T. 9

200 16 1
                                    

The boys memberikan satu hari bebas pelajaran hari ini. Mereka menyuruh kami untuk mempersiapkan diri mengahadapi ujian nanti.

Ku langkahkan kakiku untuk turun sarapan,Seilla sudah menunggu di kantin begitu juga Jhon.
Lagu favorite No-meghan trainor, mengalun di kedua telingaku. dan itu mampu membuat rasa semangatku kembali.

"I think is so cute
and i think is so sweet..."

menuruni tangga sambil menyanyi dan menari adalah pilihan yang paling terpat untukku. tentu saja aku tidak malu karena, lorong ini sudah kosong. jika ramai? malu lah.

seperti biasa,setelah membawa makanan,mataku menyapu seluruh isi kantin hanya untuk menemukan Seilla dan Jhon.

"What's up!" Sapaku dan duduk di sampin Jhon.
"Hi!" Sapa mereka balik.
"Bye the way, aku belum mengetahui jadwal test,apa kalian sudah mengetahuinya?" Tanyaku.

"What?" Tanya mereka balik.
"Bukannya semalam liam sudah mengumunkannya?" Ucap Jhon. Sella menepuk jidatnya lumayan keras , "Oh my... aku lupa memberitahumu!" aku hanya bis amemutar kedua bola mataku saat Seilla mengatakan satu kalimat itu.

"tunggu,memang kau kemana semalam?" tanya Jhon. aku menjadi teringat kembali akan kejadia semalam, dan itu berhasil membuat pipiku memerah.

"pipimu memerah." Ujar Seilla menggoda. aku hanya bisa menutup kedua pipiku dengan tangan sambil berkata "Tidak."

"Ahh! kau bohong. apa yang telah kalian lakukan semalam?" Tanya Seilla.
" Hah?" Tanya Jhon bingung. ia memang belum mengetahui bahawa semalam aku keluar bersama Niall.

"Dia telah berkencan dengan Niall." Celetuk Seilla sambil memakan makanannya.
"HAH?kencan?!" Ulang Jhon tak percaya.

"T-tidak, itu bukan kencan tahu! mana ada aku berkencan dengan Niall! yang ada malah babak belur aku di serbu directioners lainnya!" Sergah ku cepat.
"Tapi, kau berjalan berdua dengannya kan?" Goda Jhon.

"Brjalan berdua bukan berarti kencan! sudah-sudah! sekarang, bisakah kalian berikan jadwal untuk ujian nanti?" Ucapku mengalihkan topik pembicaraan. Seilla mengeluarkan secarik kertas dan menyodorkan ke arahku.

"Ini, aku menulisnya, cepat foto!" Perintahnya. dengan cepat aku mengeluarkan handphone dan memotret nya beberapa kali.

Tiba-tiba kantin ini menjadi hening, yang tadinya terdapat suara orang-orang berbincang, cekikikan, teriakan, lenyap sudah entah kemana. dan hanya terdengar suara beberapa sepatu yang melangkah.

saat aku mengalihkan pandangan ke balik punggung Seilla, ternyata mereka iya mereka! Tubuhku membeku. aku hanya bisa memegang erat lengan Jhon karena gugup.kenapa aku gugup?

Jhon menyukai mereka karena suara yang bagus dan perjuangan mereka yang bisa memotivasinya.

Mereka semakin mendekat. aku menduga mereka akan berheni tepat di meja kami dan bergabung bersama kami.

dan benar saja, mereka berhenti tepat di depan Seilla.
"Hi!apa kami mengganggu kalian?" Tanya Louis melirik lenganku dan Jhon. aku yang menyadarinya pun langsung melepaskannya.

"Ukhm, tentu saja tidak." Jawab Seilla sambil melirikku.
"Boleh kami bergabung?" Tanya Niall.
"Tentu saja!" Jawab Jhon senang.

setelah itu, Harry dengan cepat duduk di sampingku. Sedangkan Niall duduk di depanku. Ia tersenyum kepada ku.

"Bagaimana?apakah kalian sudah siap untuk test besok?" Tanya Liam
"tentu saja!" Jawabku.

tak lama, perbincangan kami menjadi beragam. mulai dari tentag negara, kota asal, dan sampai masalah pribadi seperti sekarang ini.
"Jadi Ashilla, apa kau mempunyai seorang kakak?" tanya louis . aku hanya menggeleng kan kepala sebagai jawaban 'tidak'.

"Bagaimana dengan adik?" Tanya Liam. dengan mudahnya,aku menggelengkan kepala lagi kepada liam.
"Aku anak tunggal." Jelasku. Bisa ku lihat wajah mereka yang menampak kan ketidak percayaannya.

"Kau tidak kesepian?" Tanya Niall.
" kadang-kadang sih, tapi aku suka menjadi anak tunggal, karena semua yang aku minta bisa terpenuhi. aku sangat mensyukuri itu." Jelas ku sambil cengengesan mengingat kalau anak tunggal itu di manja orang tuanya.

"Benar juga." Celetuk Jhon yang membuatku terkekeh.

"pacar?" Tanya Harry tiba-tiba.
"Hah? pacar?" Ulangku dan disusul oleh gelak tawaku sendiri.
"kenapa kau tertawa?" tanya Seilla bingung.

"Ok. semenjak kapan ya aku punya pacar?" Ucapku sambil so mikir.
"Tidak." Lanjutku.

"Benarkah? lelaki yang kau sukai?" Tanyanya lagi. Aku menjadi teringat kembali pada Axal. aku menyukainya sejak dulu. mungkin sekarang aku masih menyukai nya, diamana ya dia sekarang?

"hei, kau baik-baik saja? dari tadi kami menunggu jawaban mu shilla." Ujar Nial sambil melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajahku.

"Oh. um, maaf bisa kau ulangi pertanyaanya?" kalimat macam apa itu shilla? ya ampun bodoh sekali kau! sekarang kau pasti terlihat seperti wanita yang bodoh dan ceroboh karena tidak menyimak pertanyaannya tadi!

"apa kau menyukai seorang lelaki sekarang?" Tanya Niall lembut sambil tersenyum ke arahku.
"Tentu saja!" Jawabku.

Dengan serempak mereka mencondongkan tubuh masing-masing.
"Who?"

beritahu jangan ya? beritahu atau jangan? beritahu?ah sudahlah.

"Itu masalah pribadiku." Menolak adalah keputusan yang tepat kan?
"Kita semua memang sedang membicarakan masalah pribadi, Ashilla." Ujar Niall. Nah, mampus! sekarang harus jawab apa?

"Ahh! aku tahu!" Ucap Harry tiba-tiba. semua orang menatap ke arah Harry. aku hanya bisa mengerutkan kening. tahu apa dia? apa dia bisa membaca pikiran? gak, gak mungkin.

"Siapa?" Tanyaku dengan Nada yang menantang.
"Aku." Jawabnya dengan polos. tak lupa ia tersenyum dan menampilkan kedua lesung pipinya. Tampan. hanya kata itu yang bisa mendeskripsikan semuanya untuk harry sekarang.

"Nope." Jawabku sambil mentapnya datar.
"Lalu siapa?" Tanya Louis.

ku tarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.mungkin ini saatnya

"Kalian." Jwabku bohong. Tentu saja aku tidak akan memberi tahunya, itu tindakan yang gila kau tahu?

Mereka semua tersenyum manis kepadaku. "ahhh, itu manis sekali." Ucap Louis. aku hanya bisa menunduk sambil menggelengkan kepalaku.

Tiba-tiba, Harry memelukku dari samping. aku hanya bisa diam dengan pipi yang memerah. ya ampun apa yang dia lakukan?

🍀Niall POV🍀

apa lagi ini? duduk di sampingnya dan memeluknya? bahkan aku pun tidak pernah memeluknya sama sekali.

tunggu

Kenapa aku peduli?Ya tentu saja peduli! tindakan Harry terlalu berlebihan!

Dia tidak berlebihan bodoh! Lalu kenapa aku peduli? Ah sudahlah. yang penting, mood ku menjadi buruk secara tiba-tiba dan harus aku kembalikan lagi mood baik ku. berfikirlah Niall.

Ah! aku tahu! mungkin, mengajak Ashilla berjalan-jalan keliling sekolah bisa mengembalikan mood baik ku.mungkin.

"Ashilla." Panggilku ketika kami semua selesai mengobrol dan bubar.
"Ya? " Jawabnya sambil mengalungkan headphone nya.

"Em, kau tidak ingin keliling sekolah bersamaku?"

Ia terdiam sejenak, seperti memikirkan sesuatu.

"Maaf Niall,tapi aku harus berlatih untuk test besok." Tolaknya halus. aku baru ingat kalau besok itu test! Ya ampun kenapa bisa? memalukan sekali sih!

"Mungkin lain kali." Lanjutnya sambil tersenyum.

Dia manis sekali.

"It's okay. " Ucapku sambil mengacak rambutnya lembut.

"Kalau begitu, aku harus pergi." Ucapnya sambil berlalu dengan pipi yang memerah.

Dia sangat manis sekali.

✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳✳

Haiiii. Jangan lupa vomment nya ya! And sorry for typo(s)

Best School [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang