31. Persimpangan

1.3K 123 0
                                    

Gue sedih dapet penjurusan ke ips 1😢, gue aja gak pernah dengerin guru ips kalo nerangin. Doain ya guys semoga besok cepat dirubah😢😣 aku bener-bener gak mau jurusan ips. Maunya ipa, cita-cita juga mendukung ke ipa.

#SebelPenjurusan #PengenIPA #SaveMe #Dokter #IPA #GakMauYangLain #PenjurusanGagal #GueMauIPA #Amin

"Akankah takdir menyatukan kita lewat angin yang berhembus di malam hari?"

****

Akan kuceritakan apa yang sedang dipikirkan (Namakamu) tentang seorang pria.

Kalau kalian tanya kenapa (Namakamu) tidak ingin memilih Aldi?

Aldi terlalu baik. Bahkan terlewat baik. Walaupun terkadang (Namakamu) ingin mengecapnya sebagai lelaki terese yang pernah ia kenal. Ingat kalau Aldi pernah menjahili (Namakamu) waktu itu.

Karel? Oh ayolah dia itu sahabatnya. Dan tidak akan merangkap lebih dari itu. Lagipula cinta tidak dapat dipaksakan. Dan baginya Karel hanyalah cocok untuk dijadikan seorang sahabat.

Ari? (Namakamu) pikir Ari akan selamanya di penjara, karena ia tidak sudi melihat wajah lelaki itu. Karel yang tidak bersalah saja lelaki itu hampir bunuh. Bagaimana nanti kalau dia juga dibunuh?

Tetapi.. yang (Namakamu) tahu. Dia punya seseorang yang membuat semua tidak karuan. Bahkan saat ini perasaan pun masih sama. Ia tak sanggup untuk menyebutkan nama lelaki itu. Sampai saat ini detakan jantungnya tidak akan kencang pada orang lain kecuali orang itu.

****

Mungkin sudah Ari pikir matang-matang perkataan seseorang yang datang kemarin tiba-tiba padanya. Baginya kesempatan itu tidak datang dua kali. Jadi ia mungkin sedikit berpikir ke arah situ.

Langkah sepatu bergema di lorong penjara. Seorang lelaki dengan semua pakaian serba hitam. Dia seperti malakai maut dalam komik-komik. Sayangnya dia tidak membawa alat untuk mencabut nyawa. Dia tersenyum melihat Ari yang tersenyum padanya.

"Jadi.. gimana?"

"Gue setuju dong." Ujar Ari sambil tersenyum licik. Otaknya telah menyusun strategi. Dan dari semalaman ia benar-benar memikirkan keuntungannya.

"Bagus. Lebih cepat lebih baik, kapan kita mulai?" Kata pria itu dengan penuh kemisteriusan.

Senyum Ari semakin lebar. "Hari ini, gue udah dapet rencananya."

"Bagus. Kita mulai hari ini."

Karena Ari tidak bisa berkutik di penjara. Maka yang menjalankan rencananya adalah lelaki berpakaian serba hitam itu. Entahlah kenapa Ari bisa seyakin itu dengan lelaki yang barusaja menawarinya bantuan.

Lelaki itu menaiki mobilnya, memasang seatbelt. Dan melajukan mobilnya.

Saat ia menemukan seorang pria dengan tangan yang penuh dengan sekantong belajaan dari supermarket. Ia melajukan mobilnya dengan cepat.

Wushh...

Brakk..

"Awasss!" Teriak seorang gadis sambil menarik seorang pria yang membawa sekantong belanjaan itu.

*****

"Awasss!" Teriak (Namakamu) sambil menarik tangan Iqbaal yang membawa sekantong belanjaan yang tadi mereka beli.

Tadi (Namakamu) telah mempunyai firasat bahwa ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja melajukan mobil dengan cepat. Itu tidak mungkin suatu kebetulan. Karena ia hafal betul suaranya semakin cepat menuju ke arah Iqbaal.

Belanjaan mereka jatuh dan ditabrak mobil itu.

Brakk..

Memang banyak bagian yang hancur dan bersuara seperti seorang yang sedang tertabrak. Setidaknya (Namakamu) bisa bersyukur kalau Iqbaal tidak jadi ketabrak.

"Siapa tadi?" Tanya Iqbaal saat dirinya tersadar kalau ingin ditabrak seseorang.

(Namakamu) mengangkat kedua bahunya ke atas. "Sengaja kayaknya."

Iqbaal terdiam sambil mengernyitkan dahinya. Kemungkinan besar apa yang dikatakan (Namakamu) ada benarnya. Tetapi mungkin saja orang itu tidak sadar dengan kecepatannya.

Tapi hal yang terakhir Iqbaal pikirkan itu tidak mungkin. Semua orang yang lihai mengendarai mobil pasti mengerti kecepatan berapa mereka mau.

Tidak, entah kenapa Iqbaal sedikit ganjal dengan nomor plat mobil tadi. Seperti ia pernah melihat plat itu saat ia selalu ingin pulang ke rumah.

"Kayaknya aku kenal deh nomor platnya. Familiar."

"Udahlah, intinya lo gakpapa." Ucap (Namakamu) singkat.

Iqbaal mengulum senyumnya saat (Namakamu) mengatakan hal yang manis di telinganya. Wanita selalu penuh kejutan dan banyak rahasia. Kenapa tidak bilang bahwa (Namakamu) ingin Iqbaal selamat? Ya.. itulah perempuan dan segala kegengsiannya.

"Kenapa senyum? Omongannya salah?" Ujar (Namakamu) sewot.

Iqbaal tersadar dari senyumannya yang tiba-tiba muncul. Eh, bukankah ia tadi mengulum senyumnya? Dia pasti gila. Gila akan (Namakamu).

"Gak papa, tapi kalo kamu ngomong. Yang jelas ya. Aku ngerti kok maksud kamu." Bisik Iqbaal pada telinga (Namakamu).

Pipi (Namakamu) bersemu. Bak tomat merah.

"Kamu lucu kalo blushing, aku suka."

Bersambung..

Asli gue males ngelanjutin gara-gara tadi di papan pengumuman gue masuk kelas X. Iis 1 atau X. IPS 1, maybe? Gue kecewa kenapa bisa gue masuk ips? Sedangkan gue paling benci ekonomi di ips. Doain gue, semoga masuk ipa dan bisa cepat next.

#GueSebel #PenjurusanGagal #PengenIPA #NgototIPA #GakMauYangLain #SemogaDirubahKeIPA #Amin

Kecewa Dengan Penjurusan,
Anindya A. R.

Uncertain Heart ×IDR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang