Sorry late. Maaf lupa, (abis ngerjain bahasa Indonesia langsung lupa deh). Akhir-akhir ini sering banyak tugas.
Hide and Seek. 👉 Petak Umpet.
(Mulmed : Iqbaal Dhiafakhri 'CJR') gila senyumnya bikin meleleh😱😱
****
"Akankah sang penjahat ketahuan setelah sekian lama tidak menampakkan diri?"
----
Ari terduduk di lantai tahanan dengan memeluk kedua lututnya. Menatap ke arah langit-langit. Kini ia tidak bisa merasakan bebas. Ia seperti burung yang terkurung di sangkar, dan entah kapan ia bisa terbang lagi.
Tuk.. tuk..
Bunyi langkah kaki sepatu menggema di setiap koridor penjara. Suaranya seperti sepatu perempuan.
Ari menatap ke arah bayangan yang berjalan menuju ke arahnya.
Bella?
"Ari, lo harus minta maaf sama Iqbaal dan (Namakamu). Kasihan cinta mereka jika lo maksain ego lo." Ucap Bella dengan sedikit halus.
"Gue gak mau. Gue cinta (Namakamu). Kenapa gue peduli dengan Iqbaal?"
Bella menggelengkan kepalanya heran. Adakah manusia sekeras kepala seperti Ari?
"Itu bukan cinta, itu obsesi. Lo pengen (Namakamu) jadi milik lo pasti gara-gara tertantang sama Iqbaal yang dapat seluruh hati (Namakamu). Lo harus sadar! Banyak wanita lain.." Bella masih menasihati Ari dengan halus.
"Gue gakmau. Gak perduli. Gue cinta (Namakamu). Mungkin bagi lo ini obsesi, bagi gue ini cinta." Ari masih mengotot.
"Iya, kalo lo cinta (Namakamu). Tapi emang lo gak mikir? (Namakamu) cinta lo apa gak? (Namakamu) cinta Iqbaal."
Ari mulai terdiam. Entah ingin membalas perkataan Bella. Atau ingin memikirkan itu.
"Kicep kan lo? Dia gak cinta sama lo. Dia cinta Iqbaal. Harusnya lo sadar! Cepat minta maaf, gue bakal bebasin lo dengan syarat itu. Dan jangan masuk kehidupan mereka. Besok gue datang lagi, pikirin!" Ujar Bella sebelum pergi meninggalkan Ari sendirian.
'Dia tidak mencintai lo.'
'Dia cinta Iqbaal.'
'(Namakamu) cinta Iqbaal.'
'Harusnya lo sadar'
'(Namakamu) gak cinta Ari.'
'Cinta Iqbaal.'
'Iqbaal.'
'(Namakamu)'
'Mereka saling mencintai.'
Perkataan Bella tadi, kini terngiang-ngiang di pikiran Ari.
Tak sadar Ari mengepalkan tangannya dan meninju tembok di sampingnya dengan kuat. Hingga saat ia melihat tangannya, tangannya berdarah.
-----
"Gue minta maaf sama lo, Baal." Ucap Ari dengan satu tarikan napas.
Bella yang ikut menyaksikan itu, dan (Namakamu) hanya tersenyum tipis. Mereka saling berpandangan. Tak percaya.
"Udahlah, gue udah maafin. Tapi tolonh kalo elo mau misahin gue sama (Namakamu), pikir dulu! Ada hati yang harus lo jaga. Jangan sampai gara-gara keegoisan lo itu malah buat lo jauh dari dia." Ucap Iqbaal sedikit sewot, tapi kemudian ia menepuk pundak Ari sambil tersenyum tipis.
Entah kenapa beban yang ada di pundak Ari kini terangkat. "Makasih, gue janji gak bakal lagi datang di kehidupan kalian. Kalian bisa tanya Bella, gue udah buat perjanjian."
Ari tersenyum. Ternyata benar perkataan Bella sebelum mereka ke taman untuk menemui Iqbaal maupun (Namakamu). Iqbaal benar-benar baik, rela melakukan apapun demi orang yang dia sayangi. (Namakamu) pun demikian.
"Maafin gue juga ya, (Nam..). Pernah neror lo lewat line."
"No problem."
"Jangan lo buat kesalahan lagi, Baal. Makasih buat pelajaran cinta yang gue dapat dari lo berdua.."
"Sama-sama, gue berusaha buat kasih (Namakamu) yang terbaik."
Ari tersenyum pedih. Ia harus melupakan (Namakamu), cinta pertamanya.
"Masih banyak cewek lain, Ri. Jangan putus asa gara-gara ini.. lo bisa dapetin yang lebih baik." Ucap (Namakamu) sambil menepuk pelan pundak Ari.
(Namakamu) dan Iqbaal saling berpandangan. Lalu saling tersenyum.
Bella tersenyum melihat akhir dari semua ini. Yang ia harapkan hanyalah kebahagiaan sahabatnya, (Namakamu). Orang yang mengajarkannya untuk tidak cepat mengambil kesimpulan.
Tamat->->->
..
.
.
.
Alias Bersambung..
Masih ada satu part lagi kayaknya. Untuk ending, ada yang mau epilog?
Atau juga ditambah extra part mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...