Hai, readers setia baca terus ya tapi jangan lupa tinggalin jejak. Ini chapter terpendek disini mungkin?
----
Entahlah, (Namakamu) tak tahu jantung ini berdebar untuk siapa. Kenapa perasaannya gelisah begini? Ada apa dengan dirinya.
Saat ia kesal, ia melemparkan kertas yang ia buat dengan sembarangan. Tapi malah kena Bastian, segera mungkin ia merebutnya dari Bastian sebelum dibaca olehnya.
"Heh.. heh.. lo"
Bastian yang baru saja datang terkena kertas itu langsung mengambilnya. "Lo apaan sih (Nam..)? Si Aldi udah nungguin elo daritadi.."
"Apanya coba? Orang aku udah pegel ngangkat kertasnya orang yang bernama Al-- What?!"
Segera mungkin (Namakamu) merebut kertas itu, Bastian juga mempertahankannya akhirnya kertas itu robek menjadi dua.
Bastian membuka bagian kertas yang ia dapat. "Al.. ini maksudnya Aldi?"
"Iya.. itu Al.. Aldi," jawab (Namakamu) gugup dan menyembunyikan sebelah kertas yang tersobek satunya di belakang tubuhnya.
Bastian mengernyit, segera ia rampas kertas yang (Namakamu) sembunyikan dan berkata, "Fin? Alfin? Jauh banget dek?"
"Hehe.." (Namakamu) hanya cengengesan.
"Tau ah.. padahal Aldi udah nawarin jadi adik ipar juga," kata Bastian sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aldi siapa?"
"Ada deh.. kepo lo, tadi kalo lo jemput kan tahu siapa Aldi itu.. gue mah gak mau bocorin," kata Bastian menjulurkan lidah dan pergi begitu saja.
"Gue nyesel salah tulis, kan jadi gak tahu siapa Aldi itu? Huh.." sebal (Namakamu), ia berjalan dengan lesu ke arah kamarnya.
---
"(Nam..), hari ini aku ada urusan nganterin Bella. Kamu gak papa kan aku tinggalin?"
"Emang kenyataannya gitu kok! Kamu selalu tinggalin aku.."
"Iya gapapa.."
Tapi tak hanya sekali. Iqbaal sering mengacuhkannya. Hingga akhirnya waktu itu datang..
"Maaf (Nam..), sebenernya gue udah lama suka sama Bella. Gue nembak lo bukan karena suka, tapi gue mau bikin Bella cemburu. Lalu gue rasa... gue gak butuh elo deh, jadi kita putus. Oh iya, ini untuk lo" kata Iqbaal sambil meninggalkan (Namakamu) sendirian di taman sekolah.
(Namakamu) berusaha menahan tangisnya, kini pecah seketika saat menerima kotak berwarna hitam itu dibukanya.
"Gue rasa... gue gak butuh elo deh, jadi kita putus."
"Gue rasa... gue gak butuh elo deh, jadi kita putus."
"Gue gak butuh elo deh, jadi kita putus."
"Gak butuh elo deh, jadi kita putus."
"Jadi kita putus."
Kalimat itu terngiang-ngiang dan tangisnya menjadi-jadi. Bunga mawar putih kesukaannya tapi di sana agak layu dan ada sebuah surat, dia pun membacanya.
Dear (Namakamu),
Sorry gue udah nyakitin hati elo, gue gak tau lagi caranya bikin Bella ngelirik gue. Jadi gue terpaksa pacaran sama lo. Oh iya makasih udah bikin Bella jadi pacar gue sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...