Moon Star : His Side

3.5K 441 25
                                    

Keadaan di ruangan ini tampak terang kendati hari sudah malam. Namun, walaupun begitu, perpustakaan tampak kosong sekarang. Biasanya, ketika para guru sedang mengadakan rapat dadakan, mereka akan berbondong-bondong pergi ke perpustakaan untuk belajar. Berhubung ujian akhir sudah dekat, aku terpaksa harus menetap di ruangan ini selama beberapa jam ke depan. Ada beberapa hal yang tidak kumengerti pada pelajaran matematika. Itu membuatku pening sungguhan.

Aku melirik pada layar ponsel yang tengah menunjukkan pukul tujuh malam. Aku hanya punya beberapa waktu lagi untuk belajar. Aku baru saja hendak menamatkan lagi pandangan pada buku yang tengah kugenggam ketika tiba-tiba suara langkah kaki terdengar menggemai ruangan. Aku mengerjap, kemudian menoleh ke segala arah. Setelahnya, aku menangkap adanya bayangan di balik rak buku. Aku mengernyit, menerka itu adalah setan yang tengah berkeliaran.

"Oh, Moonbyul-ie!"

Sudah kubilang. Ada setan.

"Sedang apa kau di sini sendirian? Menjauhi keramaian, eum? Yah. Ini terlalu berlebihan. Sebaiknya kau pergi bersamaku. Kita pulang, eum." Dia tersenyum lebar sekali. Kemudian, kala mendapati aku yang hanya diam menatapnya, tiba-tiba ia mengusap tengkuk dan berjalan cepat ke arahku. "Kau tahu. Suasana perpustakaan saat malam sangat mengerikan."

Aku mendengus, kemudian kembali menamatkan pandangan pada buku pelajaran. Sedang dia tampak mengambil tempat untuk duduk di sampingku. Beberapa menit pertama, duduk di samping Kim Taehyung tidak berpengaruh apapun pada konsentrasiku. Namun, pada menit ke delapan, dia tampak risih karena kuabaikan. Dia pun menopang dagu dengan wajah yang sengaja ia hadapkan denganku.

"Moonbyul-ie," panggilnya. Aku melirik sedikit, kemudian kembali pada buku dalam genggaman. Namun, begitu menyadari sesuatu, aku menoleh kembali padanya yang tengah tersenyum samar kepadaku.

"Ada apa dengan matamu?" tanyaku merasa aneh. Tidak biasanya bola mata Taehyung terlihat kemerah-merahan dengan lingkaran hitam yang menghiasi area sekitar matanya. Itu membuatnya tampak seperti anak panda yang habis menangis. Tunggu–apa? Menangis?

Taehyung menghela panjang, kemudian kembali mengukir senyumnya. Sedang aku masih mengernyit menatapnya. Ini tidak biasa. Tapi Taehyung terdengar sedang menahan sesuatu. Ini hanya firasatku saja atau ... Taehyung memang habis menangis? Maksudku, dia tampak dalam keadaan buruk.

"Taehyung? Kau tidak apa? Apa kau sakit?"

Punggung tanganku terjulur untuk menyentuh keningnya yang tertutupi poni cokelat pekat. Sedang Taehyung tampak memejamkam matanya sejenak, kemudian kembali membukanya–terlihat penat. Netra kami bertemu. Berada dalam dimensi yang satu. Hingga aku menyadari ada sesuatu dalam netra kecokelatan itu. Dirinya seolah hendak menunjukkan sesuatu, tetapi acapkali ia mengurungkan hal itu. Tanpa sadar, aku menghela, kemudian menjauhkan punggung tanganku dari keningnya.

"Kau mempunyai masalah?"

"Bolehkah aku memelukmu? Aku janji takkan mengganggu. Kau bisa terus melanjutkan acara belajarmu," ujarnya terdengar lembut.

Aku mengerjap. Kemudian menganggukkan kepala pertanda tak keberatan. Toh, dia bilang takkan mengganggu. Lagipula, selain mencuri ciuman, Taehyung 'kan sering mencuri pelukan. Namun, kali ini ... ia meminta izinku? Maksudku ... ia benar-benar memintaku untuk menyerahkan pelukan secara cuma-cuma–tanpa ronta seperti biasa.

"Yah. Boleh saja asal kau–"

Aku bahkan belum menyelesaikan perkataanku, tetapi Taehyung telah memelukku terlebih dahulu. Ia memelukku dari pinggir sehingga aku masih bisa menghadap meja untuk fokus pada pelajaran selanjutnya. Dia tampak menyimpan kepalanya pada ceruk leherku–kebetulan hari ini aku mengikat rambut. Tangan panjangnya melingkar di perutku, kemudian sedikit membawaku untuk lebih dekat padanya. Aku sempat mengerjap sebelum kembali memfokuskan netra pada buku pelajaran dalam keadaan senyap.

vbyul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang