Flying Book

6.1K 629 17
                                    

Recomended Song : Luna (fx) feat Sunny (SNSD) - It's Me

Aku masih sibuk menggerutu ketika penjaga perpustakaan tiba-tiba datang dan menceramahiku mengenai larangan mengeluarkan suara keras di dalam perpustakaan. Oh astaga, adakah hal lain yang dapat membuatku lebih menderita hari ini?

"Ya, Seonsaengnim. Saya akan melakukan hukuman saya dengan baik."

Aku membungkuk memberi hormat setelah pria tua itu memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan kami. Setelah dia keluar, aku menghembuskan napas kesal. Jika saja si anak simpanse itu tidak menunjuk aku sebagai pelaku insiden poster mading tadi siang, pasti sekarang aku sudah pulang dan mengerjakan tugasku dengan nyaman di rumah. Astaga, mengingat kejadian itu membuatku membanting tongkat pel dengan keras.

"Kurasa aku harus pindah sekolah," tekadku. Namun aku tahu pasti bahwa hal itu tidak mungkin, ditinjau dari berbagai faktor, sungguh sangat tidak mungkin.

Sekali lagi, aku menghela napas panjang. Aku mengambil beberapa buku yang berada di meja perpustakaan, kemudian menempatkan kembali buku itu di tempatnya.

Saat aku ingin menempatkan buku sejarah, kepalaku mendongak menatap rak buku kelima yang berada cukup jauh di atas kepalaku. Aku mendengus. Aku lupa bahwa tangga yang biasanya berada di perpustakaan ini sedang diperbaiki karena kemarin Hoseok sunbae jatuh dari tangga tersebut saat memasang bola lampu hingga tangganya rusak parah.

"Baguslah, sekarang aku harus menempatkan buku ini di atas sana."

Aku berjinjit, tangan kananku yang menggenggam buku sejarah itu terulur untuk menempatkannya di sisi kosong dari rak kelima, tempat khusus buku sejarah kelas dua belas. Namun sial, aku tahu aku ini gadis payah, tetapi aku memiliki tinggi badan yang ideal untuk seorang gadis kelas sebelas. Namun ... mengapa rak ini tinggi sekali?!

Aku masih berusaha menempatkan buku itu di rak kelima saat merasa bahwa kedua sisi pinggangku diremas dan tubuhku terangkat sampai aku berhasil menempatkan buku itu di atas sana. Aku benar-benar terkejut sampai tidak sadar bahwa kedua kakiku belum menyentuh lantai.

"Ternyata tubuhmu seringan kapas walau kau senang makan ramyun di kantin."

Itu suara ... anak simpanse.

"Hei! Turunkan aku!"

Kedua mataku membulat ketika pria simpanse itu melepaskan pegangannya pada kedua sisi pinggangku tanpa aba-aba sampai kedua kakiku menyentuh lantai. Namun sialnya, lantai ini cukup licin karena sudah aku pel tadi, sehingga kakiku tergelincir dan lagi-lagi si anak simpanse ini yang menyelamatkanku dengan cara menahan tubuhku.

"Wow, wow, wow! Kim Byul, kau ini tidak sabaran sekali, ya."

Aku mengerutkan kening dengan kesal.

"Lepaskan!"

Aku berdiri dan melepaskan kedua tangannya yang tadi menahan tubuhku. Ah, Tuhan benar-benar ingin membuatku mati kutu di perpustakaan. Mengapa Tuhan malah mengirimkan Kim Tae si anak simpanse ini untuk menjadi penolongku tadi? Mengapa tidak Jungkook si adik kelas imut atau Park Jimin sunbae yang tampan. Sungguh, ini tidak adil!

"Kim Byul-ah ...."

Astaga, dia mulai merengek lagi! Dan apa itu Kim Byul? Aku Moon Yebyul!

Segera aku memunguti dua buku yang entah sejak kapan sudah berserakan tepat di samping kaki kananku. Aku mengacuhkan kehadiran si anak simpanse ini dan mulai menempatkan buku fisika kelas dua belas di rak ke tiga.

Astaga, apa lagi ini? Kedua mataku membulat detik itu juga ketika melihat buku sejarah kelas dua belas, lagi. Uh, mengapa para sunbae itu senang sekali meminjam buku sejarah?! Aku kesal sungguhan sekarang, jadi aku mencoba menempatkan buku itu di atas dengan cara yang sama, berjinjit.

"Jangan sentuh aku!" ujarku setelah merasa bahwa Taehyung menyentuh kedua sisi pinggangku, lagi.

"Kaupikir tubuhmu itu tinggi seperti namamu, huh? Sudah Moon, Byul pula. Sadarlah, sampai ayam jantan beranak kadal pun kau tidak akan pernah bisa meletakkan buku itu di atas tanpa bantuan tangga atau aku."

"Ayam jantan tidak beranak dan aku tidak peduli!"

Dia benar juga. Moon dalam bahasa Inggris berarti bulan, dan Byul dalam bahasa Korea berarti bintang. Dan ... namaku memang sama-sama berada di tempat yang paling tinggi, di luar angkasa.

"Moon Byul, buku sejarah tidak bisa terbang. Kau bodoh sekali."

Aku memekik ketakutan kala pria simpanse itu tanpa bersalahnya kembali mengangkat tubuhku.

"Cepat letakkan."

Aku membuka kedua mataku yang entah sejak kapan sudah terpejam. Aku segera menempatkan buku itu di samping buku sejarah lainnya.

"Kau ini keras kepala sekali, ya," ujarnya.

Dia menurunkan tubuhku, kali ini dengan cara yang lebih lembut, tidak seperti tadi. Namun anehnya, dia tidak melepaskan sentuhannya pada kedua sisi pinggangku meskipun kedua kakiku sudah menyentuh lantai sejak lima menit yang lalu.

"Moon Byul-ah ...."

Sudah kuduga ini akan terjadi. Jadi, aku diam saja dengan kedua tangan mengepal saat pria simpanse itu melingkarkan tangannya di pinggangku, membuat punggungku bersentuhan dengan dadanya. Aku menahan napas ketika hidungnya menyentuh permukaan kulit leherku dan itu menggelikan sekali.

"Kau masih marah?"

Tanpa sadar aku makin kesal ketika dia mengungkit hal itu. Padahal, yang merobek poster audisi band yang ada di mading itu dia sendiri, bukan aku.

"Aku merobeknya karena kau bilang poster itu warnanya kuning cerah dan itu mengganggu penglihatanmu. Untuk menunjukmu sebagai pelaku, aku minta maaf, aku hanya bercanda, tapi aku tidak tahu kalau kau akan diberikan hukuman seberat ini."

Haruskah aku terharu?

Tapi nyatanya memang demikian.

"Jangan pindah sekolah, aku kesepian tanpamu. Kau pasti akan berharap buku sejarah terbang lagi kalau tidak ada aku yang membantumu."

Tanpa sadar, aku tersenyum sembari menggenggam kedua tangannya yang melingkar di pinggangku. Ternyata, Kim Taehyung adalah seekor anak simpanse gila yang ... cukup polos.

"Jika aku pindah, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan memarahi kepala sekolah karena telah membiarkan bintang Kim Taehyung pergi."

Bintang? Aku?

"Kau terlalu berlebihan."

"Tetapi, sebelumnya aku akan meminta seribu ciuman perpisahan darimu."

Keningku mengernyit dan aku melepaskan pelukannya dengan kasar. Walaupun polos, tapi semua anak simpanse pasti idiot! Cabul!

"Kau idiot!"

Aku memukul kepalanya dengan keras sampai dia mengaduh kesakitan.

Rasakan!

"Tanpa kau pindahpun, aku pasti akan terus meminta seribu ciuman darimu, Moon Byul-ah!"

Dia benar-benar simpanse idiot, jadi aku memilih untuk meninggalkannya sendirian di perpustakaan.

Menyebalkan!

THE END

vbyul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang