Extra Part [3/3]

1.9K 114 0
                                    

"Hanya ada aku, kamu, dan keluarga kecil kita. Kamu harus selalu percaya itu."
-Iqbaal-
Uncertain Heart ❌IDR

.
.
.
.
.

****

Matahari mulai bersinar dengan memancarkan cahayanya ke bumi. Beberapa burung yang ada di dahan pohon milik sebuah rumah berkicau dengan riang.

Seorang wanita baru bangun dari tidur lelapnya. Tak sengaja tangannya menyenggol sisi keras. "Ih.. siapa sih yang tidur di samping? Kok mendadak kasur aku sempit?"

Matanya mulai mengerjap saat cahaya masuk ke dalam pupil matanya. Lalu matanya terbelalak saat melihat sesosok pria di samping tempat tidurnya dan... "Aaaa..."

Wanita itu tak sengaja berteriak dan menendang pria itu sampai terjatuh dari tempat tidurnya.

Pria yang jatuh tadi langsung terbangun ketika tubuhnya terasa sakit. "Kamu apaan sih, Yang. Pagi-pagi udah teriak aja."

"Kamu kenapa bisa ada di kasurku? Baal, kita itu belum mukhrim. Dan kamu santai-santai aja kita tidur bareng?" (Namakamu) menatap Iqbaal dengan horor.

Iqbaal menguap, "kamu lupa ya? Kita kan udah nikah."

(Namakamu) mengernyitkan dahinya, kemudian ia baru tersadar. Lalu cengengesan tak jelas, "Oh iya. Aku lupa."

Iqbaal mendengus. Lalu ia bangkit dari dinginnya lantai kamar dan kembali berbaring di samping (Namakamu). "Seharusnya ekspresimu senyam-senyum, bukan malah teriak. Anakmu tuh bentar lagi pasti nangis."

(Namakamu) tersenyum, "Maaf. Gara-gara aku masih ingetnya kita masih pacaran. Dan dia juga anakmu, for your information."

"BUNDAAA.. AYAHH... ALLE PENGEN MAKAN, LAPER.." Teriak seorang gadis kecil sambil membuka pintu kamar orang tuanya.

Dia masuk sambil mengerjapkan mata dengan lucu. "Loh? Bunda sama ayah lagi ngapain?"

Iqbaal yang baru saja bangkit dan mencium bibir (Namakamu) langsung memberhentikan aksinya. Padahal itulah yang biasanya dia lakukan.

"Kak Dave gak mau bikinin aku roti. Dia tuh ngikutin siapa sih Bun? Kok dingin gitu." Rengek anak yang bernama Alleira itu.

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. Iqbaal menatap (Namakamu), "Anak kamu banget tuh. Cuek."

"Yeah itu bukan salahku juga sih, semua terjadi kan atas ulah kamu." (Namakamu) membereskan kamar.

Iqbaal segera menghampiri Alleira dan menggendongnya, "Kamu bareng ayah dulu aja ya. Bunda kamu lagi beresin kamar."

🍀🍀🍀🍀

(Namakamu) menuruni tangga menuju dapur. Ia harus memasak nasi goreng sesuai permintaan anaknya. Lalu dilihatnya anak pertamanya, Dave tengah sibuk memakan rotinya di meja makan.

"Dave, kamu nggak nunggu makan bareng?"

Dave melirik (Namakamu) sekilas. "Males. Alle kalo makan lama nunggunya."

"Kenapa? Biasanya Dave mau nunggu selama apapun." Ujar (Namakamu) sambil mempersiapkan bahan-bahan membuat nasi goreng.

Dave menelan roti yang sudah dikunyahnya, "Alle tadi ngerusakin prnya kakak, Bun. Siapa yang nggak kesel coba? Dan kenapa semua orang sangat menyebalkan hari ini?"

Setelah selesai menggoreng nasi, (Namakamu) menyajikannya ke piring dan menaruhnya di atas meja. Kemudian dengan perhatian, ia mengelus puncak kepala putranya dengan sayang. "Kamu itu bisa dingin dengan siapa aja. Tapi jangan sama keluargamu. Bunda tahu kalo sikap kamu itu turun dari bunda. Tapi jangan kayak gitu sama adik kamu, nanti bunda bilangin supaya dia gak ngerusakin pr kamu. Ya? Anak bunda kan pinter dan juga baik."

Dave menghela napasnya, kemudian ia mengangguk sambil mengulas senyum tipisnya. "Iya bun."

(Namakamu) tersenyum kemudian mengacak rambut Dave. "Pinter.. oh? Adik sudah selesai mandi sama ayah?"

Iqbaal menaruh Alle di atas kursi. "Sudah nih, bun. Sudah wangi si adik."

Alleira tersenyum kemudian memandang kakaknya. "Kak Dave masih marah?"

"Kamu jangan gangguin kakakmu kalo lagi ngerjain pr ya, Dik. Kasihan kakakmu." Ucap (Namakamu) dengan lembut.

Alleira memandang bundanya dengan tatapan lucu, sesekali berkedip, lalu ia mengangguk kecil. "Iya bun, asal kak Dave mau main sama Alle."

Dave memutar kedua bola matanya, "Lihat bun, masa aku disuruh main barbie.. kalo adik ngajak main PS sih aku seneng aja."

Setelah selesai menyiapkan bekal untuk putranya, (Namakamu) hanya menggeleng sambil tersenyum. Selalu ada perdebatan antara David dan Alleira yang mengawali pagi yang indah ini. "Udah.. kakak juga kalo adik nakal gak usah diladenin. Nih kotak bekalnya, jangan lupa dimakan!"

Iqbaal yang duduk di samping David mengacak rambut putranya dengan gemas. "Anak ayah jangan dingin-dingin sama orang ya. Lihat tuh bundamu susah bergaul."

Perkataan Iqbaal itu langsung disambut cubitan pada perutnya oleh (Namakamu). "Oh.. jadi maksudmu aku dingin gitu? Aku cuek aja kok bukan dingin."

Sementara Alleira masih sibuk dengan makanannya, David malah memutar bola matanya dengan sebal. Selalu saja ayahnya menggoda bundanya membuat mereka tampak membuatnya ingin muntah. "Bunda sama ayah berhenti deh bercandanya. Gak lihat di sini ada dua anak kalian?"

Sontak (Namakamu) dan Iqbaal menoleh ke arah putranya dengan wajah yang memerah karena malu. Lalu mereka terkekeh dan mengalihkan pembicaraan.

Karena tidak ada yang tahu akhir dari sebuah cerita seperti apa. Mereka hanyalah mengikuti aliran air yang mengalir. Tidak pernah berniat untuk mengubah satu alur yang dibuat oleh sang Ilahi. Hingga akhirnya mereka dipertemukan dan dipersatukan lagi dengan ikatan yang sangat kokoh.

Semoga bahagia selalu menyertai kehidupan keluarga mereka. Karena.. tidak ada satupun doa jelek yang akan terkabul.

****

~END~

Kali ini bener-bener udah tamat. Gue rencananya gak mau bikin sequel atau lanjutan cerita iq(nam..) ini, karena gue gak mau tiba-tiba nge-down dan isinya malah banyak pho. Tapi emang pengen sih ngelanjutin soalnya Iqbaal dan (Namakamu) jadi pasutri😍💕

Gue sedih karena kemarin sekolah diliburkan🙇‍♀️ mohon doanya ya guys supaya jogja gak banjir lagi. Kasihan banyak yang mati listrik nih. Aku sih enggak, cuma sinyal jadi hilang gitu aja. Kalo kalian ngira aku cuma di rumah malas-malasan itu salah, aku belajar untuk PAS tanggal 2 Des😭😂

So yang mau sequel bisa koment. Gue mau bikin asal lebih dari 20 (kalo bisa).
Soalnya gue rencana bikin project baru yaitu cerita baru judulnya.. masih dirahasiakan wkwk.

We are Family, Comate.
Anindya A. R.

Diterbitkan : 30 November 2017 (Selesai).

Uncertain Heart ×IDR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang