[Special Chapter 6] : Go And Hope (B)

2.1K 228 76
                                    


























"Appa..." Ah Ran menghampiri Hanbin yang sedang menatap sedih ke arah langit.

"Appa... ingat eomma lagi ?"Tanya Ah Ran pelan. Hanbin ganti menatap Ah Ran yang merupakan duplikat dirinya saat masih kecil. Hanya parasnya saja. Lalu Hanbin tersenyum mengangguk, mensejajarkan diri dengan si putri kecil tertuanya.

"Appa ingat eomma.." bisik Hanbin, Ah Ran mengangguk lalu membelai pipi ayahnya yang selama ini merawatnya sendirian.

"Pasti sangat sakit.." ujar Ah Ran, Hanbin menangkap tangan mungil itu lalu tersenyum. Kepribadiannya mirip Jinhwan.Selalu bisa menenangkannya.

"Appa kesepian ?" Tanya Ah Ran masih menatap ayahnya dengan sedih. Hanbin menghela nafas, menghilangkan rasa sedih dalam dadanya lalu tersenyum membelai surai hitam milik anaknya .

"Ani, appa punya Ah ran dan juga Ah Ri.. appa tidak kesepian, lagipula.. ah ya.. Jam berapa ini Ah Ran?" Hanbin mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan jam pada si jenius yang serba ingin tahu itu. Bisa gawat kalau ia kelepasan berbicara semua.


"jam 1 lewat.." Jawab ah Ran memandangi jam minnie mouse yang setia melingkar di tangannya. Hanbin mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba ia teringat.

"AH RI!!!!"


Si bandel itu sedang asyik memanjat pohon cherry blossom demi mendapatkan sebuah layang-layang yang nyangkut.




















































"Appa ngantuk..." Ah Ri Hampir saja terantuk kursi bandara jika tangan Ah Ran tidak menyangga kepalanya. Sudah sejam namun pemberitahuan datangnya pesawat dari Finlandia belum juga terdengar. Hanbin menggendong Ah Ri dan berusaha membuat si kecil hiperaktif itu nyaman dalam gendongannya.

Ah Ran hanya cuek, ia sebenarnya ingin pulang dan ingin merengek pada sang appa tapi ia urungkan. Melihat wajah sang appa sangat antusias menunggu seseorang yang sepertinya sangat berarti.

Ah Ran tidak iri dengan perlakuan ayahnya yang lebih perhatian ke Ah Ri. Ah Ran sudah diberi tahu, dia kakak. Dialah yang menjadi panutan Ah Ri,karena itu Ah Ran bangga Hanbin sang appa memberinya tanggung jawab.

" Ah itu dia.." Hanbin langsung menggandeng Ah Ran menuju tempat dimana penumpang pesawat itu keluar. Ah Ran menatap si adik yang sudah tertidur dalam gendongan appanya.


"Ah Ri tidur.." Ucapnya pada sang ayah, namun ucapannya berhenti. Menatap sosok namja yang begitu tak asing di depannya menenteng dua koper menatapnya penuh haru.

























"Kau kembali Jinhwan.." Hanbin tak bisa menyembunyikan rasa rindunya langsung memeluk Jinhwan erat. Jinhwan juga demikian.

7 tahun bukan waktu yang sebentar. tujuh Tahun itu ia harus menjalani rehabilitasi antibodi, penetralan antibodi yang sakitnya luar biasa sendirian, meninggalkan suami dan kedua anaknya.

Setelah divonis harus hidup dengan alat bantu kehidupan di rumah sakit alias koma. Chanwoo menyarankan untuk segera membawa Jinhwan ke Finlandia. Negara tercanggih dalam penemuan kedokterannya. Chanwoo tahu hanya di sana Jinhwan bisa menyembuhkan atau setidaknya menormalkan antibodinya yang rusak itu. Meski harus dengan berat Hati mengatakan kebohongan pada Hanbin kalau Jinhwan telah tiada.

Awalnya Hanbin depresi berat, dan hampir beberapa kali bunuh diri karena itu. Sulit diterima oleh Hanbin yang ditinggali dua putri kecil tak berdosa. Seiring berjalannya waktu Hanbin sadar. Ada dua bayi perempuan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Dia adalah Ayah sekarang.

Apartemen No.292.  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang