Saya gak mau nerangin langsung maksud judul, jadi kalian baca saja. Ini juga karena demi kelancaran penyampaian saya dalam cerita ini. So.. thanks udah mau luangin waktu untuk cerita saya.😢
*****
Apa yang hilang di dalam dirinya? (Namakamu) tidak boleh menyerah begitu saja menghadapi dunia ini. Sudah ada seseorang disisinya yang siap kapan saja membantunya. Seharusnya ia sadar dan tetap mempertahankan hidupnya.
Di tatapnya sekotak pil obat. "Gue gak mau minum obat." Lalu dibuangnya sembarangan.
"Gue harus ke rumah sakit." Tekad (Namakamu).
Sementara Bastian yang baru saja sampai di depan rumah (Namakamu), harus ke rumah sakit saat adik sepupunya itu menelpon kalau ia ingin menghilangkan kankernya. Bastian bahagia, inilah yang ia tunggu-tunggu sejak sekian lamanya. (Namakamu) berkeinginan tinggi untuk sembuh. Segera ia meng-sms semua orang untuk melancarkan.
----
Iqbaal, Bastian, Adara, Steffi, Salsha, Jeha, dan Cassie berada di luar ruangan dimana (Namakamu) dioperasi. Mereka takut (Namakamu) tidak dapat disembuhkan. Di antara mereka ada yang gigit kuku, mondar-mandir, duduk tidak nyaman, mengetukkan sepatu ke lantai, dan juga menatap cemas ke arah pintu.
Ruangan masih belum terbuka dan sosok dokter di dalam belum keluar. Hal itu tambah membuat ketujuh orang itu khawatir berlebihan di luar.
Keheningan melanda.
Tetapi tiba-tiba Adara berkata, "Gak salat dulu nih? Udah mau masuk ashar loh."
Iqbaal menggeleng, ia takut jika meninggalkan (Namakamu). Malah membuat gadis itu meninggalkannya.
"Bener tuh kata cewek gue, biar gue, Adara, sama Cassie aja yang nunggu. Kalian salat sana." Celetuk Bastian yang daritadi menahan pipis di celana karena kakinya kedinginan.
Iqbaal, Salsha, Jeha, dan Steffi hanya diam dan tidak mau bersuara.
"Eh, lo berempat gak mau doain adek gue ya?! Sana salat!" Teriak Bastian.
Barulah terburu-buru mereka berempat pergi dari sana.
"Bikin emosi aja.. nanti dosa adek gue dong, orang dia yang jadi penyebab."
Adara hanya menggelengkan kepalanya melihat sifat Bastian yang ganas bila menyangkut sahabatnya, (Namakamu).
-----
Iqbaal dan ketiga sahabat (Namakamu) itu telah kembali seusai salatnya. Namun, kenapa pintu operasi belum terbuka?
Sudah satu jam lebih mereka menunggu.
"Bas, udah selesai belum sih dokternya ngoperasi." Ucap Salsha kesal.
"Lo kira ngoperasi itu kayak ngambil upil dalam hidung apa? Udah deh gak usah ngajak ribut, tunggu aja." Ujar Bastian dengan sewot.
"Alwan gak kesini?" Celetuk Jeha.
"Duh.. lo kapan sih lola nya hilang, Jeh? Alwan itu kan rempong, jadi belakangan aja kasih taunya.." jelas Steffi, entah Steffi jarang akur sama seperti ketiga temannya yang lain kalau menyangkut bicara sama Jeha.
CKLEKK..
Pintu ruangan pun terbuka, sosok seorang dokter keluar dari balik ruangan dengan baju medis.
Segera mereka hampiri dokter itu, dan memberondongnya dengan banyak pertanyaan sendari menunggu.
"Bagaimana keadaan adik sepupu saya, Dok?"
"Sahabat saya baik kan, Dok."
"Gimana keadaannya?"
"(Namakamu).. masih bertahan kan, Dok?"
"Huaaa, (Namakamu) belum mati kan?"
Sontak semua menoleh ke arah Jeha yang berkata paling akhir. Menatap tajam supaya gadis itu tidak berisik.
Dokter Kiki itu tampak kewalahan. Mungkin sang pasiennya kali ini mempunyai banyak dukungan sehingga mau di operasi.
Kiki terdiam.
Sontak semua orang juga terdiam. Para sahabat (Namakamu) langsung menangis histeris saat sang dokter hanya diam.
Sedang kan Bastian telah menarik kerah baju dokter itu. Iqbaal sendiri mencoba melepaskan Bastian dan mencoba memberi nasihat.
"Dia selamat."
Satu kata yang mampu membuat semua orang kini melepaskan kesedihannya. Melepasnya dengan senyum dan air mata bahagia.
"Bagaimana bisa? Dia saja jarang minum obat, saya sebagai sahabat yang telah lama kenal tapi kenapa dia sembunyikan?" Tanya Adara dengan sesegukan.
"Obat tidak menjamin kehidupan seseorang dengan selalu. Hanya tekad untuk sembuh dan kita hanya berpasrah pada yang Maha Kuasa." Ucap Dokter Kiki dengan pengertian.
Bastian lalu berterimakasih kepada sang dokter dan meminta maaf atas perlakuannya.
Ya.. hilang sesuatu dalam diri (Namakamu), yaitu penyakitnya.
Bersambung..
*****Catatan terpanjang untuk cerita ini:
HAPPY ANNIVERSARY CJR KE 4 TAHUN🎉🎉🎉🎉❤❤❤💕💕
AND HAPPY 6TH FAILED COBOY JUNIOR😢😢🎉😂❤Kebanyakan, dokter merasa pesimis menyangkut kesembuahan kanker, terutama kanker stadium lanjut, karena pengobatan yang dilakukan seperti Khemotherapi. Tetapi dengan penyembuhan alternatif bukan berpacu dengan kanker, tetapi cara penyembuhan dengan memutus rantai makanan untuk kanker sehingga kanker tidak bisa tumbuh dan selanjutnya mati dengan sendirinya. Pengobatan secara medis untuk kanker paru memiliki kasus mereka berakhir pada kematian setelah/ketika sesi pengobatan berlangsung.
Penyembuhan kanker yang paling efektif bukanlah dari obat seperti halnya biasa dilakukan secara medis, yaitu membunuh secara langsung sel kanker. Penyembuhan kanker yang efektif adalah berasal dari tubuh itu sendiri. Para ahli kesehatan sering mengatakan bahwa “semua penyakit disebabkan oleh eror metabolisme”, pada Kanker disebabkan oleh kelainan pertumbuhan sel dimana sel yang seharusnya mati tetap tumbuh dan berkembang.(Gue bukan dokter sih. Tapi pernah gitu baca artikelnya. Sama nonton dokter yang optimis kalo dia bisa..)
Seorang dokter yang selalu optimis dan selalu berkata 'dia bisa' dia akan dapat menyembuhkan penyakit apa saja. Walaupun dia bukan yang berkehendak tapi setidaknya dia percaya diri bahwa ia bisa menyembuhkan orang. Pesimis dari sosok dokterlah yang bisa memunculkan sisi pesimis untuk sembuh oleh sang pasien. Jadi dokter haruslah bisa dan berusaha. Walau nanti hasilnya terserah pada yang maha kuasa.
Dan bagi kalian yang punya penyakit yang diderita^^ optimislah kalian bisa sembuh. Karena tak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Saya yakin semua orang pasti sembuh asal dia optimis. Dan dokter yang juga optimis.
Saya, Anindya A. R
Yang bercita-cita jadi dokter.
Yang salah masuk jurusan.
Yang gak mau ikut PBB.Diterbitkan : Minggu, 23 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncertain Heart ×IDR ✅
FanfictionAwalnya (Namakamu) mencintai Iqbaal. Namun karena Iqbaal selalu mematahkan hatinya, ia berusaha move on. Dan.. berhasil. 6 bulan kemudian, Iqbaal kembali. Iqbaal kali ini serius. Tapi itu nggak berarti bagi (Namakamu). Karena hatinya telah terkunci...