Chapter 12

11.1K 606 4
                                    

Sekarang Fiqa tinggal bareng Ai di rumahnya. Semenjak Fiqa di usir karena ngga mau gugurin janinnya, bunda merasa perlu menolong Fiqa.

Di rumah Ai, tak ada yang membedakan antara Ai dan Fiqa. Meski sekarang ada perbedaan tetap saja bunda menyayangi Fiqa seperti menyayangi putrinya sendiri.

"Bunda, nanti Ai pulang telat ya?"

"Loh kok gitu? Ada tugas?"

Ai mengangguk. Hari ini ada observasi masalah sosial tugas bahasa indonesia. Kelompok Ai memilih mengunjungi panti asuhan yang jelas sekali masalah sosialnya.

saat inging berangkat, ehh ada bang Amar muncul di pintu "abang kenapa ada disini? Bukannya ngucap salam dulu"

"Assalamualaikum. Main lah emang mau ngapain lagi?"

"Waalaikumsalam. Bawa sesuatu ngga buat Ai? Kalo ngga bawa berarti ngga boleh main kesini"

Bang Amar tersenyum tapi senyumnya berbeda-susah di deskripsikan-

"Assalamualaikum adek abang yang udah lama ngga tatap muka sama abangnya"

Ai menatap haru dan langsung menubruk tubuh itu. Tubuh yang selama ini tak pernah terlihat di rumah. "Ai kangen" ucap Ai sembari menahan air matanya.

"Jawab salam dulu sayang, wajib loh"

Setelahnya Ai menjawab salam barulah Ai tersadar kalau ia harus pergi sekarang.

----
Setelah selesai kerja kelompok, Ai langsung pulang karena dirumahnya itu ada abangnya yang sangat di rindukan. 4 tahun ngga ketemu karena abang harus kuliah di luar negeri.

"APA??? Ngga akan ayah izinin kamu.!!!"

Itu... suara ayah? Ayah berteriak tegas. Ada apa? Bukan seharusnya rumah ini penuh canda tawa karena abang udah pulang?

Ai memberanikan diri untuk masuk. Bunda menangis terisak, ayah berdiri mematung menampakkan wajah tegasnya, sedang abang berlutut di kaki ayah. Ada apa ini??

Ai memeluk bundanya, "bunda jangan nangis. Ada apa bun?"

"Tanya sama abangmu ada apa sebenarnya! Sudah di besarkan dengan limpahan kasih sayang dan hidup berkecukupan tapi malah menghancurkan hati orang tuanya" ucap ayah.

Ai menatap iba abangnya ini, apa yang membuat ayah murka seperti ini, pastilah masalah besar yang terjadi.

"Ayah, abang mohon sekali ini aja. Abang mau nentuin pilihan abang sendiri. Abang sayang sama dia yah. "

"Jadikan dia mualaf kalau kamu ingin menikahinya baru kami akan setuju dan merestui"

Apa? Maksudnya abang ingin menikah dengan seseorang yang tidak seagama. Allah. Bagaimana bisa seperti ini, pantas saja ayah murka seperti ini. Ayah saja melarang anaknya untuk pacaran apalagi menikah dengan yang tak seagama?

"Ayah... di luar negeri banyak pasangan yang menikah tapi berbeda agama. Kenapa abang ngga bisa yah?"

"Ngga ada yang bisa nentang perintah ayah! Ini ayah lakuin untuk kebahagiaan kamu, kalau kamu mau nikah sama dia kamu harus bisa buat dia jadi seagama dengan kita! Atau ngga kamu akan ayak nikahi dngan wanita pilihan ayah"

"Siapa? Ayah ngga berhak menentukan pilihan hidup abang kedepannya. Abang hanya mncintainya. Bagaimana abang menikah kalau ngga saling sayang?"

"Apa di agama kita ada alasan kalau tidak mencintai tidak bisa menikah? Di agama kita ada tahapan ta'aruf, khitbah, dan menikah. Ayah rasa itu cukup untuk proses saling mengenal. Kamu akan ayah nikahkan dengan Fiqa"

Ai shock mendengarnya, bagaimana bisa sahabatnya akan menikah dengan abangnya? Tapi kalau memang sudah takdir Allah mau bagaimana lagi?

"Fiqa? Ayah tega nikahin aku sama wanita yang sudah mengandung dan ngga ngejaga harta yang paling berharga di dirinya itu?"

"Jaga ucapan mu nak! Pernikahan mu akan dilaksanakan 2 minggu lagi. Nanti ayah akan bicarakan dengan Fiqa bahkan orang tuanya"

Siapa yang bisa menentang kepala rumah tangga disini? Ayah adalah orang yang tegas, sekali mmbuat pilihan maka tak ada kata mundur.

-----

Assalamualaikum.

Salam terdengar dari pintu utama. "Biar bunda yang buka, kalian makan aja lagi"

Ai, Fiqa, dan abang² Ai sedang menikmati makanan. Tapi antara abang dan Fiqa ada suasana yang... mencekam.

Semalam ayah berbicara dengan Fiqa dan Fiqa mengiyakan keinginan ayah. Fiqa tak enak hati kalau menolak permintaan ayah, bagaimana bisa ia menolak permintaan dari orang yang sudah menolongnya dan memberi kehidupan baru?

"Ayah, ada tamu di depan. Sebaiknya ayah kesana. Dan kamu Ai, ayo sana ganti baju terus pakai baju yang pantes abis itu ke ruang tamu "

Ai menurut dengan ucapan bundanya, selesai ganti pakaian Ai menuju ruang tamu. Seperti ada pertemuan yang serius dan...

"Ai sini. Jangan disitu aja" ucap bunda dengan menepuk sofa kosong yang ada di sebelahnya. Sedang Ai hanya menurut dan tersenyum kikuk.

"Assalamualaikum"

Suara siapa itu? Tidakkah itu suara yang sangat familiar? Suara yang selama ini terekam dalam memori Ai.

"Karena putera saya sudah datang. Jadi maksud kedatangan kami sekeluarga ingin meminang puteri bapak untuk bersanding dengan putera kami kelak "

Tunggu. Tunggu. Tunggu. Tadi apa kata lelaki yang umurnya sebaya dengan ayah. Meminang? Siapa yang akan dipinang? tadi bapak itu bilangnya putera, berarti yang dipinang anak perempuan kan? Dan anak perempuan disini hanya aku saja?? Oh ya Allah, apa ini?

"saya tahu kalau puteri bapak masih belum cukup umur. Saya juga faham soal itu, tapi bisa kan kalau setelah SMA puteri bapak menikah dengan putera saya? "

"Ehmm... saya terkejut dengan kedatangan bapak sekeluarga ke rumah kami dengan maksud meminang anak saya Ainayya...

DEG!!! Bagai petir di siang bolong. Astaghfirullah. Siapa yang melamar ku saat ini.

"Tapi semuanya saya serahkan ke anak saya, dia yang akan menjalaninya."

"Baiklah nak Ainayya, saya ingin meminang kamu untuk putera saya yang bernama Rifandi Yusran. Bagaimana nak?"

Ai menegakkan pandangannya, lelaki itu persis berhadapan dengan Ai tetapi di pisahkan meja tamu. Allah benarkah ini semua, lelaki yang selama ini selalu tertanam dalam do'a disetiap sujud ku datang dan meminta ku kepada ayah kandung ku?? Setelahnya Ai tersadar, Ai kembali menundukkan pandangannya.

"Maaf ayah dan semuanya, Ai ingin istikharah terlebih dahulu. Mohon beri Ai waktu untuk meneguhkan keputusan Ai"

~~~~~~~~~~~
Assalamualaikum.

Maaf update lama, maaf kalo gaje, pokoknya ini udah yang terbaik di sela tugas sekolah yang menumpuk.

Fiqa-abangnya Ai
Ai-Rifandi.

Apa ada yang keberatan? Atau bagaimana?

Jilbab Ku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang