"Aku ingin pulang!"
Pria di hadapanku mengeluh sembari menekuk wajah. Aku hanya bisa menghela napas lelah. Kami sudah berada di perpustakaan selama hampir lebih dari empat jam. Namun pria idiot yang tingkahnya lebih mirip anak simpanse ini tidak bisa menyelesaikan satu soal bahasa Inggris pun. Dan hal itu membuatku kesal setengah mati. Apakah dia tidak punya otak? Ah, tidak, itu terlalu kasar. Maksudku, apakah dia benar-benar bodoh?!
"Kau ini bagaimana? Ini mudah sekali! Past tense, simple past, tinggal kau ubah menjadi verb kedua!"
Dia menjatuhkan wajah di atas buku latihan, membuatku memijit keningku dengan amarah yang berusaha kutahan. Oh, Byul. Kau harus bersabar. Anggap saja Kim Taehyung sebagai seekor bayi gorila lucu yang harus kaumaklumi saat membuat kesalahan. Ya, harus. Aku tidak mau kami berakhir dengan adegan saling pukul. Atau, lebih parahnya lagi, kalau aku tidak bisa meredam emosiku, dia akan berakhir mengenaskan di atas lantai perpustakaan dengan kondisi tanpa kepala.
"Byul-ah ... aku lapar."
Aku menepuk kening setelah mendengar keluhannya untuk yang kesekian kali. Empat jam yang telah kami lalui terasa sangat sia-sia. Karena Kim Taehyung hanya bisa mengeluh dan mengeluh, sementara aku sudah lebih dari jengah untuk meladeni keluhannya. Pertama, dia ingin pergi ke toilet. Setidaknya itu menghabiskan 20 menit. Kedua, dia menerima panggilan dari seseorang yang membuatnya tertawa ria seperti orang gila. Dan sekarang, dia mengeluh lapar. Astaganaga. Bunuh aku, Tuhan!
"Kim Taehyung, dengar. Sebenarnya aku tidak mau mengajari anak simpanse sepertimu, tapi karena ini tuntutan ekonomi, maka aku bersedia melakukannya. Kumohon jangan lakukan hal apapun yang dapat membuatku kehilangan kesempatan emas ini. Jadi, cepat kerjakan tugasmu!"
Dia mengangkat wajah sembari menyeringai, membuat keningku mengkerut saat itu juga. Astaga, anak simpanse ini benar-benar membuatku jengah.
"Hei! Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu! Kalau kau tidak mau belajar, ya sudah. Lagipula aku tidak tahan jika harus berduaan denganmu di perpustakaan sekolah ketika hari sudah gelap seperti ini," ujarku dengan ujung kalimat yang terdengar seperti gerutuan.
Aku memasukkan berbagai macam buku tebal yang berserakan di atas meja ke dalam tas punggung. Uh, pasti punggungku akan sakit lagi besok. Semua ini karena anak simpanse idiot itu! Dan lihatlah. Dia masih menatapku dengan tatapan mengerikan yang membuatku makin merasa tidak aman.
"Aku akan pulang!"
Aku berdiri dengan cepat sehingga kursi yang sempat kududuki mundur beberapa senti. Aku menatap pria simpanse itu dengan tatapan kesal. Uh, jika saja Nyonya Kim tidak berjanji untuk memberikanku uang yang banyak, pasti sekarang aku sudah membaca buku di rumah dengan santai tanpa harus mengajari anak simpanse idiot yang tidak bisa mengubah present simple menjadi simple past.
Aku berbalik dan berjalan menuju ke pintu keluar. Namun, langkahku terhenti ketika tanganku ditarik, tubuhku berbalik dan pantatku menyentuh sisi meja dengan kasar, membuatku menjerit terkejut. Uh, sakit sekali.
Aku masih sibuk menggerutu ketika merasa bahwa kedua sisi pinggangku diremas dan tubuhku terangkat. Pantatku menyentuh permukaan meja perpustakaan dan tanpa sadar kedua tanganku menyentuh sesuatu, pundak si anak simpanse ini.
"H-hei, apa yang kaulakukan?" tanyaku hampir berteriak.
Tanpa aba-aba maupun basa-basi, dia mendekatkan wajah dan mendaratkan kecupan singkat di atas bibirku. Aku mengerjapkan mata dengan bibir yang hampir terbuka, pun dengan rahang yang hampir jatuh dari tempatnya. Dia ... barusan melakukan apa?
Bodohnya, pria simpanse ini malah menatapku dengan tatapan tidak bersalah yang membuatku salah tingkah setengah mati.
"K-kau ...."
Lagi, dia mengecup bibirku, namun seperti ada yang aneh. Astaga! Kedua mataku membulat ketika dia menjulurkan lidah kemudian mengusap seluruh permukaan bibirku dengan lidahnya yang basah.
"Apa yang kau ...."
Lagi ... dia mengusap permukaan bibirku dengan lidahnya, namun kali ini dia juga sedikit menghisap dan menarik bibir bawahku menggunakan kedua belah bibirnya. Aku tidak tahan lagi, jadi aku mendorong dadanya dengan menggunakan kedua tanganku yang gemetar.
"He-hentikan! Hentikan!"
Aku mengusap permukaan bibirku dengan punggung tangan. Aku terkejut ketika merasa bahwa punggung tanganku basah sekali, pasti karena saliva si anak simpanse itu! Sialan! Apa aku akan terkena penyakit rabies?!
"Byul-ah, aku lapar ... bagaimana ini?"
Hal paling mengerikan selain bertemu dengan anak simpanse ini tiga minggu lalu adalah ketika dia dengan tanpa rasa bersalahnya melingkarkan kedua tangan di pinggangku kemudian menumpukan dagunya di pundak kananku. Napasnya mengenai kulit leherku dan hal itu membuatku meremas ujung rok, lagi.
"Byul-ah ...."
Aku makin tercengang ketika dia kembali mengeratkan pelukannya pada tubuhku yang sekarang pasti terasa panas sekali. Ini gila, dia benar-benar anak simpanse tidak waras!
Aku mengangkat tangan, kemudian memukul kepalanya dengan keras. Sebenarnya, itu adalah bentuk protesku karena dia membuatku hampir tidak bisa bernapas untuk kedua kalinya malam ini. Dapat kudengar ringisan kecil keluar dari mulutnya. Aku tersenyum penuh kemenangan, namun senyumanku pudar seketika saat dia tertawa. Ah, benar, anak simpanse ini sedang tertawa saat aku merasa bahwa seluruh tubuhku panas dan bergejolak seperti sekarang ini.
"Bodoh! Idiot! Anak simpanse! Lepaskan aku!"
Aku memukul punggungnya dengan keras. Kim Tae si anak simpanse itu malah membalasnya dengan usapan lembut pada punggungku dan menimbulkan sensasi menggelikan yang begitu aneh, membuat tubuhku mematung saat itu juga.
"Kim Taehyung!"
"Aku tahu ... aku akan melepaskanmu dengan satu syarat ...."
"Serahkan stroberimu padaku."
Alisku naik sebelah. Stroberiku? Apa maksudnya?
"Stroberi?"
Dia melepaskan pelukannya, kemudian mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.
Sial, dia mencuri ciumanku lagi!
"Aku mau stroberimu."
Dia mengecup bibirku berkali-kali, membuat kedua mataku tanpa sadar menutup dengan sendirinya. Kali ini aku tidak meremas rokku, tapi meremas pakaian seragam si anak simpanse ini.
Dia baru berhenti menyentuh bibirku setelah lebih dari empat menit memainkan bibirku, seakan-akan dia sedang menghisap permen kapas atau menjilat permen stroberi. Hanya ada satu pertanyaanku ... mengapa aku tidak mengumpat dan memukul tubuhnya untuk menghentikan aksi konyol ini?!
"Apakah aku menciummu dengan baik? Atau kau yang terlalu buruk?"
Aku mendengus, kemudian mendorong dada pria simpanse sialan ini sampai dia terkekeh pelan. Aku mengambil sebuah buku tebal yang berada di sampingku, kemudian menjadikannya senjata untuk memukul Kim Tae sialan ini.
"Kau pintar dalam bahasa Inggris, tetapi bodoh dalam hal berciuman."
Pipiku memanas dan aku turun dari meja untuk mengejar anak simpanse yang melangkah mundur ini.
"Hentikan! Hentikan! Aku tidak pernah melakukan itu!" ujarku berusaha menghapus memori.
"Kim Yebyul, asal kau tahu, aku tidak pernah menyesal karena telah mengambil ciuman pertamamu. Jika kau butuh bantuan mengenai ciuman, datang saja kepadaku! Aku dengan senang hati mengajarkanmu cara berciuman!"
Mulutku terbuka lebar ketika dia tertawa renyah sembari lari dan melambaikan tangan. Apa tadi? Kim Yebyul?
Simpanse gila!
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
vbyul.
Short StoryDilihat dari sudut pandang mana pun, Kim Taehyung tetaplah pria gila yang senang menggangguku dengan tingkahnya yang konyol-mirip anak gorila yang minta dihajar. Dia itu menyebalkan. Tidak jelas. Bodoh. Sepertinya semua sifat buruk terdapat dalam di...