*Tulisan tebal miring = flashback
Tok tok..
"Masuklah― omo! Yuju-ya, neon wae geurae?"
Dengan perlahan, Yuju menutup pintu yang cukup besar itu dan menuntun jalannya dengan tongkat yang menyangga lengannya.
Perhatian seisi ruangan itu kini tertuju padanya.
Mimpi buruk akan menghantui club ballerina mereka.
"Aku ingin membicarakan sesuatu, sonsaengnim"
"Yuju-ya, kau tidak akan bilang kalau kau ingin mundur kan?" terka gurunya itu.
Ia tidak akan rela kehilangan salah satu penari terbaik club mereka.
Berbagai proyek besar sudah mengambang di kepalanya.
Sayangnya hal itu harus terhenti lantaran muridnya itu tersenyum. Ia berharap tak pernah melihat senyum itu.
"Mohon pengertiannya sonsaengnim. Berada disini bersama kalian sangat menyenangkan. Butuh waktu lama untukku melepas perban ini. Aku tidak mungkin hanya menjadi bagian dari kalian tanpa bekerja sedikitpun"
"Berjanjilah setelah kau sembuh kau akan kembali" mata gurunya itu berkaca-kaca.
Yuju sudah seperti anak baginya. Kehilangan anak emasnya sama saja kehilangan separuh energinya.
"Eonni, kalau kau tidak ada, siapa yang akan membantuku nanti?" seorang anak kecil― sekitar 12 tahun menatap sedih ke arahnya.
"Aigoo, Somi-ah, aku tidak benar-benar pergi. Eonni akan kemari sesekali. Membantumu berlatih. Aracchi? Fightinghaja!"
Yuju sendiri sebenarnya tak sampai hati menarik dirinya dari club yang membesarkan namanya.
Ia dikenal sebagai Choi Yuju, sang angsa cantik dengan tariannya.
Setelah mengutarakan maksud dan tujuannya, Yuju pamit.
Ia akan semakin sedih jika terlalu lama berada di ruangan dengan dinding cermin itu.
"Choi Yuju!" seseorang menyerukan namanya ketika tubuhnya berbalik sempurna.
"Dokyeom-ah? Wae yeogisseo?" (Kenapa kau disini?)
Lelaki itu bersandar di dinding koridor dengan headphone yang melingkari lehernya.
Dokyeom menghampir Yuju agar gadis itu tidak kesulitan berjalan ke arahnya.
Dokyeom mengeluarkan selembaran dari dalam tasnya.
"Mwoya ige?" tanya Yuju memperhatikan secarik kertas it
Sebuah undangan untuk bergabung tim orkestra sekolah.
"Kau mengikutiku kemari hanya untuk memberikan ini?"
"Aku tahu kau akan mengundurkan diri dari club ballet itu. Setidaknya, kau bisa mempunyai aktivitas lain untuk mengisi waktu kosongmu"
"Tapi... aku tidak bisa bermain alat musik"
"Kau bisa menyanyi? Kita juga memiliki bagian untuk paduan suara. Aku ada di bagian itu"
"Entahlah... tapi akan ku coba. Gomawo" Yuju menarik kedua sudut bibirnya dan mulai menuntun tongkatnya melewati Dokyeom.
"Jamkkan! Yuju-ya..." Dokyeom berlari kecil ke arah Yuju.
"Biar kuantar ke depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLINE | DK × YJ [✔]
Hayran KurguChoi Yuju, gadis itu tidak pernah menyesal mendapat petaka karena laki-laki seperti Dokyeom. Karena ia tahu, sebagian hidupnya berada di belakang lelaki itu. Disembunyikan oleh ingatan lelaki itu yang membeku. • • • • • •...