Hari ini, sebenarnya adalah jadwal mereka kembali ke Seoul.Tapi sebelumnya, Yuju ingin berkunjung ke suatu tempat. Tempat favoritnya dulu.
Sebuah toko kue.
Lonceng di atas pintu toko berbunyi ketika tangan Dokyeom membukakan pintunya untuk Yuju. Membiarkan gadis itu berjalan duluan di depannya.
"Annyeonghaseyo imonim.." (halo bibi)
Suara manis Yuju menyapa seseorang yang sedang berkutat dengan sebuah buku di meja kasir.
Senyum wanita tua itu merekah secerah bunga-bunga musim semi. Melihat dua anak muda berdiri di depannya.
"Omona... Yuna-ya? Seokmin-ah? Aigoo... kurcaci kecilku Ya Tuhan" Yuju tertawa mendengar ucapan Hong imo.
Dia memang sudah tidak semuda dulu. Beberapa kulit di wajahnya sudah menunjukkan kerutan dan garis wajah. Rambutnya yang sudah memutih di beberapa sisi. Tapi dari cara bergeraknya, bisa dikatakan lebih lincah dari usianya.
Wanita dengan pakaian pegawai toko itu keluar dari meja kasir, berhambur memeluk Yuju.
"Omo... aku hampir tidak mengenali kalian. Kalian tumbuh dengan baik rupanya. Kau semakin cantik Yuna-ya" sambil mengusap pipi Yuju, Hong Ahjumma menuntun mereka untuk duduk di salah satu bangku.
Toko itu cukup sepi. Mungkin karena mereka datang saat masih pagi.
Harum aroma kue yang baru keluar dari panggangan menjadi parfum wajib di ruangan itu.
"Ada apa dengan kakimu?"
"Ah.. ini. Hanya sebuah kecelakaan ringan. Tidak masalah, sebentar lagi juga sembuh"
Selama itu, Dokyeom membiarkan Yuju mendominasi obrolan. Mungkin ia hanya perlu mengingat-ingat tempat itu. Ia butuh waktu itu.
Rangkaian dari wisata terapi-nya.
"Seokmin-ah... kenapa kau diam saja? Dulu kau berisik sekali kalau kemari. Kau sedang sakit?"
"Aniyo imonim. Aku hanya sedang mengingat-ngingat dulu, saat aku dan Yuna kemari hehe"
"Ya... kalau dipikir-pikir lagi, kalian berdua sangat lucu dulu. Aku hampir kewalahan setiap kalian kemari berdua. Masuk ke dapur. Mengambil potongan strawberry. Menyelupkan tangan kalian ke coklat panas. Menghamburkan tepung. Ckckck... kalian sangat menyusahkan dulu"
Ya, Yuju mengakui kalau saat-saat itu pasti menyusahkan bagi Hong Ahjumma. Mengingat tingkah mereka yang keterlaluan.
Tapi bagaimana dengan Dokyeom?
Sepertinya lelaki itu tengah berusaha mencari bagian mana dari ingatannya.
Sorot matanya beredar ke seluruh penjuru ruangan yang dihiasi etalase kue tart dan kaleng-kaleng kue kering. Lalu berhenti di sebuah kaleng yang lebih besar di sudut ruangan.
Dia mengingatnya. Kaleng kue itu.
"Eomaa!!!!! Aku mau ini. Aku mau chocoball ini"
"Seokmin-ah, kau sudah menghabiskan setengah kaleng itu. Nanti gigimu sakit. Apa kau mau ada ulat yang menggerogoti gigimu?"
"Hue..... tapi aku mau chocoball!!!"
"Seokmin-ah..."
"Hue.. eomma... "
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLINE | DK × YJ [✔]
FanfictionChoi Yuju, gadis itu tidak pernah menyesal mendapat petaka karena laki-laki seperti Dokyeom. Karena ia tahu, sebagian hidupnya berada di belakang lelaki itu. Disembunyikan oleh ingatan lelaki itu yang membeku. • • • • • •...