Ter ❤Sirat❤ (2)

2.2K 126 16
                                    

----------
Sadarlah, ada banyak orang yang menaruh perhatiannya kepadamu.

Sadarlah, hidupmu tak semenyedihkan yang engkau fikirkan.

Sadarlah, kau teramat berarti bagi banyak orang.

- No Name

---------

Giselle POV

Semilir dinginnya udara subuh ini masuk begitu saja dari mobil yang sedang papa kendarai. Tidak ada yang bersuara didalam mobil, semua sibuk dengan fikirannya masing - masing. Aku takut, sangat takut. Aku berharap luka ditubuh bang Dava dapat diobati. Dan bang Dava bisa sembuh secepatnya.

Sehabis shalat subuh tadi, seluruh keluarga langsung bersiap-siap. Tujuan kami adalah Bandara Kualanamu. Pesawat yang kami tumpangi nanti akan berangkat pukul 07.00 wib dari itu kami sudah berangkat sejak selesai shalat subuh berjamaah di musholla mini rumah kami.

Awalnya, dokter tidak mengizini ku untuk pulang, tapi setelah aku memohon dan berjanji tidak akan telat makan, tidak akan terlalu capek, dan yang terpenting akan selalu meminum obat, dokterpun akhirnya mengizini ku untuk pulang.

Tanganku masih terbalut perban bekas infus, terkadang masih sedikit terasa nyeri dan pedih. Tapi, kini sakit itu tidak berarti karna saat ini hatiku lah yang lebih terasa nyeri dan pedih. Tidak sebanding dengan bekas infus ditanganku.

Aku rindu, aku rindu dengan semua omelan yang selalu bang Dava lontarkan disaat aku malas shalat. Aku rindu bang Dava yang rutin memberikan coklat kepadaku setiap minggunya.

Abang gak mau adek bolong shalatnya, kalau bolong shalat abang gak mau beliin giselle coklat lagi. Bahkan sampai saat ini aku masih ingat kata - kata itu. Kata - kata yang diucapkan bang Dava saat aku duduk dibangku kelas 5sd.

Saat itu, aku masih malas - malasan untuk shalat, tapi bang Dava tak henti hentinya memperingatiku dan memberiku wawasan tentang agama.

Dulu, aku sangat keras kepala, aku tak mendengarkannya. Aku tak menghiraukan semua nasehat yang diberikan bang Dava kepadaku. Tapi sekarang, aku sudah mengerti semuanya. Aku tau alasan bang Dava menceramahiku.

Setelah sampai dibandara, kami istirahat sebentar. Papa yang melakukan check-in. Setelah itu, tidak lama terdengar pengumuman agar seluruh penumpang pesawat dengan nomor penerbangan GA314 memasuki gate yang telah ditentukan, kami pun segera menuju gate yang dimaksud.

Soal mobil yang kami gunakan tadi, papa sudah menelfon temennya agar mobil kami dijemput dibandara dan akan menginap dirumah temen papa selama beberapa hari.

Temen papa baik, dia yang menjemput mobil kami. Papa pernah bilang, jika kita baik kepada orang, orang juga akan baik kepada kita, namun jika kita jahat kepada orang, orang juga akan jahat kepada kita.

Pukul 9.00 kami sudah sampai dibandara Soekarno-Hatta. Banyak orang berlalu lalang disini. Setelah mengambil koper dan barang-barang, kami berjalan dan akan menuju ke luar bandara. Oh aku melupakan sesuatu yang membuat badanku terasa lemas, tapi aku tetap berusaha untuk melangkahkan kakiku.

" Giselle, minum obatnya sayang. " Mama berusaha men sejajarkan langkahnya denganku, karna sedari tadi akulah yang paling tergesa - gesa. Kak Dania, papa, maupun mama aku yakin mereka juga khawatir, namun tidak sepertiku.

Aku menggeleng. "Giselle gak mau ma, Giselle maunya ketemu bang Dava. " Aku berhenti di pinggir ruangan yang banyak orang beristirahat disana dan menatap mama dengan tatapan memohon. Walaupun setelah hijrah, aku masih tidak bisa menghilangkan sikap burukku. Keras kepala. Sulit menghilangkan sifatnya.

You Are Spirit Me " Cowok Musholla"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang