencurigakan.

"Ada temen non (Namakamu) nungguin, katanya sih dia mau bilang sesuatu yang lupa."

"Lah emang siapa yang dateng? Apa Iqbaal lagi?" Batin (Namakamu) bertanya-tanya.

Bersambung..

Who is he? what you said for him?👇

Aku cintanya sama AA ID 😂😂😭 hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku cintanya sama AA ID 😂😂😭 hiks..(sok dramatis). Kalian juga cinca kan?😄

Ini part terakhir yaww.. maksudnya masih ada lanjutannya but setelah aku UN tapi😂 so jangan di hapus dari library dulu karena chapt selanjutnya lebih baper😝

Regards,
Anindya AR♡

Uncertain Heart ×IDR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang