Right

3K 414 89
                                    

Sorry for many typo...

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'

'






















junhoe menatap jinhwan dan hanbin dengan pandangan sangsi apalagi saat mendapati jinhwan merapikan pakaiannya.

"Apa yang kalian lakukan?"junhoe meletakan seplastik apel dinakas.

"Mwo?" Jinhwan terlihat kebingungan sekaligus gugup.

"Memangnya kami melakukan apa?"tanya hanbin kembali dengan wajah bodohnya.

"Kami?" Ujar junhoe dengan nada sarkatis.

"Uijangnim...menjenguk hanbin?"tanya jinhwan berusaha mengalihkan pembicaraan yang membuat atmosfer semakin canggung.

"Tentu saja.. dia 'sepupuku' dan kau?"

Oke,junhoe terlihat cemburu jinhwan menjenguk sepupunya..

"uijangnim.. hanbin ternyata adalah tetanggaku hahaha..apartemen kami berhadapan.." ujar jinhwan berusaha mencairkan suasana,tapi yang ada malah junhoe menatap hanbin tajam dan sebaliknya.

"begitu ya?" Ujar junhoe semakin menatap hanbin dengan tatapan menusuk.

"Ya memang kenapa?"

Tak mau salah tembak dalam perang antara goo junhoe dan kim hanbin,jinhwan memutuskan untuk pulang karena atmosfer diruangan ini sudah benar-benar tak dapat dikendalikan.

"Eeh.. uijangnim,hanbin.. sebaiknya aku permisi..ada kepentingan yang harus ku urus.."jinhwan bangkit dari duduknya.

"Hati hati jinan,gomawo sudah datang.."junhoe menatap hanbin semakin tajam mendengar hanbin memanggil jinhwan dengan sebutan 'jinan'.

Begitu jinhwan sudah menghilang dibalik pintu Hanbin langsung mengubah ekspresinya menjadi serius.

"Apa yang kau lakukan di korea? Tidak cukup aku membuangmu cukup lama di luar negeri?" Tanya junhoe. Hanbin hanya menghela nafas.

"Hyung.."panggil hanbin dengan nada penuh penekanan.

"Tidak cukup kau sudah menyakiti namja itu dulu ?"

"Kau tidak malu pada dirimu sendiri..?"

"Kim hanbin sadarlah.. aku mengatakan ini karena perduli pada-"

"Kau menyukai jinhwan kan hyung?" Tanya hanbin dengan cepat membuat junhoe mengatupkan bibirnya seketika.

"B-bukan urusanmu.."junhoe mengalihkan pandangnya.

"Kau belum memberi tahu ayahmu?"junhoe berusaha mengalihkan pembicaraan.

Hanbin terdiam,jemarinya bergerak gelisah.

"Hyung.. aku benci terkekang didalam kandang.." hanbin berkata sangat jujur dengan nada sedihnya.

Pandangan junhoe melunak,ia menepuk bahu hanbin.

"Aku berharap ayahmu berubah.. dan kurasa benar.. dia tidak akan melakukan apa yang sudah ia lakukan pada kakakmu dulu.."junhoe menepuk pundak hanbin.

Apartemen No.292.  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang