Chapter 8 : Going Out Tonight

419 66 9
                                    

[Short Re-Chapt]

Aku hendak beranjak ke lemariku untuk mengganti pakaianku dengan pakaian yang kering dan pastinya bersih. Ketika aku berbalik, aku baru mengingat seorang lagi belum keluar dari kamarku.

"AHH!" Aku berteriak padanya yang kini persis dihadapanku.

Ia menyunggingkan senyumnya, "Hei".

+++

Aku mundur beberapa langkah hingga punggungku menabrak lemari kayu. Jantungku berdegup tidak sesuai dengan irama normal, nafasku kembali tak beraturan, mengingat lelaki ikal ini belum juga keluar dari kamarku.

"Ikall! Keluarlah! Aku ingin mengganti bajuku!"

"Bukannya kau belum makan?" Pertanyaan yang ia lontarkan membuatku ingin membunuhnya sekarang juga.

"Ya, karenamu. Puas?!" Ucapku tak acuh membuang mukaku.

"Aku bertanya baik-baik, dan kamu menjawabnya seolah aku ini mahluk dari dunia lain."

"Kau seharusnya sadar kau telah menghancurkan sebagian dari hidupku," Aku menatap lekat matanya, "atau perlu aku belikan kau kaca agar kau sadar?"

"Aku ganti baju dahulu, lalu kita pergi cari makan." Ia melambaikan tangannya lalu keluar dari kamarku tanpa se-ijinku. Bahkan dia tak mendengarkanku. Seenaknya saja.

Dan... mudah sekali kata-kata itu keluar dari mulutnya.

Selama ini, setelah aku putus dari Zayn, tak pernah ada lelaki yang berani membawaku ke tempat apapun. Baru sekali kutolak, langsung pasrah. Bagaimana kalau sampai aku pacaran dengannya, bisa-bisa baru lima menit jadian sudah putus lagi.

Oh, bukan maksudku hanya ingin ikut dengan lelaki yang menanyakanku untuk kesekian kalinya. Tapi aku juga manusia, aku punya tipe lelaki.

Tetapi hanya Zayn yang benar-benar menungguku walau sudah ku tolak berulang kali hingga akhinya aku memberinya ia kesempatan. Kuakui, usahanya cukup hebat.

Tapi apa boleh buat, perutku sudah keroncongan sedari tadi. Jika aku memesan delivery, pasti menghabiskan waktu yang sangat lama. Hal itu dapat membunuhku perlahan.

Mungkin pergi bersamanya adalah keputusan yang terbaik. Walaupun aku merasa ogah pergi bersamanya, tapi anggap saja ini sebagai tebusan minta maaf darinya.

Kukenakan terusan berwarna merah dengan corak kotak-kotak. Lalu mengambil sejumlah uang cash simpananku dan menyelipkannya di sarung iPhoneku, berhubungan tasku dengan segala isinya dicuri lelaki ikal itu.

Tasku satu lagi tertinggal di apartemen Zayn, aku lupa mengambilnya ketika aku putus dengannya. Begitu pula sebagian pakaian-pakaianku. Mengambilnya kembali adalah suatu hal yang terlalu rajin bagi seorang Amy Thompson.

Tak lupa aku mengambil remote ac dan mengatur suhunya. Sembari membenarkan posisi rambutku, aku berjalan menuju pintu kamar.

Merasa sudah cukup, aku keluar dari kamarku. Melihat lelaki ikal itu telah siap dengan kaos putih dibalut jaket kulit dan jeans ketatnya itu, bersandar di tembok sambil melipat kedua tangannya di dada. Ia menatapku.

+++

[Harry POV]

Semua perempuan sama saja. Aku bahkan sudah menunggu di luar lebih dari satu menit, dan ia belum keluar juga.

Aku melipat tanganku di dada sambil terus mengamati jam tangan yang melingkar di lengan kiriku.

Tak lama, pintu kamarnya terbuka dan ia keluar dari kamar itu—akhirnya.

Night Changes™ // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang