"Anyeong..." sapa lelaki itu ramah.
"Siapa kau?" tanya namja yang ada di depan Rosé tak bisa santai.
Lelaki itu membuka masker miliknya, "Ini aku, Bambam." Kedua pasang mata itu membulatkan matanya.
***
"Bambam Got7?" tanya Rosé tak percaya, "Jinjja?" Rosé melongo. Bambam mengangguk.
"Kau pasti Park Chaeyoung, kan?" tanya Bambam. Rosé mengangguk. Wah, dia bahkan tahu nama asliku. Batin Rosé.
Lelaki berambut pirang itu mengalihkan pandangan pada namja di depan Rosé. Keningnya bertaut, "Bukankah kau-"
Namja itu tersenyum pada Bambam. "Song Mino? Machi?" tanya Bambam to the point.
"Hmm. Benar, aku Song Mino." jawab namja itu singkat.
"Wah, apa kabar? Lama tak bertemu ya Mino-sshi." Mereka saling menjabat tangan.
"Kabarku baik. Ya, sejak acara WIN. Gimana kabarmu Bam?" tanya Mino balik.
"Aku baik." jawab Bambam lalu melirik Rosé. "Apa aku mengganggu kalian?" alisnya terangkat satu.
Rosé dan Mino saling pandang. Sebenarnya iya. Batin Mino. "Tidak." Mino menggeleng, mendustai batinnya. Rosé juga ikut menggeleng.
"Kalau begitu boleh aku pinjam Rosé sebentar?" tanya Bambam hati-hati takut salah bicara.
"Untuk?" tanya Mino, nada bicaranya mulai tak enak.
"Tenang Mino, ini bukan apa-apa." sahut Bambam meyakinkan. Karena Mino memandangnya dengan raut muka tak suka.
"Oppa, sepertinya ini sangat penting. Bisakah kau-"
"Arraseo." sela Mino kemudian berdiri dari tempatnya. Namja itu tampak kesal dengan usiran Rosé. Sedangkan Rosé sendiri tak memiliki pilihan lain.
"Mian, aku membuat kalian bertengkar. Tapi aku tak punya pilihan lain. Aku tak bisa mengatakannya di depan Mino." ujar Bambam merasa bersalah.
***
Kartun Spongebob yang Lisa tonton telah diusir tanyangan reality show. Lisa yang jengah karena tak ada satupun channel tv yang menarik, hanya bisa mendengus sebal.
Rosé juga tak kunjung kembali. Kemana sih dia?
Lisa mengambil semangkuk nasi putih dalam rice cooker. Kemudian mengambil tiga buah bawang putih dan dua buah cabai rawit. Yeoja itu rupanya sedang kelaparan. Ia berniat untuk membuat nasi goreng. Karena memang makanan itulah yang paling sederhana untuk dibuat, sekaligus juga mengenyangkan.
Bunyi gesekan spatula dengan wajan terdengar nyaring. Sesekali desisan bumbu yang terkena minyak panas mulai mendominasi dapur. Bau harumnya menembus celah pintu kamar Jisoo dan Jennie.
Mereka berdua terhipnotis oleh bebauan memabukkan itu. Dengan langkah gontai kedua insan cantik ini berjalan mengikuti arah bau sedap tersebut.
"Masita." celetuk Jennie sembari mengendus-endus bau tersebut.
Jisoo ikut mengendus seraya menggerak-gerakkan kepalanya tampak begitu girang. Perut mereka pun mulai berkontraksi. Bukankah enak, selepas bangun tidur langsung makan? Tidak akan ada orang yang menolaknya.
"Yak unnie berjalanlah dengan benar." celetuk Lalisa mengingatkan. Mereka terlihat seperti sedang dalam pengaruh alkohol. Padahal bukan itu penyebabnya. Nyawa yang belum seratus persen terkumpul itulah penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR 🍃 LALISA [end]
FanfictionSemuanya baik-baik saja sampai aku bertemu dengannya dan aku yang semakin dekat denganmu. Meskipun di sisi lain ada seseorang yang menantikan hatimu untuknya. Seseorang yang mungkin sangatlah dekat denganku. Sejak saat itu semuanya menjadi tidak bai...