Chapter 9 : Missed

390 64 15
                                    

[Short Re-Chapt]

"Jadi, mau pesan apa, tuan?" Tanya pelayan itu, membuatku sedikit terkejut.

"Eh, saya pesan semua menu yang enak disini." Aku sudah habis pikir.

+++

Kedua gadis ini melongo tak percaya akan apa yang baru saja kukatakan. Hingga akhirnya pelayan itu mengangguk dan melangkahkan kakinya ke counter.

"Apa kamu sadar apa yang baru saja kau pesan?"

Tentu saja. Dia kira aku ini sedang mabuk? Aku menatap heran kearahnya, "Maksudmu?"

"Lalu kau akan membayarnya dengan apa? Daun?" Tanyanya kesal.

"Bukankah kau yang menraktir?" Candaku padanya.

Kutoleh lagi kearahnya, mendapati gadis ini membulatkan matanya. "Kau serius?! Tak sudi aku menraktirmu. Lagipula aku hanya membawa sepuluh dollar!"

"Itu candaan, bodoh!" Aku mengusap pelipisku.

Dia menanggapinya terlalu serius, apa leluconku sebegitu garingnya? Atau bahkan tak seorangpun tahu kalau itu hanya sebuah candaan? Payah sekali. Jujur saja, mereka tak punya selera humor sama sekali.

Ia menggumam tak jelas dan melahap kembali pesanannya itu. Sangat lucu ketika aku memperhatikannya melahap semua donatnya dengan rakus.

Ia sangat kelaparan, bukan begitu?

Tak lama, pesananku mulai berdatangan. Yah, memang sangat banyak. Aku takkan memakan semuanya, aku hanya mencicipinya saja. Jadi, jika aku kembali ke café ini, aku sudah tahu apa yang harus kupesan. Ide seorang Harry Styles yang sungguh cemerlang.

"Kau akan menghabiskannya sendiri, Ikal?" ucap gadis berambut brunette ini sambil menatapku seolah tak percaya, setelah menghabiskan pesanannya.

Seperi yang sudah ku katakan, aku takkan sanggup memakan semuanya. "Dengan bantuanmu, nona.." Timpalku, menekankan di tiap kata yang kukatakan.

Telah kuketahui dari awal bahwa ia masih sangat lapar. Hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Hanya saja uang yang ia bawa tak cukup untuk membeli pesanan lain, aku sangat yakin. Bagaimana tidak? Dompetnya saja berada di tas yang ku 'curi' darinya.

Ia tersipu malu. Tak bisa ia mengedipkan mata sekalipun ketika meja dihadapannya penuh dengan makanan lezat seperti ini.

Aku terseyum dan mengangguk kecil kearahnya ketika ia menatapku seolah bertanya, 'benarkah?'.

Lalu ia menyambar sepiring cheese cake dan melahapnya tanpa jeda. Dia sangat antusias setiap kali ia memasukkan potongan cheese cake itu ke mulutnya.

Sangat manis. Ehm, maksudku dia sangat suka makanan manis. Yah, begitu. Jangan salah sangka. Di hatiku hanya ada Cara seorang, tak ada yang lain—kurasa.

"Ada apa?" Tanyanya menyadarkanku dari lamunan, dimana aku juga baru menyadari bahwa sedari tadi aku sedang menatapnya.

"Nothing.."

"Jangan menatapku terus. Makanlah pesananmu." Yang dari tadi diperhatikan sepertinya menjadi risih. Aku tertawa kecil.

[Amy P.O.V]

Apa ada masalah dengan lelaki ini? Sedari tadi terus menatapku seolah aku ini sebuah film yang di tonton. Oh, dan jangan lupa wajahnya juga yang tak ada lelahnya memamerkan senyumannya. Lelaki ini benar-benar gila.

"Ada apa?" Tanyaku.

Ia terkejut, "Nothing.."

Benar apa yang telah kupikirkan, lelaki ini sedari tadi memang sedang melamun. Ckck.

Night Changes™ // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang