Hug 🌟 16

3.5K 287 5
                                    

"JAUHI-AKU!" pekik Lisa dengan suaranya yang bergetar.

"Shireo." balasanya singkat dan lemah.

Lisa menoleh ke belakang. Menatap punggung Hanbin dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

Aku sadar jika aku mencintai orang lain.

Tapi kenapa?

Aku tidak bisa membiarkanmu pergi dan mengabaikanmu?

***

"Hana...Dul...Set..." Jennie memimpin dance, meliuk-liukkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

"Boombayah!" pekiknya semangat. Ini adalah salah satu lagu yang akan menjadi lagu debut mereka.

Lisa melangkahkan kakinya ke samping kiri. Kemudian memutar tangan dan kepalanya dengan cepat. Namun ada yang janggal dari gerakannya. Terlalu cepat. Melihat itu Jennie langsung menghentikan musiknya. Lisa ngos-ngosan.

"Sebenarnya kau ini kenapa sih?" tanya Jennie.

"Gwaenchana." jawabnya bohong.

"Kita mulai lagi." celetuknya, "Fokus Lis." Lisa mengangguk.

"Boombayah!" Semua member memekik bersemangat kecuali Lalisa.

Gerakannya semakin kacau. Terkadang terlalu cepat, salah arah, salah gerakan, lambat tempo, tanpa tenaga. Intinya, dia tidak bisa fokus sama sekali. "Stop!" Jennie langsung memekik geram.

"Apa yang sedang kau lakukan Lisa?!" tanyanya penuh penekanan.

"Ijinkan aku istirahat sepuluh menit unnie." ucapnya lemas.

Jennie memejamkan matanya seraya menghela napas, "Baiklah. Semuanya istirahat sepuluh menit." ujarnya.

"Gomawo unnie."

Rosé menghampiri Lisa yang tengah duduk menyendiri sembari menyandarkan kepalanya pada dinding ruang latihan. Kepala gadis itu serasa ingin meledak. Ia butuh pendinginan.

"Lisa..." panggil Rosé.

"Hmm?"

"Fokuslah pada latihan ini, jebal. Kau ini main dancer kita Lis, bagaimana bisa seorang main dancer memiliki dance yang kacau seperti itu, eoh?" ucapnya lirih. Rosé sedang tidak ingin mengeluarkan emosinya.

"Jangan pikirkan apapun. Cukup fokus pada lagunya, arra?" timpalnya.

"Aku harus bagaimana Ros?" Pertanyaan itu terlontar dari mulutnya secara tiba-tiba.

"Bagaimana apanya? Bicaralah yang jelas."

Lisa membuka matanya perlahan, menoleh pada Rosé, "Rosé..." matanya berkaca-kaca. Sedetik kemudian ia menghamburkan dirinya pada tubuh kurus Rosé.

Rosé tersentak. Tidak biasanya Lisa seperti ini. Dengan lembut, Rosé mengelus lembut punggung Lisa mencoba menenangkannya. "Apa yang harus kulakukan?" tanyanya sekali lagi.

"Katakanlah..." ujar Rosé lembut.

Lisa melepaskan pelukannya, "Aku mencintai Bambam, Ros." ucapnya.

Rosé menghela napasnya, "Kau menangis karena hal itu?" Rosé menepak dahinya. "Lisa-"

"Tapi anehnya aku tak bisa melepaskan Hanbin." selanya.

Rosé langsung terdiam. Gadis itu celingukan ke kanan kiri. Untunglah Jennie dan Jisoo sedang keluar dari ruang latihan.

"Apa maksudmu? Kau, tidak mungkin, menyukainya kan?" Lisa menggeleng, "Syukurlah..." ujarnya lega.

MY STAR 🍃 LALISA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang