"Hati-hati dengan gaunnya!"
"Bunganya kau taruh di sebelah sana! Jangan sampai tertinggal dengan bunga yang lainnya!"
"Cepat! Kita tidak punya banyak waktu lagi!"
Ashilla memejamkan mataanya mendengar semua percakapan atau bisa dibilang perintah mereka. Bukan hanya karena ia pusing mendengarnya,melainkan wajahnya sedang di rias oleh dua orang penata rias sekaligus.
"Kau harus membuat Niall terpukau dengan penampilanu yang berbeda ini." Ucap salah satu penata rias yang berada di sebelah kanan Ashilla.
"Dia pasti terpukau, tidak memakai make-up saja kau sudah cantik. Kau sangat beruntng menikah dengannya." Kini penata lainnya yang berada di sebelah kiri Ashilla memujinya membuat Ashillatersenyum malu. Dan hanya bisa mengucapkan terimakasih atas beribu-ribu pujian yang mereka katakan.
Setelah lama berkutrat dengan make-up dan puajian dari para penata,kini ia siap untuk memulai acara besar dan yang ditunggu-tunggu ini. Gaunnya sangat cantik,meskipun hanya berwarna putih bersih.
Acara dimulai, Ashilla berjalan melewati karpet merah yang diiringi dengan taburan bunga yang ditaburkan oleh keponakan-keponakannya. Tangannya merangkul lengan ayahnya,ia terlihat sangat senang melihat anak satu-satunya ternyata sudah besar.
Niall disana,dengan mata birunya. Ia sudah berdiri disana dengan jas hitam legam dan sepucuk bunga di bagian saku kanannya,ia akui Niall terlihat lebih tampan dari sebelum-sebelumnya. Ia tersenyum kearahnya.
Seilla dan zidny juga turut hadir dalam pernikahannya, Raka –suami Zidny—dan zidny yang sedang mengandung tiga bulan menatap terharu sahabat yang satunya ini.
Ia merasa baru saja kemarin Ashilla pergi ke inggris untuk menuntut ilmu,dan sekarang ia pulang tidak hanya dengan membawa ilmu saja melainkan dengan membawa calon suaminya. Ya,pernikahannya diadakan di Indonesia lebih tepatnya di Bali.
Seilla mempererat genggaman tangannya pada Jake,calon suaminya. Mereka belum menikah, satu minggu setelah ini mereka baru akan menikah. Tapi masih sempat-sempatnya mereka berkunjung untuk menghadiri pernikhanan sahabatnya ini.
Tak lupa the boys juga ada disana. Dengan pasangannya masing-masing tentunya. Zayn juga ada disana dengan gigi. Mereka sangat terharu sekali melihat Niall yang akhirnya mendapatkan cinta sejatinya. Dan berharap yang terbaik untuk mereka berdua.
"Ia tumbuh dengan cepat." Zayn berkata yang disambut dengan anggukkan oleh semua teman-temannya.
Pernikahan berjalan dengan lancar,kini mereka sedang menikmati hidangan yang sudah tersedia. "Kau sangat cantik." Bisik Niall tepat di telingan Ashilla. "Kau sudah berkata seperti itu lebih dari serratus kali." Niall terkekeh dan melahap makanannya begitupun Ashilla.
Pada puncak acara, mereka –One direction juga Zayn—bernyanyi bersama, mulai dari lagu what makes you beautiful,up all night dan little things. Tak sadar Ashilla meneteskan air matanya,ia merindukan mereka yang berlima. Sangat rindu. "Hey jangan menangis." Ucap Gigi disusul beberapa pertanyaan yang berasal dari Daniel,Cheryl dan Kendall.
"Aku tidak apa-apa. Hanya saja teringat pada saat itu aku masih menjadi directioners yang tergila-gila akan mereka. Bukan berarti sekarang aku bukan directioners yang tergila-gila akan mereka justru aku semakin saying kepada mereka. Hanya saja yang membuat aku terharu adalah,melihat mereka kembali bersatu seperti semula. Berlima,kalian pasti tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan kami –directioners—ketika mengetahui Zayn keluar,itu sangat menyakitkan.
Bahkan temanku sempat berpikir untuk bunuh diri,namun untung sekali aku mencoba untuk menghentikan percobaannya itu. Hari itu,mereka konser di Indonesia hanya berempat tanpa Zayn. Ada yang bilang bahwa saat itu Zayn ada disana di backstage. Ingin rasanya aku berlari kesana dan memeluknya erat memberitahunya betapa sakit hati mereka—para directioners—ketika mengetahui semua ini. Uhm...Maaf,aku bukan bermaksud untuk—."
Ucapannya terpotong oleh pelukan mereka, ya. Mereka semua memeluknya dengan erat. Ashilla tersenyum bersyukur mendapat keluarga seperti mereka. Ashilla membalas pelukan mereka dengan tak kalah eratnya. "Kami tahu apa yang kau bahkan kalian semua rasakan." Kendall berkata yang di susul dengan anggukan kepala oleh yang lainnya.
"Kalian tidak akan memeluk kami juga?" Zayn berkata dengan wajah yang cemberut. Ashilla yang melihatnya tentu saja gemas. "Bolehkah?" Ashilla melihat kepada Niall untuk mendapatkan persetujuan darinya. Niall mengangguk tersenyum.
Ashilla memeluk Zayn erat ia sangat merindukannya. "Kami—directioners—sangat menyayangimu." Zayn terseyum dan membalas pelukannya.
"Group hug!" Louis berteriak dan langsung bergabung memeluk mereka,begitupun yang lainnya.
"Aku juga menyayangi mereka shilla." Ashilla tersenyum dan mulai sesak karena kehabisan nafas akibat pelukan mereka. "Wow,Group hug selesai! Ada yang susah bernafas disini!" Niall berteriak. "Aku tidak apa-apa." Ucap Ashilla langsung memeluk Niall erat,begitupun Niall.
Kini,mereka semua hidup bahagia. Mereka masih suka saling mengunjungi satu sama lain,membantu salah satu dari mereka jika ada yang mendapat masalah. Ini adalah sesuatu yang sangat menakjubkan bagi Ashilla,ini juga sesuatu yang ia harapkan selama ini. Ternyata benar,tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita terus berusaha dan mempercayainya.
--TAMAT--
****
Sekali lagi big thank you for you all. Makasih banget yg udh Suka baca sama vote cerita aku. And sorry for typo(s).Sampai bertemu di cerita selanjutnya!😆💞💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Best School [Completed]
FanficAshilla Maudy. Gadis Indonesia yang pandai bermain piano,terpilih menjadi salah satu murid di program idolanya onedirection. Program Ini program sederhana. Mereka,para peserta menjadi murid dari 4 pria tersebut. Ashilla tidak menyangka pada akhirnya...