●○ 31 : Hope ○●

1.1K 161 20
                                    

"Kotak itu..."

Yuju tercekat melihat kotak besar di pangkuan Dokyeom.

Kotak itu berisi dua buah botol kaca dengan kertas di dalamnya.

Sebuah kapsul waktu.

Mereka membuka isi botol itu dan membacanya.

"Haish ini memalukan" keluh Yuju.

Kapsul waktu yang dulu pernah mereka tulis. Yuju tidak menyangka kalau mereka benar-benar membukanya.

Dokyeom menggeser kotak, "Aku baru merasa menjadi diriku sendiri sekarang," gumamnya.

"Rasanya... aneh. Tapi menyenangkan. Akhirnya semuanya jelas. Dan kapsul ini―" Dokyeom menatap secarik kertas yang mulai menguning itu. 

"―Apa harapanmu sudah tercapai semua?" Tanya Dokyeom tanpa mengalihkan pandangannya pada tulisan tangannya.

"Belum semua. Tapi hampir. Tinggal harapan terakhir"

"Apa yang kau tulis?"

Yuju diam. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya.

"Kau akan tahu sendiri nanti"

Dokyeom mengintip sekilas tulisan gadis itu ketika lengah.

Sebelah bibirnya tertarik ke atas ketika berhasil membacanya.

"Aku rasa aku tidak perlu mewujudkan semua yang aku tulis. Tapi mengetahui keadaan sudah kembali saja, itu lebih dari cukup. Aku seperti kembali"

Yuju menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Dokyeom. Senyum yang sejak tadi ada dibibirnya tak luntur. Justru semakin menjadi.

"Selamat datang kembali, Lee Seokmin"

Di balik manik mata Yuju, sejuta ketulusan tertera jelas. Yuju mengucapkan kata itu dari dalam hatinya.

Mendengar gadis itu menyebut nama aslinya membuat jantungnya berpacu.

Ia sembuh. Seutuhnya.

Semuanya kembali. Ingatannya, kenangannya, dan perasaannya.

Diluar rencananya, Dokyeom bergerak secepar kilat. Mendekatkan tubuhnya ke arah Yuju yang tak sempat menghindar. Mempertemukan permukaan bibirnya pada bibir lembab gadis itu.

Tidak lama. Hanya sebuah kecupan singkat yang tak akan sempat tercerna oleh otak. Tapi berhasil membuat mata Yuju membulat sempurna.

Tubuh gadis itu seperti dikelilingi oleh bongkahan es kutub utara. Membeku.

Jeda setelahnya, Dokyeom menarik Yuju kedalam pelukannya. Memposisikan dagunya di bahu Yuju sambil merengkuh gadis itu erat-erat.

"Maaf. Aku tahu kau terkejut. Tapi aku hanya ingin mengatakan terima kasih,"

Hembusan napas Dokyeom sangat terasa menyapu bahunya. Menggelitik, "Gomawoyo, karena telah membantuku selama ini. Gomawo Yuna-ya" bisik Dokyeom yang terdengar jelas di telinganya.

Dia memanggilku Yuna

Yuju terlalu fokus pada kalimat yang Dokyeom ucapkan. Hingga ia menyadari ada sesutu yang salah.

Kapsul waktu milik Dokyeom. Ia melihatnya.

Harapan terakhir lelaki yang masih memeluknya itu.



Aku harap aku bisa mengatakan perasaanku pada Yuna dan dia menerimanya.

SKYLINE | DK × YJ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang