Wajahmu menentramkan hatiku

3K 224 12
                                    

❤❤❤❤❤❤❤❤

Ketahuilah,
Seseorang yang pendiam adalah dia yang mencintaimu dengan sangat tulus.

Jangan lihat seberapa cueknya dia dihadapanmu, tapi cobalah telisik lebih dalam lagi.

Seberapa sering ia mendoakanmu dipenghujung shalatnya


❤❤❤❤❤❤❤❤


Giselle membuka buku sejarah miliknya. " Lo perhatiin ini yah." Dina mengangguk, mendengar setiap penjelasan dari Giselle. Benar saja, setiap pengertian yang Giselle ajarkan sangat mudah dicerna oleh Dina.

Setelah 1 jam , akhirnya mereka pun selesai menyelesaikan tugas Dina. Sebenarnya prnya tidak sulit, namun karna Dina tadi keluar kelas dan tidak mengikuti pelajaran, jadi ia tidak mengerti.

"Yey akhirnya. " Dina menaikkan kedua tangannya keatas.

" Shalat ashar yuk din " ajak Giselle.

Dina mengangguk. " Yaudah sell ditempat yang kemarin kan? " Dina memastikan. Karna 2 hari yang lalu Dina juga shalat dirumah Giselle.

Tempat yang dimaksud adalah sebuah ruangan yang terletak diantara ruang wudhu dan ruang santai. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk 8 orang shalat. Ruangan yang dicat berwarna hijau daun juga sudah tersedia mukenah dan sajadah yang siap digunakan dan terletak disudut ruangan itu.

Musholla mini, yah mungkin ini nama yang cocok untuk ruangan itu.

Dina berjalan, sesekali ia melihat sekeliling rumah Giselle. " Sell gue mau nanya, lo kapan sih jumpa sama cowok musholla lo itu ? Dan kenapa lo gak shalat ashar di musholla aja? " tanya Dina.

"Jumpa dia itu kalau shalat maghrib sama isya, soalnya kalau jam segini penjaga musholla nya belum datang , mushollanya buka kalau shalat subuh, maghrib , sama isya aja Din sebenarnya sih gue pertama jumpa dia itu pas bulan puasa tepatnya waktu shalat tarawih." jawab Giselle dengan tenang.

Merekapun terus berjalan menuju ruang wudhu, Dina juga tidak henti - hentinya melontarkan pertanyaan tentang cowok musholla itu. Seperti ada berbagai macam pertanyaan yang siap untuk Dina ajukan, dan menuntut Giselle untuk menjawabnya.

Dina mengangguk. " Tapi kan sell, gak setiap lo shalat itu jumpa si cowok itu kan ? Emang nya dia datang terus tarawih sewaktu ramadhan kemarin?" Tanya Dina lagi.

Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa Dina penasaran dengan cowok yang telah berhasil memikat hati sahabatnya.

" Iya sih Din kalau shalat sehari - hari gue gak sering amat jumpa , ramadhan kemarin dia selalu ada diwaktu shalat tarawih tapi nih yah kalau ngeliat mukanya tuhhh , ademm gitu rasanya gak mau berpaling deh gue. Apa lagi matanya meneduhkan." Giselle mengingat kejadian sewaktu ramadhan saat mata mereka tidak sengaja saling bertatapan.

Walaupun hanya 3 detik.

Dina menggeleng tidak percaya. " Plis deh sel, sejak kapan alay lo melebihi gue ? "

Giselle tertawa. " Hahahhaha, yuk ngambil wudhu aja. " Giselle memasuki ruang wudhu mendahului Dina.

Setelah selesai berwudhu merekapun shalat, hanya berdua saja. Giselle menggunakan mukenah kesayangannya dan Dina memakai mukenah yang sering dipakai Dania, kakak Giselle.

Saat selesai shalat Dina pamit pulang. Giselle mengantar dina sampai kedepan pintu rumahnya. Begitulah Giselle, dia selalu menghargai siapapun tamu yang datang ke rumahnya.

Dina memegang semua buku yang tadi dibawanya. "Sell, gue pulang dulu yah." pamit Dina.

Giselle mengangguk. "Hati-hati dijalan , jangan lupa kunci gerbang. Awas kesandung batu. " Lalu ia melambaikan tangan.

2 jam setelah Dina pulang, mama kembali kerumah. Giselle hendak pamit mau ke musholla yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Musholla kecil yang menjadi tempat favoritnya sejak ramadhan kemarin. Musholla sederhana tempatnya berjumpa dengan si cowok bermata teduh yang selalu memenuhi fikirannya, dan banyak lagi yang disukai Giselle dari musholla itu.

Baginya, musholla itu sangat istimewa.

" Ma, Giselle pamit mau shalat maghrib di musholla yah ma." Giselle menghampiri mama yang berada didepan pintu dengan membawa mukenah ditangannya. Giselle sendiri hanya menggunakan jeans hitam panjang, sweater panjang, dan rambutnya sebahu yang masih terurai.

" Tungguin ya sayang, mama ikut. "

Giselle mengangguk. "giselle tunggu deh, lewat 5 menit Giselle tinggal. "Mama langsung masuk kekamar untuk mengambil mukenah miliknya.

Tidak sampai 5 menit mama sudah keluar dengan menggunakan gamis hijau panjang yang sama sekali tak memperlihatkan lekukan tubuh mama, juga jilbab yang menjulur sampai bagian dadanya. Cara berpakaian mama mirip dengan Sakinah, seorang gadis yang usianya terpaut beberapa tahun dari Giselle. Mereka berjumpa secara tidak sengaja di pasar sebelum ramadhan. Tidak lupa membawa mukenah ditangannya. Pakaian sederhana namun bisa membuat mama tetap cantik.

" Sayang, yuk. " mama menarik tangan Giselle.

" Iya, ma. "

Mereka lalu pergi menuju musholla. Mama tidak tahu - menahu tentang apa yang membuat Giselle sangat antusias datang kemusholla itu. Setelah selesai shalat maghrib, Giselle maupun mamanya sudah terbiasa tidak pulang dahulu, karna jarak antara shalat maghrib dan shalat isya dekat membuat mereka memilih untuk menghabiskan waktu dengan membaca Al-qur'an.

Hingga tak terasa suara adzan isya terdengar, merekapun shalat sunnah qabliyah isya terlebih dahulu setelah adzan isya dikumandangkan. Saat selesai iqamat , mereka melaksanakan shalat berjamaah.

Selesai shalat isya, Giselle dan mamanya berjalan menuju keluar musholla. Tampak dari arah yang berlawanan dengan pintu keluar wanita, cowok musholla itu keluar dari pintu pria yang membuat giselle tak bisa memalingkan pandangannya saat menatap laki - laki itu.

Walaupun tidak bisa menatap matanya terlalu lama, karna cowok itu sudah keluar menuju arah jalan namun dengan melihat cowok musholla sebentar, bisa membuat Giselle bahagia seketika.

" Giselle kamu melihat apa sih nak? " tanya mama yang bingung melihat Giselle hanya fokus pada 1 pandangan. Namun, mama tak bisa melihat apa apa dari pandangan Giselle selain seorang cowok yang sudah sangat jauh dan bahkan hampir tak terlihat dari musholla itu.

Giselle menggeleng. " nggak ada kok ma. " jawab Giselle gugup.

" Pulang aja yuk ma , udah malam, dingin. " Giselle mengalihkan pembicaraan.

Setelah sampai dirumah, Giselle mencium tangan mama lalu segera duduk di balkon kamarnya sambil memandangi bintang dilangit. Ini adalah hal yang disukainya jika dalam keadaan senang ataupun sedih. Baginya, bintang bisa membuatnya nyaman dan betah berlama - lama dibalkon. Walaupun udara dimalam hari dingin.

Tak lama, senyumnya merekah. Perkataan demi perkataan keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Hari ini, bintangnya banyak banget. Langit jadi cerah. Sama seperti hati Giselle. Giselle seneng banget karna tadi jumpa sama kamu. Meskipun sebentar, namun itu berkesan.

Kapan sih Giselle bisa tau nama kamu ? Bahkan, dengan mencintaimu saja, Giselle udah bahagia. Giselle gak tau kenapa, yang Giselle tau  sejak mencintaimu, banyak hal - hal positive yang Giselle rasakan.


Giselle suka banget coklat, tapi sekarang sepertinya sudah ada yang menggantikan rasa manis coklat itu. Bahkan lebih manis dari coklat , kamu tahu gak apa hal itu ? Dan jawabannya adalah wajahmu, pangeranku .


👇👇👇👇👇👇👇👇

Vote dan koment ya ❤

You Are Spirit Me " Cowok Musholla"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang