Aku berani bersumpah bahwa aku ingin mati detik ini juga.
Pentas seni akan diadakan satu minggu lagi dan sekarang adalah pembagian peran. Min Yoongi menyarankan agar siswa tingkat 2 mengadakan drama mengenai puteri tidur dan aku benci ketika pria pucat itu menunjukku sebagai pemeran utama hanya karena wajahku yang putih pucat.
Heol. Dia punya wajah yang sama putihnya denganku. Seharusnya, yang jadi Snow White itu Min Yoongi!
"Ini adalah program OSIS, Byul-ah. Tolong bantu kami, ya?"
Aku mendesah kecil ketika Min Yoongi mempengaruhi Jimin Sunbae agar membujukku untuk berpartisipasi.
"Tapi, Sunbae. Aku tidak pandai bersandiwara."
"Heol. Tidak pandai bagaimananya? Kau bahkan selalu berbohong padaku."
Aku melirik sengit kepada Kim Taehyung yang entah sejak kapan sudah mengambil tempat untuk duduk di sampingku. Dia tersenyum kotak, kemudian menunjukkan secarik kertas bergambar seorang pria dengan mahkota bertuliskan 'Prince'.
"Kau harus ikut, Yebyul. Aku akan menjadi pangeranmu, lalu kita bisa berciuman untuk membuatmu bangun. Aku tidak mau peran puteri diambil oleh gadis lain karena aku hanya mau menciummu, bukan yang lain."
Aku melempari wajahnya dengan catatan sejarahku.
"Bermimpilah!"
..
..
Pada akhirnya, aku berperan menjadi penyihir.
PENYIHIR.
Kalian bisa bayangkan bagaimana buruknya rupaku dengan pakaian serba hitam dan topi berujung runcing yang berwarna hitam juga. Heol. Aku terlihat lucu melebihi ikan badut. Ini menggelikan. Aku jadi ingin mengadu pada ayah atas segala kesialan yang aku alami semenjak pindah ke sekolah laknat ini.
"Wow, penyihir!"
Taehyung berkata kejam sembari memandang penuh ejek kepadaku yang sedang memegang sapu lidi. Aku hanya mendengus, kemudian memutar kedua bola mata karena ada orang yang sedang merias wajahku.
"Aduh, kenapa make up saja tidak bisa membuat wajahmu jadi gelap?" gerutu wanita itu sembari mengolesi bedak gelap ke wajahku.
"Tapi, biarlah. Penyihir juga bisa berwajah pucat, 'kan?"
Wanita itu menghapus make up yang terdapat di wajahku. Ia menggantinya dengan bedak tipis dan lipstick berwarna merah darah. Kesannya aku benar-benar si Buruk Rupa Byul di sini.
"Wah, kita akan menjadi musuh, ya. Kau tidak boleh menyakiti Bona, wahai penyihir biadab!"
Taehyung berackting dramatis sembari menunjuk-nunjuk wajahku dengan jari telunjuknya yang panjang. Ia seolah menegaskan kembali bahwa ia adalah pangerannya di sini. Wanita yang merias wajahku sudah pergi untuk merias wajah Lee Bona, si puteri tidur yang amat cantik.
"Yebyul Sunbae!"
Aku berbalik dan mendapati Jeon Jungkook berlari mendekat sembari membawa sebucket bunga mawar.
"Aku senang karena kau menolak tawaran untuk menjadi pemeran utama, hehe. Ah, ini untukmu, Sunbae. Semoga berhasil, ya."
Aku tersenyum kecil, kemudian menerima bucket bunga mawar yang Jungkook berikan. Heol. Seharusnya bocah kelinci ini memberikannya setelah pertunjukan selesai.
"Terima kasih, Jungkook."
Pria itu lantas merapihkan rambutku yang sedikit berantakan. Ia juga menyelipkan anak rambutku di balik telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
vbyul.
Short StoryDilihat dari sudut pandang mana pun, Kim Taehyung tetaplah pria gila yang senang menggangguku dengan tingkahnya yang konyol-mirip anak gorila yang minta dihajar. Dia itu menyebalkan. Tidak jelas. Bodoh. Sepertinya semua sifat buruk terdapat dalam di...