Harap maklum aku lupa merevisinya jadi seperti inilah jalan ceritanya. Anak kelas 9 kan jarang-- mungkin bisa dikatakan aku gak pegang hp ataupun laptop dan barang elektronik lain. Ini chapter yang lupa aku taruh, seharusnya setelah chapter ke 11. Aku sih naruhnya acak.. sorry..
Langsung baca aja.
----
"Tuh kan! Apa juga gue bilang, kita itu bertemu bukan suatu kebetulan.." gumam Iqbaal tersenyum menatap tubuh (Namakamu) yang menghilang di balik tikungan koridor. Lalu ia melanjutkan perjalanannya ke ruang kepala sekolah.
000
"Anak-anak sekarang kita kedatangan murid baru, silakan perkenalkan dirimu, Baal.." kata Bu Hilma. Guru Bahasa Indonesia yang super duper galak minta ampun.
"Perkenalkan nama saya Iqbaal Dhiafakhri, panggil aja Iqbaal.." kata seorang laki-laki yang bernama Iqbaal itu.
"(Namakamu)! Kenapa kamu tidak perhatikan? Biasanya kamu yang paling memperhatikan pelajaran," tegur bu Hilma yang melihat (Namakamu) masih saja membaca soal yang diberikan.
"Bukan pelajaran, dia" ucapnya singkat dan menunjuk Iqbaal.
"Maksud kamu apa? Tolong katakan dengan jelas!"
"Dia bukan pelajaran."
"Ya.. terus?"
"Tidak apa kan.."
"Hah?! Katakan dengan jelas, (Namakamu) Alyra!!"
"Males ah, congek dasar.." gumam (Namakamu). "Intinya dia tidak penting."
"Yasudah terserah kamu, saya pusing sendiri jika bicara dengan kamu. Singkat-singkat sekali bicaranya."
Kalau pusing kenapa nggak berhenti bicara? Dodol. Kalau pusing kenapa gak minum obat? Mati aja sekalian. Ngapain juga dipikirin kalau pusing? Bodoh. Kalau singkat kenapa emangnya? Lagian situ yang salah pake dipikirin.
"Guru bloon, sudah tau gue males ngomong.. lagian tanpa perkenalan juga gue udah tau itu siapa. Mantan gue, Iqbaal." Ucap (Namakamu) dengan suara kecil, bahkan satu orangpun mungkin tak bisa mendengarnya.
"Baiklah, Iqbaal.. kamu duduk di belakang (Namakamu)," ucap Bu Hilma menunjuk bangku belakang.
"Baik bu.."
Saat Iqbaal sebelum melewati bangku (Namakamu) ia membisikkan sesuatu ke telinganya, "Ssst.. kita ketemu lagi, kayaknya kita emang jodoh."
"Hm.. itu menurut lo," kata (Namakamu) tersenyum miring.
"Terserahlah.." kata Iqbaal kemudian duduk di bangkunya yang berada tepat di belakang (Namakamu).
Deg.. deg..
Jantung Iqbaal berdetak lebih kencang dua kali dari biasanya. Apakah perasaan dulu mulai datang lagi?
---
"Ih, minggir!"
"Kenapa? Kenapa mesti gue yang minggir?" Kata Iqbaal menghalangi pintu kelas.
"Bawel, awas.." kata (Namakamu) mendorong tubuh Iqbaal, namun karena dia cewek dia tidak bisa berkutik.
"Lo gak bisa keluar, kalau mau turuti permintaan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...