Once again, thank you for you all of my readers! Ily:*<3
*
Niall's POV
Seneenngg banget kemaren bisa megang tangannya flo. Lembut bangeet. Aku gapeduli kalo banyak paparazi yang foto fotoin. Yang penting aku bisa gandeng tangan dia kaya gitu. Dan reaksinya flo biasa aja lagi! Emang sih, awalnya dia kaget gitu, cuma jadi biasa lagi.
Hari ini aku masuk kuliah pagi. Udah kangen banget sama kampus inii. Yaa soalnyakan aku juga udah gamasuk kampus selama seminggu akibat yang kata flo itu loh *gapenting*
Saat aku pengen menuju kelas, tiba tiba kaya ada suara tamparan gitu. Tapi aku gatau itu dimana. Pas udah ketemu dimana arah sumber suara tersebut, aku cuman ngeliat flo lagi nutupin mulutnya. Abis gitu pergi.
Aku mencoba menyusul dia yang ternyata berhenti di bawah pohon taman. Otomatis, aku langsung nyamperin dia dan meluk dia.
"flo? Kamu gapapa? Kamu kenapa nangis?" tanyaku khawatir. Flo tidak menjawab, tetapi dia membalas pelukanku
Aku bisa merasakan detak jantungku yang sudah tak terkendali lagi. Nafas flo yang tersengal mudah sekali terasa di dadaku. Aku bisa merasakan air matanya yang mulai membasahi bajuku.
Oh God, aku tidak bisa melihatnya menangis seperti ini. Aku memang tidak tahu apa yang terjadi sampai membuatnya menangis seperti ini.
Aku hanya bisa mengelus rambutnya yang sudah tidak rapih lagi. Aku juga hanya bisa memeluknya dengan erat dan menggenggam tangannya hingga dia merasa baikan.
15 menit sudah dia menangis. Lalu mulai melepaskan pelukanku.
"feel better now?" tanyaku hati hati. Dia hanya mengangguk.
"kau bisa bercerita padaku kapan saja bila itu bisa membuatmu merasa lega"
Dia hanya kembali menganggukan kepalanya.
"niall, aku hanya bisa bilang kalau.. Kalau sebaiknya kita jangan bertemu dulu.."
Aku membelalakkan mataku. Hanya bisa terdiam seperti patung.
Apa aku tidak salah dengar? Flo mengucapkan kata kata seperti itu? Ya Tuhan, baru saja aku merasa senang, kenapa harus merasakan rasa ini lagi?
"k-kau tidak bercan-" she cut me off
"tidak niall. Aku serius. Aku tau ini sangat berat bagiku dan bagimu. T-tapi, kita harus. Hanya untuk 2 bulan kedepan.." lanjutnya sambil menhapus air matanya.
Kini malah aku yang akan menangis mendengar ucapannya.
"a-apa? 2 bulan? Tapi kenapa flo? Kenapa? Apa kau benci kepadaku? Apa aku berbuat salah? Flo, 2 bulan itu bukan waktu yang sangat singkat bagiku untuk tidak bertemu denganmu" kataku.
"maaf niall, a-aku belum bisa menjelaskannya sekarang. See ya" dia langsung berdiri dan berjalan memunggungiku. Dengan cepat, aku menarik tangannya dan menarik dia kembali dipelukanku.
"flo, a-aku tidak bisa. 2 bulan itu waktu yang sangat lama. Dan 1 bulan lagi, aku akan memulai tur.." kataku. Dia mulai menangis kembali.
"Flo, aku mohon.." lirihku
"i'll miss you so much niall. Sorry. I gotta go" itu kata terakhir yang kudengar dari mulutnya. Dia melepaskan pelukanku dan berlari menuju kelasnya.
Sungguh, hatiku sangat sakit mendengar dia mengucapkan kata kata tadi. Ingin sekali rasanya aku berlari dan berteriak sekeras kerasnya.
Aku juga sudah mulai melanggar janjiku dengan zac untuk menjaga flo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in Love With You [ON HOLD]
FanfikceFlourance Jansen atau biasa dipanggil Flo mendapat beasiswa untuk bersekolah di University of London. Berawal dari makanan, Flo bertemu sesosok pria yang belum pernah ia lihat sama sekali. Mulai dari hari itu, ia merasa hatinya mulai bergetar menand...