Days without him

530 26 5
                                    

Sudah memasuki hari ke 7 aku berada di negara yang indah ini, tapi aku belum juga mendapat pekerjaan.

Banyak yang menolakku karena alasan perempuan yang sedang hamil dilarang bekerja, ah Yatuhan. Apa aku harus terus memberi Nenek Carol makan dengan sehelai roti? Itu tak mungkin. Anakku juga butuh nutrisi, aku tak boleh menyerah, aku akan tetap mencari pekerjaan.

Aku bersiap diri dihadapan cermin didepanku, menatapku kagum, melihat perutku yang semakin lama semakin membuncit.

"Nak"
"Luar biasa!, kau sungguh cantik"
Puji Nenek Carol yang baru saja tiba dihadapanku

"Terima kasih nek" aku menjawabnya dengan senyuman.

"Kuharap ini adalah hari keberuntunganmu, kuharap kau akan segera mendapat pekerjaan, maafkan aku yang sekarang menjadi tanggungan hidupmu, seharusnya aku membantu" nenek Carol terus merapikan rambutku dengan sisir, ia menatapku sedih.

"Kau melakukan banyak untukku, nek, kau memberikanku izin untuk tinggal di hunian mewah ini, aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih" aku membalikkan badanku untuk tersenyum pada nenek Carol.

"Baiklah nek, biarkan Perrie pergi dulu, doakan Perrie ya nek" aku mencium punggung tangan nenek Carol dan tersenyum padanya.

"Iya, aku akan selalu mendoakanmu, hati hati, jaga kandunganmu, New york bukanlah kota dengan ribuan orang baik" tatap nenek Carol seraya menangkup wajahku dengan tangan halusnya.

"Baiklah nek" anggukku mengerti

.......

Hari ini aku harus dapat pekerjaan, aku harus bisa menghidupi anakku dan nenek Carol.

Sekitar 1 jam aku mengelilingi kota New York, tapi aku belum juga melihat ada sebuah perusahaan atau license yang sedang membutuhkan pegawai.

Tatapanku terhalang oleh sebuah Restoran mewah berwarna serba merah yang bertuliskan "help wanted!" di jendelanya. Tanpa ragu, aku langsung memasuki Restoran kecil tersebut.

Kulihat seorang wanita muda yang sedang duduk dimeja Cashier dengan nametag "Jade Thirlwall" mungkin namanya adalah Jade.

"Umm..permisi"ucapku, perempuan itu menatapku tersenyum
"Apa disini membutuhkan pegawai?aku sangat butuh pekerjaan"tanyaku pada seorang perempuan cantik didepanku.

"Iya betul, aku membutuhkan pelayan, siapa namamu?"tanyanya lembut

"Aku Perrie malik, aku 22 tahun dan tinggal di Clifford o'2 street"jawabku seraya memperkenalkan diri

"Oh baiklah, aku Jade Thirlwall, pemilik restoran ini, panggil saja aku Ms. Thirlwall, aku tinggal di Janette owrom Street" ia sangat ramah, senyumannya terus mengembang kearahku, lalu tatapannya beralih ke perutku.

"kau sepertinya sedang hamil, benarkah itu?"tanyanya

"Iya, tapi tolong, kumohon, aku sangat sangat membutuhkan pekerjaan"ucapku dengan menunjukkan wajah memohonku

"Bukannya aku melarang, tapi disini hanya menjadi seorang pelayan untuk restoran ini, aku tak tega jika perempuan sepertimu harus bekerja sebagai pelayan"jelasnya tak enak dan penuh ragu

"Itu tak masalah, ms. Thirlwall, I can handle it"aku mengangguk mengerti, ia setia tersenyum

"Baiklah, jangan terlalu lelah, kau bisa beristirahat dulu jika sudah mulai letih, jangan memaksakan diri" ia sangat perhatian, Yatuhan, Terimakasih telah memberikan orang orang baik seperti Nenek Carol dan juga ms. Thirlwall

"By the way, dimana suamimu? Ia tak mengantarmu?"aku bingung harus jawab apa, ia menanyakan tentang Zayn?

"Umm..dia di Uk, aku sendirian disini--"

Perjodohan (Zerrie Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang