Chapter 9 - Drunk

219 9 0
                                    

Thx for read my ff. Dont forget to add a comment and click "vote" in your wattpad. Love you:*

*

Niall' POV

Ting.. Tong..

Aku memencet bel apartemen. Zac langsung membuka pintu dan melihat kearah kami berdua dengan tatapan aneh. Dia melihat kami dari ujung rambut sampai ujung kaki. What's wrong?

"ada apa kau memandangi kami seperti itu?" tanya flo

"kalian berdua.. Kenapa kaya gitu?" zac menunjuk kearah tanganku yang merangkul flo.

"aa..aah gapapa" flo langsung melepas rangkulanku dan dia mendadak kehilangan keseimbangannya. Akupun menangkapnya, dan mata kamipun bertemu.

"EHEM! Udah selesai pacarannya?" goda zac

"diem lo" kataku sambil mencoba berdiri tegak lagi, begitupun flo

"haha.. yaudahlah, kalian berdua masuk dulu gih sana" ajak zac. Flo langsung masuk kedalam disusul olehku.

"flo, lo kenapa? Kok mukanya pucet gitu?" kata zac saat kami semua sudah duduk di sofanya.

"i..ini.. Tadi flo keujanan, terus gue bawa dulu ke basecamp. Baru, gue bawa kesini" jawabku

"oh, really? Apa kau masih merasa tidak enak badan flo?" kini zac beralih kepada flo. Flo hanya bisa mengangguk lemas.

"maafkan aku karna aku tidak menjaganya zac" ucapku. Sebenarnya, aku takut kalau kalau zac akan berkata yang tidak tidak.

"no no niall. It's okay. Aku mengerti keadaanmu. Lagian, sebagai kakak, aku juga seharusnya bertanggung jawab untuk menjaganya" balas zac cepat.

Fiiuuuhh. Syukurlah, kukira zac akan berkata lain. Ternyata, zac seorang kakak yang benar benar baik. Aku hanya tersenyum kearahnya dan berkata "thank you" cuma itu yang bisa kuucapkan padanya.

Tiba tiba saja, aku merasakan kepala flo jatuh di bahuku. Dan benar saja, dia tertidur dibahuku. Jujur, jantungku kini kembali berdegup kencang. Melihat flo tertidur dibahuku dengan begitu dekat. Aku masih bisa merasakan panas tubuhnya yang menempel dibahuku. Dia belum sepenuhnya sembuh.

"sebaiknya kau bawa dia ke kamar" kata zac. Aku menangguk. Aku langsung menggendongnya, dan menidurkannya di kamarnya. Lalu menyelimutkannya hingga menutupi lehernya. Tidak lupa aku menyalakan penghangat ruangannya. Aku menatapnya sejenak. Melihat pahatan wajah yang begitu sempurna dibuat oleh tuhan. Pahatan yang polos, tetapi cantik. Hingga akhirnya aku mencium keningnya dan berkata "get well soon, love"

Aku meutup pintu kamarnya dengan hati hati. Lalu berpamitan dengan zac untuk segera pulang. Zacpun mengantarku hingga depan apartemennya.

"aku tau kau sangat mencintainya niall" kata zac. Bisa kurasakan mukaku yang memerah karena ucapannya barusan.

"baiklah kalau begitu, sampai jumpa lagi" kata zac. Aku tersenyum dan melambaikan tanganku padanya.

Clame's POV

Aku berjalan menuju rumahku melewati apartemen london. Tepat pada saat aku hampir melewatinya, aku melihat mobil niall masuk kedalamnya. Karna penasaran, aku menunggu diluar karna pejalan kaki sepertiku tidak diperbolehkan masuk sembarangan.

15 menit kemudian, mobilnya keluar. Ini kesempatanku! Aku melambai-lambaikan tanganku di depan mobilnya. Niallpun memberhentikan mobilnya didepanku.

"clame? Ada apa?" tanyanya sambil membuka jendela

"bisakah kau mengantarkan aku ke club, niall?" pintaku

"sure! Masuklah" niall mengangguk dan tersenyum padaku.

I'm in Love With You [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang