Harry POV
Ashilla. Wajahnya pucat pasi,entah apa yang baru saja terjadi padanya. Ia berlari-lari dengan sebelah tangan yang berdarah.Darah.Itu yang membuatku tidak mengerti apa yang baru saja terjadi padanya.
"Apa yang sudah terjadi padanya Harry?" Tanya Seilla menatapku. Sekarang,aku sudah berada di dalam kamar Ashilla. Ia jatuh pingsan saat hendak pergi ke kamarnya.
Aku hanya bisa menggerakkan kepalaku ke kanan dan kiri menandakan bahwa aku juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi.
"Aku akan pergi dulu, tolong jaga Ashilla." Ucapku bangkit dari dudukku dan tersenyum kepada Seilla. Ia hanya mengangguk sambil menggumamkan kata 'terimakasih'.
Dengan gerakan cepat, aku menuju kamarku. Tidak membutuhkan waktu yang lama, sekarang aku sudah berada di dalam kamarku. "Boys, i have a bad news." Ucapku langsung to the point.
"What bad news Harry?" tanya liam sambil menyesap teh?entahlah.
"Ashilla." Ucapku.
Semua kegiatan yang mereka lakukan berhenti begitu saja ketika aku menyebutkan nama perempuan itu.
"Apa yang telah terjadi padanya?" tanya Niall cemas?mengapa dia cemas? entahlah.
Aku berjalan menuju sofa untuk duduk lalu menceritakan kepada mereka apa yang baru saja terjadi.
"Siapa yang tega melakukan itu?" gumam Louis.
"Apa kalian berfikiran bahwa kejadian ini bisa saja sebuah kecelakaan?" Kini liam yang bijak mencoba untuk menyebarkan aura positif kepada kami yang sama sekali tidak berhasil."Dengan luka tusuk seperti itu?" Tanya Niall, mendengus lalu beranjak dari duduknya.
"Mau kemana kau?" Tanyaku. ia berbalik "Menjenguknya."
"Tunggu,kita juga harus menjenguknya!" Pekik Liam sambil beranjak dari duduknya dan mengikuti Niall yang sudah keluar ruangan. begitu pun kami.
Ashilla POV
Sebercak cahaya berdesakan untuk mencoba masuk kedalam kornea mataku.
kamar?
kamarku?tunggu dulu. apa yang sudah terjadi-- oh! apa Harry yang membawaku kesini?
"Apa kau sudah merasa lebih baik?minum ini." Seilla menyodorkan segelas air putih kepada ku.Aku menatapnya sebentar. lalu,mencoba untuk meraihnya. Namun apa yang aku dapat?rasa sakit yang luar biasa. Apa lengan kananku yang menjadi korban?
tiba-tiba saja pikiranku melayang kepada Shakilla. Dan oh! ia yang membuatku menjadi seperti ini! sialan.
Dengan terpaksa,akupun meminum air putih itu dengan tangan kiri.
"Kau harus beristiraha hari ini."
"ok thank you." Ucapku sambil mengembalikkan gelas kepadanya.aku bosan.
"Seilla,bisakah kau ambilkan remote tv ?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Tentu saja.ini."Salah satu cara yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa bosan.Apalagi kalau bukan menonton kartun?
"Siapa itu ?" Tanyaku ketika mendengar sebuah ketukan pintu.
"Biar kulihat." Ucap Seilla.
"OK." Ujarku kembali fokus kepada kartun yang sedang aku tonton.
Mataku terbelalak saat tahu siapa yang masuk dan menjadi tamu un tuk hari ini.
The boys.
"Are you okay?" Tanya Niall sambil duduk disamping ku.
"Siapa yang melakukan ini kepadamu?" Kini,giliran Louis."Apa kau masih merasa sakit?" Liam.
"Wait.siapa yang memberitahu kalian tentang semua ini?" Pertanyaan konyol itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku. Tentu saja itu Haryy! huh.
"Harry." Ucap mereka serentak. Aku hanya melirik Harry yang sedang berjalan menuju sofa dan duduk diatasnya.
"Ashilla,kau harus menceritakan semua ini pada kami." suara berat liam membuatku berbalik dan kembali menatapa mereka.
aku hanya tersenyum, "Lain kali akan aku ceritakan."
Tentu saja lain kali! jika aku menceritakan semuanya kepada mereka,sudah pasti Shakilla dan kawan-kawannya lolos begitu saja dariku dan pergi meninggalkan program ini.
Aku harus memberinya sedikit pelajaran. Namun,pelajaran itu sangat berarti untuk mereka.
"Lagi pula,cepat atau lambat kalian akan mengetahui siapa dalang di balik semua ini." Ujarku sambil kembali fokus kepada film kartun.
"Baiklah jika itu yang kau mau.Tapi,bisa kulihat luka mu sebentar?" Tanya Niall. Mencoba untuk meraih tanganku,namun dengan cepat aku mencegahnya.
"Jangan sentuh." jawabku dan memperlihatkan tangan bagian kananku yang terbalut dengan perban putih.
"Ouch!"
"Sudah kubilang jangan sentuh Niall." Gerutuku. Aku sangat benci ini.
"Oh,uhm. sorry."
"Apakah ibumu tahu tentang semua in?" Oh! pertanyaan yang disampaikan Louis ini benar! apa ibuku tahu tentang ini? tapi,mengapa ia tidak menelponku?
"i don't know." Ucapku mengangkat bahu.
"Tapi aku berharap ia tidak mengetahuinya. bisa-bisa ibuku sakit karena terlalu memikirkanku."Liam dan Louis hanya mengangguk lalu,mereka meninggalkan kami hanya untuk duduk di atas sofa yang lembut itu bersama Harry.
Aku mencoba untuk tidak memperdulikannya dan kembali fokus untuk menonton acara kartun.
"What?" Tanyaku pada Niall saat di tengah-tengah film. Ia tidak henti-hentinya menatapku, apa dia tidak tahu bahwa perbuatannya sangat mengusik diriku?
Bukannya merespon,ia malah terkekeh pelan.Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi padanya.
Tanpa diduga,ia merangkul bahuku yang berhasil membuat pipiku memanas dan berubah menjadi warna merah tomat.
"Kau sangat lucu ketika pipimu memerah." Kaliamt ajaib. Kalimat itu bisa merubah warna pipiku menjadi semakin merah. Ada-ada saja.
Apa yang bisa aku lakukan?diam. Dan mencoba untuk kembali fokus menonton TV lagi.
Rasa kantuk membuatku menjadi kurang fokus pada acara kartun yang sedang aku tonton. Entah sudah berapa kali aku menguap.10?atau bahkan 100000000000000?
meh. who care?
"Kau mengantuk?" Tanya Niall. Aku hanya bisa mengangguk untuk menanggapinya.
"Sini." Ujarnya sambil mengarahkan kepalaku kepundaknya. Inilah yang aku suka darinya, peka.Rasa cintaku kepada Niall semakin menjadi-jadi saja. Namun,hanya cinta sebatas antara fangirl dengan idolanya. Hanya itu saja.
Aku menuruti apa yang dikatakan Niall. perlahan,ia mengusap setiap helaian rambutku dengan lembut dan itu membuatku semakin mengantuk,mengantuk dan mengantuk.
Yang pada akhirnya tertidur pulas.
"Have a nice dream princess." Samar-samar aku dapata mendengar ucapan Niall.
»»»»»»»»»»»»»»»°°°«««««««««««««««
Hallo apa kabar? Yakin 100% pasti ga bakal ada yg mau dengerin curhatan aku. Jadi intinya jangan lupa vomment! :-)

KAMU SEDANG MEMBACA
Best School [Completed]
Fiksi PenggemarAshilla Maudy. Gadis Indonesia yang pandai bermain piano,terpilih menjadi salah satu murid di program idolanya onedirection. Program Ini program sederhana. Mereka,para peserta menjadi murid dari 4 pria tersebut. Ashilla tidak menyangka pada akhirnya...