Chapter 28

9.6K 471 6
                                    

Setelah lama terdiam Rifan mulai memasuki rumah dan di ikuti Ai, sejak tadi Rifan bingung dan tidak mengerti apa yang ingin dibicarakan Ai sebenarnya. Rifan meneliti setiap inci dari wajah Ai yang terlihat lelah.

"Kamu apa kabar? " tukas Rifan sudah tak tahan hanya hening yang mengisi sejak tadi, Rifan sangat khawatir dengan wanitanya ini.

"Alhamdulillah dan ya... Aku kesini cuma mau ngomong penting sama kamu"

Rifan diam masih Setia memandang wajah Ainayya, jauh dilubuk hatinya Rifan sangat tidak rela jika harus kehilangan bidadarinya tapi Rifan juga bukan cowo pengecut yang lepas tanggung jawab gitu aja. Apa gila kalo saat ini dirinya memiliki fikiran untuk memiliki dua bidadari? Yah setidaknya...

"Bicaralah sesuka hatimu aku akan dengarkan" ucap Rifan masih memandang Ai

Ai menggeleng "tidak. Bukan disini tapi dirumah orang tua ku"

Rifan mengernyit bingung, kenapa? Bukankah sama saja mau disini atau dirumahnya. Tapi tak ayal Rifan tetap menuruti keinginan Ai. Mereka memang berangkat di waktu yang sama tapi tetap keras kepala Ai yang mengingkan mereka terpisah kendaraan.

"Assalamulaiakum" salam Ai dan Rifan berbarengan saat sampai dirumah orangtua Ai, rumah yang menjadi saksi hidup Ai sejak kecil.

Disana sudah lengkap keluarga Ai dan juga keluarga Rifan, ada ayah, bunda, mamah, bang Rafif, Fiqa, Ka Arfandi, abah Yai serta Umi dan bang Amar,dan jangan lupakan Yusuf juga. Mereka semua berkumpul saat tengah malam tadi Ai meminta untuk segera berkumpul besok siang di rumahnya.

"Sebenarnya ada apa Nar? " ayah memecah keheningan saat setelah Ai dan Rifan datang.

Ai tersenyum lemah, dia tidak bisa berbohong dengan berbicara baik-baik saja padahal kenyataannya saat ini dirinya sedang rapuh. Sejak tadi tak henti Ai melafalkan istighfar dalam hatinya

"Kami... Kami akan berpisah yah, bun, mah" sekuat tenaga Ai menahan air matanya saat ini sekali saja Ai mengerjapkan kelopaknya maka air bening itu akan turun dengan bebasnya

Semua terlihat bingung dan shock mendengar ucapan Ai kecuali orang itu... Yusuf. Dia tahu semua akar permasalahannya jadi dia sudah tidak terlalu kaget atau memang dia sudah tahu kalau akhirnya akan seperti ini?

"Jangan main-main kamu Nar. Kamu masih muda dan apa kamu mau melewati masa mudamu dengan julukan 'janda muda'? " cukup! Ai sedih saat ayah kandungnya yang sangat ia hormati berkata semenyakitkan itu, rasa sakitnya melebihi rasa sakit terkena pukulan. Ai sudah menangis tapi dia masih terlihat tegar dan tak goyah dengan ucapannya.

"Ada apa sayang? Kenapa sama anak bunda ini? Jangan main-main dengan ucapanmu tentang perceraian nak... " bunda sudah memeluk Ai erat, mencoba untuk memberi kekuatan untuk Putri kecilnya ini, entah bagaimana seorang ibu pasti seperti memiliki ikatan batin dan bunda Ai merasa kalau putrinya ini memang sedang berada pada titik terberat dalam hidupnya.

"Kami... Aku tidak bisa lagi menerima Rifan saat ada wanita lain yang telah mengandung anak Rifan. Maaf aku akui mungkin aku kurang baik menjadi istri Rifan tapi ini keputusanku... " ucapan Ai sungguh memilukan bagi bundanya dan juga mamah mertuanya, tega-teganya putranya itu melukai perasaan gadis baik seperti Ainayya.

Bughhh.. "Ini untuk semua air matanya yang sudah terbuang karena mu "

Bughh.. "Ini untuk rasa sakit yang akan sangat sulit terlupakan bagi adik kecilku"

Bughh.. "Dan ini karena kamu telah menodai kepercayaan kami karena telah merusak kepercayaan untuk menjaga Putri mahkota dikeluarga kami "

Rifan mendapat 3 pukulan dari bang Rafif, Ai semakin menangis sedih melihat pemandangan itu. Bukan. Bukan seperti ini yang di inginkan Ainayya, dia hanya ingin terbebas dari ikatan suci dan selepasnya Rifan bisa menikahi dan bertanggung jawab atas Alsye.!!

"Ceraikan Ainayya sekarang juga dihadapan kami lalu kamu harus bertanggung jawab dengan wanita yang sedang mengandung anakmu!! Saya tidak akan pernah setuju kalau sampai anak saya di madu "

Ucapan ayah sungguh tegas, Ai ingat betul ayah tidak pernah setegas ini setelah kejadian bang Rafif dulu yang ingin menikahi seorang wanita non muslim yang akhirnya ayah mengambil keputusan menikahkan bang Rafif dengan Fiqa. Lihat, sekarang kehidupan mereka bahagia.

"Tapi ayah... Aku masih ingin memperbaiki semuanya... "

Belum sempat Rifan selesai bicara tapi ayah sudah menyanggahnya dengan sebuah pertanyaan yang membuat ulu hati Ai lagi-lagi merasakan sakit ditambah dengan jawaban Rifan.

"Tapi kamu memang ayah dari anak yang dikandung wanita tersebut kan? "

"Iya yah... Tapi aku khilaf "

Sudah cukup! Ai tidak ingin lagi hidup seperti ini, terus dibayangi kesedihan karena masalah rumah tangganya yang baru seumur jagung. Bahkan mendengar pernyataan Rifan membuatnya pusing.

"Cukup ayah... Nara lelah dan ingin istirahat saja. Assalamualaikum "

Tidak perduli dengan segalanya yang ada di ruang keluarga, Ai terus berlari ke lantai atas dimana kamarnya berada.

Sesampainya dikamar, Ai menangis lagi tapi kemudian Ai berjalan gontai untuk mengambil air wudlu dan mencurahkan segala isi hatinya kepada rabbnya, semua terjadi atas izinnya!!

Usai sholat Ai berniat menelfon mba Iren kalau hari ini dia takkan menginap di panti tapi belum sempat menelfon ternyata ada yang menelfon terlebih dahulu.

Ka Aiden is Calling...

Assalamualaikum ka...

Waalaikumsalam Nara, maaf kalau saya ganggu kamu ya tapi apa kamu ngga pulang ke panti?

Ahh iya ka aku baru mau nelfon mba Iren kalo hari ini aku tidur di rumahku.

Ohh begitu rupanya, yasudah maaf kalau saya ganggu kamu. Dan jangan bersedih terlalu dalam karena diluar sana masih banyak yang menanti senyum bahagia mu. Entah siapa dan berada dimana dia. Assalamualaikum warahmatullah

Benarkah? Masih ada yang menunggu senyum bahagiaku? Ya pasti. Akupun percaya itu, Allah sudah menentukan garis hidup ku kan? Aku pasti bisa melewati ini semua, aku hanya perlu menerima dan menjalaninya sesuai skenario yang dibuat rabb ku...

Pelangi akan terbit setelah hujan reda... Kebahagiaan akan terlihat setelah kesedihan terlupa...

~~~~~~~~~~~~~
Assalamualaikum...

Nah loh itu Rifan-Ai gimana jadinya? Keluarga pada pro kalo Ai cerai aja...

Menurut kalian apa yang terjadi selanjutnya?

Vomment ya aku ngga bosen minta dari kalian:) makasih udah mau baca cerita ini:*

Jilbab Ku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang