twelve

366 16 4
                                    

✪ Taylor ✪

"There you stand ten feet tall

I will say I knew it all along

Your eyes wider than distance

This life is sweeter than fiction." Aku bersenandung kecil seraya menghentakkan kakiku sesuai dengan irama. Omong-omong, aku dapat tiga tiket untuk menonton One Chance Movie Premiere! Aku sangat senang saat Alice memberiku tiga tiket itu. Dia benar-benar mengerti. Jumlah tiket itu pas sekali dengan jumlah kami. Maksudnya dengan aku, Cara, dan Jessie. Ya, aku bakal menghadiri premiere movie-nya dengan Cara dan Jessie tepat pukul delapan malam nanti.

Aku sedang mempersiapkan gaun yang akan kupakai malam ini. Gaunnya berwarna hitam selutut tanpa lengan yang sederhana, tetapi membuatku tetap terlihat elegan. Setelah semua pakaian yang akan kukenakan siap, aku bersiap untuk mandi. Namun setelah kulihat jam yang masih menunjukkan pukul lima, aku memutuskan untuk keluar kamar dulu dan menemui Cara di kamarnya. Dia sedang bersantai di atas tempat tidurnya dengan laptop di pangkuannya.

"Cara, apa semua sudah siap?"

"Sudah," jawab Cara singkat. Dia tidak menatapku sedikitpun. Dia masih tetap sibuk berkutat dengan laptopnya. Mungkin dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya, jadi tidak bisa diganggu gugat.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggu," ucapku sembari berbalik pergi. Lebih baik aku pergi ke kamar Jessie. Saat aku baru akan masuk ke dalam kamarnya, Jessie sudah keluar lebih dulu.

"Hai, Tay!" sapanya, lalu berjalan dan duduk di sofa. Ia menyalakan televisi, kemudian aku menyusulnya dan ikutan duduk di sampingnya. "Anyway, kita berangkat jam berapa?" tanyanya.

"Acaranya dimulai jam delapan, jadi kita harus berangkat sekitar jam setengah tujuh. Tempatnya lumayan jauh," jawabku sementara Jessie mengangguk paham. "Kalau begitu, aku mandi dulu, ya," lanjutku sembari bangkit dari sofa dan berbalik pergi meninggalkan Jessie.

Aku segera mengambil handukku dan bergegas mandi. Setelah itu, aku berganti baju dengan gaun hitamku. Aku pun menyisir rambutku yang kubiarkan tergerai. Tak lupa kupakai wedges emasku untuk menyempurnakan penampilanku malam ini. Tiba-tiba, satu pesan baru masuk ke ponselku.

Zayzie: Tayzie r u coming 2 the one chance movie premiere 2nite?

Me: Yeah, whatsup?

Zayzie: Nothing, see ya! :)

See ya? Apa Zayn diundang juga? Entahlah. Aku buru-buru menutup lemariku dan bergegas keluar kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh saat kulihat jam yang tergantung di dinding. Untungnya Jessie dan Cara sudah siap. Tubuh mereka sudah terbalut dengan gaun mereka yang indah. Cara mengenakan gaun berwarna marun, sementara Jessie berwarna biru tua. Mereka terlihat sangat cantik.

"Ayo, kita berangkat! Supir kita sudah menunggu di depan," ujarku.

(^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/

Bioskop sudah sangat ramai begitu kami sampai. Padahal waktu masih belum menunjukkan pukul delapan. Aku segera berjalan menuju red carpet, sementara Cara dan Jessie lebih memilih untuk lewat pintu belakang. Mereka tidak mau terkena sorotan paparazi. Kilatan kamera langsung bertebaran ketika aku sampai. Aku berhenti sejenak dan tersenyum ke arah kamera. Setelah itu, aku kembali berjalan menuju ke dalam bioskop.

"Tay!" teriak seseorang dari belakang. Suaranya sangat kukenal. Siapa lagi kalau bukan Zayn Malik dari One Direction yang sedang naik daun itu. Aku buru-buru menoleh dan melambai.

It Just Happens ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang