Acara berakhir setelah penampilan seluruh penari ballet dalam satu panggung. Mengagumkan. Dokyeom tak menyangka menyaksikan penari-penari ballet akan semenyenangkan ini.
Ketika mereka keluar dari gedung, sebuah mobil behenti tepat di depan mereka. Memotong langkah mereka.
"Eomma?"
Kaca mobil bercat hitam itu terbuka. Di dalamnya seorang wanita dengan mantel bulu putihnya melepas kacamata hitam yang dikenakannya. Baru ia keluar setelahnya.
Yuju tak mengira wanita dengan gaya mewah itu adalah ibu dari Dokyeom.
Pikirannya kalut ketika Dokyeom memanggil wanita itu 'eomma'.
Walaupun tak ingin ambil pusing, Yuju mengakui kalau ia masih berharap kalau lelaki itu adalah Seokmin. Tapi nyatanya, seseorang yang dipanggil 'eomma' olehnya bukanlah Lee Ahjumma yang ia kenal.
"Acaramu sudah selesai, sayang? Ayo kita pulang" eommanya sudah bersiap membuka pintu.
Dokyeom melirik Yuju di sebelahnya. Ia tahu gadis itu mungkin merasa tidak dianggap disana.
"Eomma, ini temanku yang waktu itu aku ceritakan. Choi Yuju"
Yuju sedikit tersentak karen tiba-tiba Dokyeom menyebut dirinya. Padahal sudah seharusnya dia masuk ke dalam mobil.
Dengan sopan, Yuju membukkukan badannya, "Annyeonghaseyo, Choi Yuju imnida"
"Oh Ya Tuhan, aku melupakanmu. Bangawoyo Yuju-ya"
Cukup singkat untuk sebuah perkenalan.
Hanya dengan melihatnya saja Yuju dapat menebak kalau Dokyeom mungkin sedikit 'dipaksa' oleh eommanya. Tipikal seorang yang penuntut.
"Eomma, boleh aku pergi dengan Yuju. Aku ingin mentraktirnya makan. Dia baru saja memenangkan lomba"
Untuk yang kesekian kalinya Yuju terkejut dengan ucapan Dokyeom.
Basa basi macam apa itu, pikir Yuju.
Yuju memukul pelan kaki Dokyeom dengan tongkatnya,
"Ya! Siapa maksudmu yang menang lomba? Kau pikif aku menang lomba macam apa, huh?" Bisik Yuju di balakang telinga Dokyeom.
"Dia juara satu lomba paduan suara di sekolah. Makanya dia bergabung dengan tim orkestra kami" tambah Dokyeom.
Kim Ahjumma terlihat sedikit tertarik dengan pembicaraan mereka.
"Benarkah? Bagus sekali. Kalau begitu, masuklah. Kita akan cari restaurant yang enak untuk merayakan kemenangan Yuju"
Wah, sulit dipercaya bagi seorang Yuju.
Ia mendengus sebal, dan melempar tatapan sengit pada Dokyeom yang hanya menyengir seperti kuda.
□ • □ • □ • □ • □
"Kalian terlihat cukup dekat " komentar Kim Ahjumma melihat interaksi antara anaknya dan Yuju.
Dirinya memang tidak pernah melihat Dokyeom dekat dengan gadis manapun. Pertama kali baginya.
Mereka ada di salah satu restoran di daerah Gangnam.
Bukan selera Yuju untuk menghabiskan uang di daerah tersebut. Tetapi Dokyeom memintanya untuk menurutin apa kayak eommanya.
"Aniyo, Dokyeom sering membantuku berjalan"
"Jinjjaya? Kau berkembang cukup jauh Dokyeom-ah. Terimakasih Yuju-ya sudah membantu Dokyeom"
"Dengan senang hati" ia melempar senyum terbaiknya untuk wanita yang baru saja ia kenal di depannya.
"Eomma, boleh aku bertanya?"
Dokyeom meletakkan sendok dan garpunya. Menegapkan duduknya seperti mengambil ancang-ancang.
Ekspresi wajahnya juga berubah serius.
"Hm? Katakan apa saja" wanita itu sangat sabar, penuh kekhawatiran, namun juga penuh tuntutan.
Setelah meyakinkan dirinya, Dokyeom besuara.
Sepertinya ini saat yang tepat baginya untuk menentukan hidupnya sendiri. Di hadapan dua orang saksi hidupnya.
"Sebenarnya aku ini siapa? Kenapa aku selalu merasa kalau aku menjadi diri orang lain? Apa aku pernah melewakan sesuatu. Seperti, sebagian dari hidupku hilang"
Kedua orang yang mendengarkan ucapannya tak bergeming.
Si wanita, tubuhnya menegang. Nyaris tersedak oleh udara yang ia hidup sendiri. Ia tak menyangka pertanyaan seperti itu akan keluar dari mulut lelaki yang ia besarkan selama ini.
Sedangkan yang satu lagi, si gadis, memperhatikan temannya itu tanpa bekedip.
Manik matanya begetar. Kukunya saling menjentik pertanda ia tak tenang.
Ada sesuatu yang salah disini. Hampir, ia hampir sampai pada akar masalahnya.
Dokyeom masih menunggu reaksi ucapan yang keluar dari mulut kedua wanita di depannya. Seolah-olah hidupnya ditentukan hari ini.
Ia harus tahu. Harus segera tahu. Siapa dirinya sebenarnya.
☆ ○ ☆ ○ ☆
.
.
.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLINE | DK × YJ [✔]
FanficChoi Yuju, gadis itu tidak pernah menyesal mendapat petaka karena laki-laki seperti Dokyeom. Karena ia tahu, sebagian hidupnya berada di belakang lelaki itu. Disembunyikan oleh ingatan lelaki itu yang membeku. • • • • • •...