"Kau mau rasa strawberry atau coklat?" Ashilla mengerutkan dahi seolah-olah sedang berpikr keras apa yang harus ia pesan untuk rasa es krimnya.
"Karena aku suka warna pink,aku memilih strawberry!" Niall terkekeh mendengar suara Ashilla yang seperti anak kecil. "Kau pesan rasa apa?" Niall membawa dua cup es krim dengan rasa yang sama strawberry. Ashilla tertawa ketika Niall memesan rasa yang sama dengannya.
Kini,keadaan mereka semakin membaik. Ashilla sering tertawa dan tersenyum,sikapnya tidak menyeramkan lagi seperti dulu. Ia kembali seperti semula,Ashila yang periang. Begitupun Niall,tidak ada lagi wajah murung dan pendiam merek sama-sama senang.
"Tidak terasa, tiga hari lagi aku harus pulang." Niall berhenti memakan es krimnya dan menatap Ashilla dengan serius. "Sungguh,ini merupakan sekolah terbaik yang pernah aku jalani, tidak ada matematika dan guru killer hahahaha, just kidding. But, I miss my senior high school by the way." Ashilla terdiam melihat Niall yang tidak meresponnya,Ia hanya menunduk menatap es krimnya yang mulai meleleh.
"Niall?" Ashilla menyentuh tangannya,ia menoleh dan tersenyum.
"We need to go,let's go." Tiba-tiba saja Niall menarik lengan Ashilla.
"My ice cream,no!" Niall tidak peduli dengan perkataan Ashilla,ia terus menggenggam tangan Ashilla hingga masuk ke mobil."Where we gonna go?"
"It's secret." Niall terkekeh melihat wajah Ashilla yang cemberut. Niall mencubit pipi Ashilla gemas.
"Ini sudah yang ke lima kalinya kau mencubit pipiku Niall." Niall semakin gemas dan tertawa sangat kencang,hingga Ashilla terpaksa harus menutuo kedua telingannya. "Bagaimana keadaan Seilla? Ia pasti sedang berbelanja dengan yang lainnya." Niall mengangguk untuk merespon pernyataan Ashilla yang satu ini.
"Lama sekali,apa ini masih jauh?"
"Kau tunggu saja."
"Ok."
Niall fokus menyetir,sedagkan Ashilla sedang diserang rasa kantuk yang luar biasa.matanya sudah tidak bisa menahan lagi yang akhirnya ia tertidur.
"Ashilla,kita sudah sampai."
"Finally." Gumam Ashilla ,matanya masih tertutup.
"C'mon." Niall keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil bagian Ashilla.
Ashilla terpaku melihat pemandangan yang baru saja tertangkap oleh kesua matanya, dahulu ia selalu melihat pemandangan ini hanya lewat sebuah gambar dan itu sudah membuatnya merasa kagum dan senang. Namun kini,ia melihat dengan mata kepalanya sendiri.
London eye.
"Ini sangat indah sekali." Ashilla menatap Niall dengan tatapan yang berbinar-binar.
"Semua orang pasti menyukainya." Niall tersenyum dan menatap Ashilla lekat-lekat.
"Aku tidak suka saat kau membicarakan kepulanganmu ke Indonesia." Ashilla menoleh dengan kening yang berkerut. "Kenapa?" Niall menunduk dan kembali menatap Ashilla dengan seulas senyuman.
"Hanya..........sedih."
Ashilla menunduk dan tersenyum. Ia juga sangat sedih,bahkan satu minggu sebelumnya ia sudah merasa sedih harus meninggalkan mereka dan kembal ke tanah air.
"Ashilla,thank you."
"For what?"
"memperindah hidupku."
"Kau ini,jangan bercanda."
"Aku tidak bercanda." Niall berjalan meninggalkan Ashilla yang masih bingung akan perkataan Niall.
"Niall,tunggu aku."
"Kau pasti bercanda kan?" Ashilla tetap berdiri di pintu masuk eye London. Ia tidak mau menaikinya,ia takut ketinggian. Ia tidak takut sebenarnya,namun permainan yang satu ini terlal tinggi.
"Masuk saja."
Dengan ragu, Ashilla masuk kedalamnya dan duduk berhadapan dengan Niall. Begitu ia duduk di hadapannya,Niall berpindah tempat ke samping Ashilla.
"Ini sangat menakutkan." Gumam Ashilla.
"Tenang saja,aku disini." Niall merangkul Ashila erat. Mereka mulai berputar, semakin tinggi,semakin tinggi dan tinggi. Hingga mereka bisa melihat pemandangan kota London dengan jelas di atas sana. Namun,Ashilla memejamkan matanya takut, ia bahkan memeluka Niall dan tidak mau melepaskannya.
"Ini sangat indah sekali,kau haru lihat ini Ashilla." Ashilla menggeleng tidak mau membuka matanya sedikitpun.
"Lihat aku." Niall memaksa Ashilla untuk menatap mata Niall, Akhirnya Ashilla membuka matanya pelan dan melihat mata biru milik Niall.
"Semuanya akan baik-baik saja,ada aku disini." Ashilla mengangguk dan mulai menoleh kearah pemandangan yang sangat menakjubkan itu. "Indah bukan?" Ashilla mengangguk cepat mendengar pernyataan Niall.
Mereka berdua terdiam sejenak,menikmati pemandangan yang ada di hadapan mereka ditambah,matahari yang mulai terbenam membuat pemandangan semakin Indah.
"Kau sangat cantik." Ucap Niall memandang Ashilla
"emm,thank you." Ashilla salah tingkah dipuji oleh Niall.
"Kau tahu,semenjak the boys pertamakali menceritakan mu,saat pertama kali kau ketakutan di rooftop,saat pertama kai kami bergabung sarapan denganmu dan teman-teman mu. Itu.......sangat hebat,jarang sekali ada perempuan yang sepertimu, selalu bercanda tidak mengeluarkan handphone untuk memotret atau bahkan berfoto bersama kami. Memiliki lelucon yanghebat juga."
Ashilla terdiam,entah harus berkata apa. Ia hanya bisa diam dan menatap Niall yang sedang berbicara padanya.
"Dan sepertinya......aku jatuh cinta padamu."
Mata Ashilla membulat tidak menyangka apa yang baru saja Niall katakan. Ini pasti mimpi.
"Dari pertama aku bertemu dan bertatap muka,aku sudah jatuh cinta kepada mu, sikapmu yang baik,periang,percaya diri, aku suka itu."
"Terimakasih" Gumam Ashilla pelan.
"Aku tahu ini sangat konyol,tapi.....mauah kau jadi kekasihku?" Ashilla terlonjak menatap Niall,ia tidak yakin. Sebentar lagi ia harus pulang ke Indonesia.
Ashila mengangguk.
Menandakan ia menerima pernyataan Niall,entah apa yang ada di pikirannya. Namun ia berkeyakinan bahwa jarak bukanlah penghalang utama untuk mereka berdua.
Niall langsung memeluk Ashilla erat. Begitupun Ashilla,ia tersenyum bahagia dibalik pelukan Niall.
"Thank you so much." Niall bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best School [Completed]
FanfictionAshilla Maudy. Gadis Indonesia yang pandai bermain piano,terpilih menjadi salah satu murid di program idolanya onedirection. Program Ini program sederhana. Mereka,para peserta menjadi murid dari 4 pria tersebut. Ashilla tidak menyangka pada akhirnya...