Bertemu Kembali

2K 104 36
                                    

      Saat ini aku duduk di taxi online yang tadi dipesan kak Dania lewat aplikasi. Didalam mobil terasa dingin, namun aku tak hentinya menangis karna terharu melihat barang pemberian Fay tadi. Bagaimana bisa dia tau bunga kesukaanku?  Bunga mawar putih.

     Yah, tadi dia kembali dan memberiku bunga mawar putih setangkai. Namun, bunga mawar putihnya sangat indah. Dia juga memberiku kalung berhiaskan bintang. Bagaimana dia bisa tau semua yang kusuka?

     Karna pemberiannya tadi, aku terpaksa harus makan dan minum obat. Fay yang menyuapiku dan memberikanku obat. Ah, anak itu sangat perhatian. Dia bisa memecahkan puncak keras kepalaku.

     " Giselle yuk turun, udah sampai. " Mama mengulurkan tangannya kearahku. Aku menerima uluran tangannya. " Ma, gimana yah keadaan bang Dava. " Aku memegang tangan mama erat.

    Kak Dania tersenyum. " Bang dava pasti baik kok. " Ia memberiku semangat.

Aku menatap papa. " Ruang berapa pa? " Papa menggeleng.

" Ma, sebentar. " Aku melepas genggaman tanganku dan berjalan menuju ruang informasi.

Disana ada beberapa suster yang sedang menulis, duduk, atau bahkan berbicara sesama rekan kerjanya.

    Aku berusaha tersenyum. " Sus, ruang rawat Dava Akbar Ramadhan korban kecelakaan pesawat diamana sus? " tanyaku sopan.

" Di lantai 15 ruang 1015." suster itu tersenyum. " Makasih sus. " Aku kembali berlari menuju mama dan papa.

     " Lantai 15 kamar 1015 Giselle deluan. " Aku berlari menuju lift. Lift sangat ramai, tak ada pilihan lain aku harus menaiki tangga. Tak perduli capeknya kakiku, pegel rasanya. Tapi Aku tetap melanjutkan langkahku.

     Terbayang letihnya naik tangga sampai lantai 15? Yah, aku sedang melakukannya. Tidak banyak yang menaiki tangga, namun bisa kupastikan semua yang ada disana saat itu menatapku dengan tatapan aneh.

     Bouquet coklat dan kalung pemberian fay tadi mama yang bawa, namun aku membawa setangkai mawar putih. Aku terus menaiki tangga, tidak peduli orang melihatku. Akhirnya aku sampai kelantai 15. Kakiku rasanya rapuh, mau patah sekarang. Hal itu membuatku terduduk lemas dilantai 15 dekat tangga terakhir tadi.

     Aku memijit pelan kakiku. Kuletakkan bunga mawar putih ini di sebelah kiri. " Mbak tidak apa-apa? " Aku mendongakkan kepala dan tersenyum. Ternyata ada seorang dokter yang memperhatikanku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

     " Mbak mau kemana? " ia bertanya lagi. Ia manis, hidungnya mancung, terdapat tahi lalat dibagian hidungnya. Namun, jangan kalian fikir aku jatuh cinta kepadanya.

Sudah kubilang, aku hanya mencintai cowok musholla. Bukan yang lain.

     " Haloo mbak. " Dia menggerakkan tangannya didepan wajahku membuatku tersadar.

Aku tersadar. " Kamar 1015 dimana dok? " tanyaku sopan.

" Disana, paling ujung." Dokter manis itu menunjuk ke salah satu ujung ruangan. Aku hanya mengangguk.

Setelah berterima kasih, aku kembali berlari ke ruangan yang ditunjuk dokter tadi. Tidak lupa membawa mawar putih pemberian Fay untukku. Mataku melihat nomor yang tertempel dibagian atas pintu ruangan ini.

You Are Spirit Me " Cowok Musholla"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang