Chapter 51 : Dawn

117 14 0
                                    

[Short re-Chapter]

Namun pembicaraan Eleanor tadi membuat hatiku terenyuh. Amy memikirkanku?

Aku memang berharap ia memikirkanku, sama seperti aku memikirkan dia setiap saat. Tapi, ini bukan waktu yang tepat. Aku tak bisa memilikinya, dia pun tak bisa datang padaku.

Dia kekasih orang, Styles!

Eleanor benar, aku harus tahu posisiku. Aku ingin membuatnya bahagia, dengan membiarkannya dia bahagia bersama Zayn. Aku harus membuatnya melupakanku. Tapi apakah mungkin bagiku untuk melupakan Amy?

+++

[Amy's Point of View]

Baiklah. Mari mulai sesuatu yang baru di kehidupan asmara seorang Amy Thompson. Lupakan Harry!

Sepertinya memang lebih baik bila aku pindah sementara waktu dari apartemenku. Aku kini tinggal bersama Zayn, maka itu setidaknya akan membuat hatiku lebih terarah dengan Zayn. Katakan aku egois, tetapi memang benar aku melakukan ini untuk diriku sendiri.

Soal kepindahanku, aku telah membicarakannya dengan Zayn dan Zayn langsung menyetujuinya. Aku bilang padanya bahwa aku takkan menetap, aku tetap memiliki kamar di apartemen itu, hanya saja aku ingin tinggal bersamanya.

Kusadari emosiku naik turun hari ini membuatku kehilangan akal. Tapi, setelah aku bertemu kembali dengan Zayn sepulang kampus tadi, aku mulai menetapkan hatiku. Itupun dilakukan demi diriku pula.

Aku baru saja selesai berdandan. Mini dress berwarna metalik yang kugunakan sangat elegan untuk dinner yang telah kujanjikan pada Zayn.

Zayn juga tampak sangat menawan malam ini. Sebenarnya ini hanyalah dinner biasa, tetapi entah mengapa kami berdua sangat menantinya.

"Kau sangat cantik, love.." puji Zayn bersamaan dengan ciumannya di puncak kepalaku dan tangannya yang melingkar pada pinggangku.

"Kau pun demikian, setelan jas hitam sangat cocok untukmu." Aku mengalungkan lenganku pada lehernya.

Manik mata kami bertemu. Aku melihat iris cokelat tua itu menatap dalam padaku, menggambarkan sebuah kasih sayang disana. Kuharap mataku melukiskan hal yang sama.

Wajahnya semakin mendekat sementara aku tak dapat berpaling dari padanya. Ia menciumku lembut. "Aku sangat menyayangimu.."

Ucapannya cukup membuatku tersipu, aku tersenyum malu.

Aku mendorongnya pelan untuk menjauh, "Ayo kita berangkat sebelum kita lupa untuk apa kita memakai ini!"

Zayn terkekeh melihat tingkahku. Dengan segera ia mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja. Setelah itu kami pun beranjak untuk dinner malam ini.

+++

Zayn memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran berkelas. Jujur saja, sudah lama sekali sepertinya terakhir aku makan di restoran seperti ini. Kalau tidak salah, terakhir kalipun bersama dengan Cara, Eleanor, The Boys, termasuk Harry. Berarti ini adalah pertama kalinya aku dinner di restoran mewah setelah aku mulai berkencan dengan Zayn.

Ketika kami melangkah memasukki restoran itu, kami langsung disambut oleh beberapa pelayan. Pun kami menyerahkan mantel kami.

"Apakah tuan dan nyonya telah memesan tempat untuk malam ini?" tanya salah seorang pelayan tersebut.

Zayn tersenyum, "Ya, atas nama Amy Thompson."

Pelayan tersebut tampak sibuk dengan buku tamu di hadapannya sebelum akhirnya ia mendongakkan kembali wajahnya, menghadap kami dengan senyuman, "Silahkan, akan saya arahkan."

Night Changes™ // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang