Six Eyes 🌟 26

2.8K 215 28
                                    

Tega sekali Lalisa melakukan hal itu?

Apa karena ini dia mengajakku bertemu? Untuk memperlihatkan semua ini? - Bambam.

***

"Apa yang kalian lakukan?!" pekik Bambam lantang.

Lalisa melepaskan pelukannya terhadap Hanbin, lalu memutar badannya. Gadis itu sempat terkejut akan kehadiran Bambam. Namun beberapa detik usai menatap namja itu, ia langsung bisa mengendalikan emosinya.

"Apa kau ingin bertemu untuk menunjukkan ini?" Kilatan kemarahan sangat kentara di iris mata Bambam. Lalisa terdiam tidak bisa menjawab. Bambam semakin merasa bahwa memang itulah jawabannya.

Namja itu berjalan gusar mendekati Lisa, "Kenapa kau melakukan ini padaku?" lantas mencengkeram kuat bahu gadis itu hingga membuat Lalisa mengaduh kesakitan.

"Bam, jangan kasar." Hanbin mencoba melepas cengkeraman tangan Bambam dari bahu yeoja itu. Leader iKON itupun menonjok pipi Bambam spontan.

"AA! Jangan lakukan itu Hanbin!" Lalisa memekik seraya mencoba menahan tangan Hanbin. "Hanbin tenanglah!"

"Dasar bajingan! Kupikir kau itu baik! Ternyata kau sama busuknya seperti sampah!" Hanbin mencela Bambam habis-habisan.

"Kau-lah yang brengsek! Kau merebut kekasih orang! Masih punya muka kau mengataiku seperti itu? Dasar tukang tikung! Bajingan!" Bambam ganti melayangkan tinjunya pada Hanbin. Tetapi ... kepalan tangan itu justru mengenai pipi Lalisa.

"Aw!" Sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah. Lalisa mengusapnya pelan, "Awh!" lalu kembali merintih.

"Lisa!" Kedua namja itu berteriak spontan.

***

Ketiga manusia itu duduk di taman, dengan Lisa berada di posisi tengah. Lisa mengurungkan niatnya bertemu Bambam di cafè. Hanbin yang awalnya menikmati kesendiriannya jadi terseret ke pusaran cinta rumit ini.

"Lisa jangan tinggalkan aku," ujar Bambam mendahului.

"Lisa aku bisa jadi yang terbaik," sambar Hanbin tak mau kalah.

Lisa tetap diam. Antara tidak tahu harus menjawab apa dan menikmati ngilu di sudut bibirnya.

"Kalian berdua," Lisa memandangi Bambam dan Hanbin bergantian, "apa yang membuat kalian menyukaiku?" tanyanya.

"Kita memiliki waktu yang panjang ketika kita berada di Thailand. Kau dan aku, kita berjuang bersama dalam memenangkan suatu perlombaan. Kita selalu sama-sama. Itu adalah kenangan terindah dalam hidupku. Aku menyukaimu, karena kau adalah sahabat sekaligus seseorang yang ada dan mengerti aku, Lisa." Bambam memegang tangan Lisa.

Lalu Hanbin menepis tangan laki-laki itu. "Aku menyukaimu, karena dirimu. Aku menyukaimu, karena hatiku. Entah apa yang kau lakukan dan apa yang kuterima. Just ... my heart fluttering beside you. Kau adalah seseorang yang membuatku pusing dalam mencari alasan kenapa aku menyukaimu. Itu, apakah bisa memenuhi rasa penasaranmu?" Hanbin menaikkan kedua alisnya.

Sial. Lalisa terjerembab dalam. Apa yang harus ia lakukan? Seperti tak rela melepas dua manusia tampan ini.

"Aku pulang saja, lukaku semakin ngilu, perlu diobati. Nanti jika memar aku bisa mati oleh sajangnim." Lalisa bangkit dari kursi itu dan berlalu meninggalkan kedua namja tadi.

Hanbin dan Bambam saling melempar tatapan sinisnya kemudian. "Lisa, biar aku antar!" pekik Hanbin.

"Biar aku antar saja, Lis. Aku kan pacarmu!" pekik Bambam tidak mau kalah.

MY STAR 🍃 LALISA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang