Chapter 32

9.7K 443 4
                                    

Ai bingung dengan perlakuan mamah Rifan, beliau masih begitu baik bahkan tersekan sangat baik bersikap ke Ai dibanding Alsye yang sekarang itu menyandang status istri dari anaknya yang artinya itu menantu beliau.

"Mah... Alsye bantuin potong kue nya ya? "

"Ngga usah. Biarin aja Nara yang ngelakuin itu kamu sama Rifan aja sana. "

Ai terkejut dengan sikap mamah Ranin-mamahnya Rifan- terhadap Alsye yang terkesan cuek, sedangkan dengan Ai, beliau sangat amat baik dan terlihat sangat menyayangi Ai. meski saat ini Ai bukan lagi istri Rifan.

Alsye pergi dengan muka yang sedikit ditekuk mungkin karena ucapan mamah Ranin yang sedikit membuat Alsye tersinggung bahkan sebelum itu Alsye sempat tersenyum kecut ke Ai.

"Mamah tuh kurang suka sama Alsye Nar. Mamah udah usaha tapi tetep aja susah untuk terbiasa dengannya layaknya mamah kalo lagi sama kamu"

Ai diam mencerna semua ucapan mamah Ranin yang sedikit membuat hati Ai merasa senang. Rupanya tempat anak masih ada untuk Ai tak tergantikan oleh Alsye, kalau mengikuti ego mungkin Ai hanya akan diam tanpa mau meluruskan. Tapi tidak! Ai bahkan sangat tidak tega melihat Alsye yang diperlakukan seperti ini.

"Mamah hanya perlu terbiasa sama Alsye. Dulu juga mamah ngga pernah kenal Nara tapi buktinya sekarang kita akrab. "

Ai berusaha membuat mamah Ranin menerima sosok Alsye yang menjadi menantunya saat ini. Bagaimanapun juga pasti sangat sakit bila ada di posisi Alsye yang merasa diacuhkan oleh mertuanya sendiri. Bagai ada tapi tak nampak.

"Eh ada adek ipar disini. Kayfa haluk? "

Ai tersenyum menyambut sapaan hangat dari orang yang baru datang ini. Dia itu sosok yang selalu membuat Ai dan Rifan menahan malu saat terus-menerus di olok dihadapan keluarga besar.

"Eh ada kaka ipar. Alhamdulillah Ana bi khoir. " balas Ai sambil tertawa renyah menanggapi saapan dan bertanya kabar dengan Arfandi, kaka dari Rifandi.

"Seneng bisa liat kamu. Maafin bocah itu ya atas tingkahnya yang terlalu konyol. Abang marah besar saat tau semua itu tapi yah... Nasi sudah menjadi bubur. "

Lagi lagi hati Ai menghangat saat ia tau bahwa masih ada banyak orang yang perduli dan sayang saat segelintir orang mulai menyakitinya.
"Udah lewat jadi ya... mau diapakan lagi?  Memang ini yang terbaik bang. Berpisah bukan berarti memutuskan tali silaturrahim diantara Ai dan keluarga ini. "

Ucapan Ai sangat tenang tapi juga menyakitkan untuk dirinya. Lagi dan lagi poros hidupnya saat ini hanya pada permasalahan hatinya, hati yang masih terpaku akan sosok lelaki yang sudah memiliki seorang istri bahkan akan ada malaikat kecil itu sebentar lagi. Astaghfirullah Ai ikhlas...

Acara terus berlanjut hingga pada pembacaan ayat suci Al-qur'an, Ai cukup terkujut saat mendapati sang Qori yang cukup dikenal oleh Ai.  Ai fikir Rifan yang akan membacanya tapi ternyata bukan. Dia, Aiden lah sosok pembaca Al-qur'an itu.

Masyaallah suara itu sangat menyejukkan hati ini...

"Ai tolong bantu abang dong biar wanita yang ada disana ngga melirik kearah abang terus. "

Ai mengedarkan pandangannya dan menemukan wanita cantik yang terang-terangan menatap Bang Arfan. Hahaha ternyata ada juga wanita yang kesemsem sama abang ku yang satu ini.

Ai mendekati wanita itu dan mulai berbicara yang sejujurnya kalau Bang Arfan tidak suka dipandangi seperti itu. Dan alhamdulillah wanita itu menanggapi dengan positif.

"Maaf ya ukhty, aku adik dari lelaki yang kamu pandangi tapi kelihatannya abang ku itu tidak terlalu senang dipandang seperti itu. Cukup tundukkan pandangan ukhty jika memang kalian di takdirkan bersama maka abang ku akan datang ke rumah ukhty. Meminta ukhty pada ayah ukhty untuk menjadi bidadarinya. Tapi kalau itu tidak terjadi maka akan ada lelaki lain yang lebih berhak atas ukhty. "

Yah begitulah akhirnya ucapan Ai setelah lama berbincang. Mungkin terlihat sangat kejam tapi memang Ai sendiri berharap kalau wanita itu memanglah takdir bang Arfan. Wanita itu wanita yang baik kelihatannya dan pandangannya sebenarnya sangat menyejukkan.
"Assalamualaikum... Nara kan? " sapa Aiden ragu karena memang Ai sedikit membelakangi Aiden.

Ai tersenyum kikuk saat tertangkap basah oleh Aiden, entahlah rasanya Ai ingin menghindar dari Aiden.

"Wa'alaikumsalam... Iya ini aku. "

"Kamu disini dari tadi? Berarti kamu liat aku yang tadi dong? "

Ai mengerti maksud dari kata 'yang tadi' jadi Ai mengangguk dan tersenyum.

"Bagus. Suara kamu Bagus ka"

Aiden terlihat menggarukkan tengkuknya. Dan Ai tersenyum simpul menatap tingkah Aiden yang seperti itu.

"Loh kalian udah saling kenal? "

"Bang Arfan kenal sama Ka Aiden? "

Arfan mengangguk lalu tersenyum jahil... Senyum yang mengisyaratkan sesuatu dan itu ditujukan untuk Ai-Aiden.

Ai mendelik ke arah Arfan karena Ai tahu kalau Arfan hanya menggoda saja kerjaannya.

Abang harap dia bisa membuat kamu bangkit Nar. Dia bisa menjaga kamu ngga seperti adek kandung abang yang udah sia-siakan kamu. Karena abang kenal dia sudah lama. –batin Arfandi.

Dan di sisi lain, ada mata elang yang sedang menatap mereka tertawa lepas. Tawa yang bahagia. Dia adalah Rifandi Yusran, dia yang merasa cemburu saat ada lelaki yang mendekati Ai, lalu berbicara, saling senyum, dan berakhir dengan tawa bahagia. Dia benci kenapa posisinya yang dahulu bisa dengan mudah direbut oleh orang lain? Dua kali Rifan melihat lelaki itu dan keduanya Rifan lihat saat lelaki itu sedang bersama dengan Ai-nya.

"Fan... Kamu kenapa mengepal tangan kayak gitu? "

"Bukan urusan kamu. Jangan banyak tanya dan lebih baik kamu diam. "

Alsye menegang, kalau seperti ini jadinya kenapa takdir harus mempertemukan Alsye dengan seorang Rifandi? Bahkan Alsye mencintainya! Ini semua sangat menyiksa Alsye tapi ini harus dilakukan demi calon anaknya yang harus mengenal sosok ayahnya. Andai kejadian itu tidak terjadi maka Alsye tidak akan pernah menghancurkan hubungan Nara dan Rifan.

Ini takdirnya... Takdir antara Ai, Rifan, dan juga Alsye.

~~~~~~~~~~

Assalamualaikum...

Haduh makin ngaco kan nih cerita? Emang sih tapi yah gimana lagi dong mampunya baru segini aja;)

Jilbab Ku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang