04 Worry

2.1K 303 74
                                        

Q
Apakah kau suka menonton drama?

A
Ya sangat,kurasa drama sudah menjadi kebutuhanku..

Q

Apa karena kau pria single ?

A

Pertanyaan tidak diterima! -_-

Q
Apa sesuatu yang sering kau temukan dalam drama ?

A

Banyak sih,salah satunya adalah ...
Jika kita mengkhawatirkan seseorang...ada kemungkinan jika rasa tertarik mulai timbul dihati kita...

Mungkin itu bisa menjadi cinta yang manis...
Ataupun sebuah kekecewaan yang mendalam ...

Q

Anda sangat puitis dan paham soal cinta..sayang sekali anda single..

A

Hentikan interviewnya!!!!

-Interview with Kim Hanbin-










JInhwan terdiam,sejak perjalanan dari halte ke apartemen yang ia tempuh bersama tetangganya ini tidak ada satupun yang buka suara.

Hanbin,dia begitu aneh menurut Jinhwan,kepribadiannya begitu cuek dan sedikit bodoh.

Buktinya di cuaca sedingin ini ia hanya mengenakan sweater agak tipis dan celana sport.

Entah apa pekerjaannya apakah ia seorang freelancer? Jinhwan masih saja betah memandangi sosok yang setiap lima menit bersin karena kedinginan.

"Hei...sampai kapan mau memandangku begitu ?"tanya Hanbin sambil mengibas-kibaskan tanganya dihadapan wajah blank Jinhwan.

"A-ah..mian,aku sedang melamun.."Ujar Jinhwan tersenyum malu sambil menunduk,hal kecil itu membuat Hanbin mau tak mau tersenyum juga karena tingkah imut Jinhwan.

"Aku flu..kau punya obat ?"Tanya Hanbin begitu mereka menaiki tangga,Hanbin sedikit heran saat Jinhwan menggeleng dan memilih pergi sedangkan ia sudah berdiri didalam lift.

Akhirnya namja bodoh itu mengikuti makhluk mungil yang kini menatap dengan pandangan...eerrr khawatir?

"Punya..coba sini dahimu.."Tangan mungil Jinhwan tanpa permisi langsung meraba dahi Hanbin,Hangat.

"Aigoo..dari mana saja kau hujan-hujanan siang tadi ?"Tanya Jinhwan sembari menekan password apartemennya.

"bekerja tentu saja.."Ujar Hanbin sedikit kesal.

"Ah..kukira kau pengangguran.."Ujar Jinhwan disertai tawanya.Jinhwan masuk kedalam semenit kemudian ia keluar membawa kotak p3knya.

"Masuk sana..diluar sangat dingin sungguh,hidungmu memerah.."Ujar Jinhwan mengomeli Hanbin yang tak kunjung menekan passwordnya.Hanbin tersenyum,Jinhwan balas tersenyum juga.

"Dia..orang yang baik,nyaman juga berbicara dengan tetangga baru.."

Jinhwan tertawa kecil sambil menunduk,akhirnya ia punya tetangga yang bisa diajak ngobrol.

'

'

'

'

'

'






"Hidungku mampet sebelah.."Ujar Hanbin bersandar pada ranjang sesekali mengusap hidungnya yang begitu merah.

Apartemen No.292.  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang