four

703 27 0
                                    

✪ Taylor ✪

Aku berlari menuju lobi, tempat aku dan Lauren berbicara tadi. Aku harus segera memberitahunya. Semoga saja Lauren masih ada di lobby. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencarinya kemana-mana. Begitu sampai di lobby, aku memperhatikan sekeliling dan di sanalah Lauren, sedang duduk di sofa dengan seorang laki-laki di hadapannya.

Siapa laki-laki itu?

Mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Jadi aku memilih untuk pergi saja. Aku tidak mungkin mengganggu mereka. Lagipula aku bisa memberi tahu Lauren nanti. Tapi sebelum aku sempat menjauh dan pergi, Lauren memanggil namaku. Kalau sudah begini, aku tidak mungkin menghindar lalu pergi, kan? Jadi, aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Tay, ini Kyle." Lauren memperkenalkanku dengan laki-laki yang sekarang duduk di hadapanku dan Lauren. Ia tersenyum. Jadi mau tidak mau, aku balas tersenyum juga meskipun agak kikuk. "Dia fotografer baru di sini," katanya lagi.

"Kyle Clarkson." Kyle mengulurkan tangannya. Namanya tidak terdengar asing. Kurasa aku pernah mendengar namanya sebelumnya. Nama seorang fotografer terkenal. Waktu itu aku pernah membaca namanya di majalah bersama Cara.

"Taylor," balasku sembari menerima uluran tangan Kyle.

"Aku akan menjadi salah satu kru dokumentasimu yang baru. Senang bertemu denganmu," katanya. Aku mengangguk. Sudah kuduga, dia pasti kru dokumentasi yang menggantikan Alvin. Kru yang satu itu baru-baru ini pindah ke Rusia karena istrinya di Rusia akan melahirkan.

"Senang bertemu denganmu juga. Tapi maaf sebelumnya, aku sedang terburu-buru." Aku beralih pada Lauren, "Lauren, aku hubungi nanti, ya. Aku harus bertemu seseorang. Dah," pamitku sembari berdiri dari kursi dan menundukkan kepalaku ke arah Lauren dan Kyle.

Setelah sampai di dalam mobil, aku mengeluarkan ponsel dari dalam saku celanaku. Aku mencari kontak Ellie, lalu menghubunginya. Setelah nada sambung yang ketiga, barulah Ellie menjawab, "Halo?"

"Hai, Ellie. Are you in town? Maksudku, Los Angeles."

"Oh, hai. Ya, kebetulan aku sedang ada di LA. Ada apa?"

"Aku merindukanmu," Ellie tertawa. "Kita sudah lama tidak bertemu, kan? Are you free today?" tanyaku sambil memohon kalau Ellie tidak melakukan apapun hari ini.

"Ya, aku juga merindukanmu dan aku tidak melakukan apapun hari ini. Jadi, di mana?"

"Bagaimana kalau kau ke rumahku saja?" usulku.

"Boleh, lima belas menit lagi aku sampai di sana. Dah, TayTay!"

"Dah."

(^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/ (^-^*)/

Hari itu aku habiskan bersama Ellie. Setelah dia sampai di rumahku, kami mengobrol banyak hal, terutama tentang acara yang kami datangi nanti di malam tahun baru. Kami bercerita tentang baju apa yang akan kami pakai, lagu apa yang akan kami bawakan, sampai apa rencana masing-masing setelah tampil. Saat menjelang sore hari tiba, kami memutuskan untuk pergi ke pusat kota Los Angeles untuk berjalan-jalan.

Setelah sampai di sana, kami turun dari mobil. Tak lupa aku mengajak dua penjagaku. Khawatir paparazi atau orang tidak berkepentingan mengganggu kami. "Sepertinya aku butuh kopi," ucap Ellie. "Bagaimana kalau kita mampir dulu untuk membeli kopi? Di depan sepertinya ada Starbucks."

"Oke." Sebenarnya tadi pagi aku baru saja membeli kopi bersama Zayn dan aku tidak mau meminum kopi banyak-banyak hari ini. Jadi, sementara Ellie memesan kopi, aku memesan classic hot chocolate. Kamudian, kami memutuskan untuk langsung berjalan-jalan lagi.

Tiba-tiba, dari samping kananku muncul beberapa paparazi yang memotret kami berdua. Penjagaku langsung meminta para paparazi untuk mundur dan memberi kami jalan. Yang mengagetkan adalah ketika salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan padaku.

"Taylor, jadi sebenarnya apa hubunganmu dengan Zayn Malik?"

Aku berhenti berjalan, bersamaan dengan pertanyaan yang sama mereka lontarkan padaku. Ellie menatapku bingung. Dia pasti kaget mendengarnya. Yang masih belum aku terima sampai sekarang adalah kenapa mereka bisa mendapatkan berita itu secepat ini?

"Taylor, tolong jawab kami?"

"Benarkah kau pergi bersama Zayn tadi pagi?"

"Taylor! Taylor!"

"Taylor, apakah kalian berhubungan?"

Karena para paparazi semakin bergerak mendekat ke arahku dan Ellie, penjagaku langsung menjaga ketat kami dan meminta mereka untuk mundur. Tapi aku merasa kalau aku harus mengklarifikasi mereka sekarang sebelum beredar berita aneh-aneh yang mereka asumsikan sendiri.

"We're just friend," jawabku.

Setelah itu, aku dan Ellie masuk ke dalam salah satu toko baju. Membiarkan paparazi itu terkunci di luar, sementara penjagaku menjaga rapat-rapat pintu tokonya. Kami memilih dan membeli beberapa baju sambil menunggu supirku datang menjemput kami.

Ini hari yang panjang.

.

.

Hi, readers! How about this chapter? Leave ur feedback, kay? ^v^

Update: I change the plot a lil bit (the ending will be the same tho). Just a second reminder if you're a re-reader. If you aren't, then just let yourself flow with the new plot (:

It Just Happens ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang