-----------
Aku sangat suka membayangkan menjadi matamu.Mengetahui hal apa saja yang ingin dan tak ingin kamu lihat.
Mengetahui apa warna kesukaanmu.
Sesekali, merasakan saat engkau bersedih.
Dan, tahu bagaimana caramu agar terlihat kuat dihadapan orang lain.
Mengetahui apa saja hal yang sering kau lakukan.
Dan terakhir,
Mengetahui apa yang kamu rasakan ketika menatapku.
------------
Pagi ini Giselle kembali menjalankan aktivitas yang sudah seharusnya ia lakukan sebagai seorang pelajar. Dengan sedikit lengkungan tipis dibibir, ia melangkah mantap memasuki gerbang sekolah.
Tidak ada yang berbeda, hampir sama seperti saat ia menginjakkan kaki disini 2 tahun lalu. Hanya saja, sekarang ia telah duduk dibangku kelas XII. Senyumnya semakin merekah dikala ia mengingat saat pertama kali ia masuk kesekolah ini.
Tentang Dina yang selalu berusaha mencarikan seseorang yang bisa menggantikan cowok musholla dihatinya, dan selalu berteriak kala memanggilnya.
Ah, bukan. Sekarang, belum saatnya untuk menceritakan tentangnya. Akan ada saat yang tepat, dan Giselle yang akan menceritakannya kepada kalian.
" Selamat pagi, Giselle. " Giselle menoleh.
Tidak perlu diberitahu lagi, semua pasti sudah tahu jika itu adalah dina.
Yap,Dina tidak berubah. Tetap Dina yang dulu Giselle kenal. Dan, Dina juga belum berhijab, sama seprti dulu.
Tentang laki – laki yang dulu sering menggoda Giselle saat memasuki gerbang, sekarang sudah mulai berkurang sejak Giselle memutuskan untuk memakai jilbab syari kesekolah. Tapi, sebagian dari mereka malah memutuskan mengirim bunga, surat atau coklat untuk Giselle setiap hari.
Giselle dan Dina berjalan menuju area kelas XII. Tepat dipertigaan, Dina berbelok kekiri dan Giselle berbelok kekanan. Kalian tahukan apa artinya ? Benar, mereka tidak lagi berada dikelas yang sama sejak duduk dibangku kelas XII.
Dina satu kelas dengan Cinta, Chaca dan Kenly, sementara Giselle satu kelas dengan Raka, Justin, dan Sheina.
" Assalamu'alaikum, ukhti. "
" Wa'alaikumsalam warahmatullah." Setelah menjawab salam, Giselle langsung berjalan menuju kursi kebesarannya.
Selain terbiasa dengan ucapan selamat pagi didepan gerbang, mulai sekarang Giselle juga terbiasa menjawab salam saat masuk kedalam kelas.
Ah, Terkadang saja Dina iri kepada Giselle. Giselle selalu mendapatkan perhatian yang lebih setiap harinya, meski ia tidak menyadari.
Kelas ini tentu berbeda dari kelas Giselle yang dulu. Jika dulu kelas Giselle lebih dekat menuju kantin, sekarang kelas Giselle lebih dekat ke perpustakaan.
Seorang laki – laki menghampiri Giselle, ia adalah orang yang sama dengan yang menyapa Giselle tadi.
Seorang lelaki yang tanpa Giselle sadari selalu mengisi harinya sejak kelas X.
" Hari ini ada berapa banyak sell ? "Lelaki itu membuka suara.
Giselle menunduk, melihat kearah dalam laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Spirit Me " Cowok Musholla"
Espiritual📚📚📚 Giselle adalah gadis cantik yang terkenal disekolahnya, tidak jarang jika banyak cowok yang jatuh hati kepadanya. Namun, dari banyaknya cowok yang jatuh hati kepadanya tak ada satu pun yang bisa merebut cintanya , karna apa? Giselle sudah su...