nineteen

276 15 2
                                    

✪ Taylor ✪

Ternyata jalanan tidak sebersahabat saat berangkat tadi. Perjalanan yang seharusnya hanya memakan tiga puluh menit berubah menjadi enam puluh menit lamanya. Mulutku terus berkomat-kamit sejak turun dari mobil. Berdoa kepada Tuhan semoga Alice tidak memarahiku karena aku terlambat hampir satu jam.

"Alice, maaf. Aku terlambat lagi," kataku sambil ngos-ngosan. Setelah itu aku baru ingat kalau pemotretan hari ini ada tiga. Akibat liburan kemarin, semuanya jadi ditumpuk hari ini. Satu di kantor untuk keperluan manajemen, satu untuk majalah, dan satu untuk iklan. Tidak terbayang kalau jalanan masih macet juga dan harus mengunjungi dua tempat berbeda lainnya.

"No worries, Tay. Aku tahu itu akan terjadi. Maka dari itu, aku memajukan jamnya menjadi jam sebelas padahal jadwal pemotretannya jam satu. Jadi, aku memaafkanmu," jelas Alice. Aku tidak tahu harus bersyukur atau tidak setelah mendengarnya. Maksudku, berarti Alice menganggapku payah sekali dalam urusan tepat waktu sampai dia memajukan waktunya jadi dua jam lebih awal.

"Meskipun masih kurang lebih satu jam lagi, kau boleh ke ruangannya sekarang," kata Alice lagi setelah melihat jam tangannya. "Ayo, kita tunggu di sana saja," ajaknya.

Aku hanya mengangguk, lalu mengikuti Alice yang memimpin jalan.

"Alice, kau sudah lihat Kyle hari ini? Dia datang, kan?" tanyaku begitu sampai di dalam ruang pemotretan dan Kyle tidak terlihat di antara orang-orang yang sedang sibuk di sana. Pandanganku langsung terkunci pada seorang laki-laki yang sedang bersiap dengan kameranya. "Alice, kenapa yang memotret orang lain? Memangnya kita tidak bisa menunggu Kyle saja sampai dia datang?"

"Kyle pergi ke New York untuk pekerjaan lain. Aku tidak tahu berapa lama. Jadi, kurasa kita tidak akan bisa menunggunya. Sekarang fotografer itu dulu yang akan menggantikan Kyle sementara waktu. Kau mengerti, kan?" Aku mengangguk, lalu jalan beriringan dengan Alice menuju ruang ganti. Padahal aku sudah semangat sekali akan bertemu Kyle lagi.

"Lauren, ini sungguhan?" tanyaku pada Lauren yang sedang menulis sesuatu di papan jalannya, sementara Alice sudah kembali untuk mengurus para kru fotografer. Aku menatapnya aneh sambil melihat pakaian yang tergantung di ruang ganti. Don't get me wrong, tapi pakaian yang tersedia benar-benar bukan aku sekali. Maksudku, kebanyakan dari mereka super ketat.

"Aku tidak tahu, Tay. Aku bukan penata busananya, oke? Lebih baik kau langsung ganti baju saja," katanya, lalu mengambil salah satu pakaian yang tergantung dan memberikannya padaku. "Ganti dengan yang ini, ya. Aku akan menunggumu di sini," perintah Lauren.

Aku menerimanya dengan ogah-ogahan, lalu berjalan gontai menuju ruang ganti. Aku benar-benar malas hari ini. Seharusnya aku tidak usah datang sama sekali. Lebih baik aku bersenang-senang dengan Cara dan Jessie di rumah Zayn daripada harus menjalani pemotretan. Menyusahkan saja.

Seluruh pemotretan selesai sekitar jam sepuluh malam dan aku langsung memutuskan untuk pulang ke rumah. Awalnya aku berniat untuk menyusul Cara dan Jessie ke rumah Zayn, tapi mengingat waktu sudah semalam ini, mereka pasti sudah pulang. Aku yakin Cara dan Jess sangat bersenang-senang di rumah Zayn.

Aku langsung masuk ke dalam kamar begitu sampai di rumah, lalu bergegas untuk mandi dan mengganti pakaianku dengan baju yang lebih santai. Setelah mengecek ponselku, aku langsung naik ke atas tempat tidur dan melanjutkan kegiatan menontonku yang tadi pagi sempat tertunda. Aku tidak yakin sudah berapa episode yang kutonton karena semakin lama mataku semakin berat dan akhirnya tertidur dengan laptop yang masih menyala.

(^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/

"Jadi, bagaimana kemarin? Kalian bisa menjaga sikap untuk tidak teriak-teriak, kan? Atau kalian akan menakuti mereka dan akhirnya pergi jauh-jauh." Aku baru saja bangun tidur dan menemukan Cara dan Jessie yang sama-sama sedang berada di dapur. Wajah mereka berseri-seri sekali dan senyuman yang tersungging sepertinya tidak akan luntur dalam waktu dekat. "Ayo, ceritakan padaku semuanya."

It Just Happens ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang